Bekasi (Antaranews Megapolitan) - Asosiasi Real Estate Broker Indonesia (Arebi) Cabang Bekasi, Jawa Barat, menilai transaksi bisnis properti  dengan harga di atas Rp1 miliar pada tahun politik 2018 di wilayah setempat dirasakan lesu.
   
"Khususnya bagi bisnis properti jenis rumah, ruko, maupun apartemen," kata Ketua DPC Asosiasi Real Estate Broker Indonesia (Arebi) Bekasi, Yohan Yan, di Bekasi, Jumat.
   
Lesunya transaksi properti tersebut menyasar konsumen dengan nilai transaksi seharga di atas Rp1 miliar.
   
Menurutnya, mayoritas konsumen properti di atas harga Rp1 miliar merupakan kalangan investor.
   
Saat ini, kata dia, investor masih memetakan untung-rugi bisnisnya di Bekasi karena kondisi di tahun politik pada 2018.
   
Namun demikian berbeda dengan kondisi penjualan properti dengan harga dibawah Rp1 miliar, seperti rumah tapak.
   
"Permintaan jenis properti ini di Bekasi cukup tinggi," katanya.
   
Oleh karena itu, pengembang properti di Bekasi mayoritasnya berjualan rumah di kisaran harga antara Rp250 jutaan sampai Rp500 jutaan per unit.
   
"Tak hanya pengembang kecil, tetapi juga pengembang besar seperti ISPI Group. Bekasi itu pasarnya landed house, karena itu yang menyerap pasar. Permintaan dari end user sangat tinggi,” katanya.
   
Berbeda halnya dengan wilayah Jakarta, kata dia, penjualan properti dengan harga diatas Rp1 miliar cukup bagus pada tahun politik.
   
Ia menambahkan, penjualan properti dengan harga di atas Rp1 miliar di Bekasi diprediksi akan mulai bangkit pada semester kedua 2018.
   
“Tentunya dengan adanya kebijakan-kebijakan yang memihak pada bisnis properti,” katanya.

Pewarta: Andi Firdaus

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018