Metro, Lampung (Antaranews Megapolitan) - E-Warong di Kota Metro Provinsi Lampung telah menggunakan Aplikasi Kasir.
Demikian disampaikan oleh Kepala Dinas Sosial Provinsi Lampung, Sumarju Saeni setelah melakukan bimbingan lanjut E-warong, di Kota Metro, Provinsi Lampung, Sabtu 23/06/2018.
Sumarju menjelaskan, pergeseran bansos pangan dari Beras Sejahtera (Rastra) ke Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT) di Provinsi Lampung oleh Kemensos, dijadwalkan dilaksanakan secara bertahap.
Kegiatan diawali dari Kota Bandarlampung pada tahun 2017 bersama 44 kabupaten/kota lainnya di Indonesia ditetapkan sebagai lokasi uji coba BPNT.
Selanjutnya, pada bulan Mei 2018 Kota Metro Lampung dengan jumlah Keluarga Penerima Manfaat (KPM) sebanyak 6.087 orang.
Menyusul pada tahun 2018 ini di Kabupaten Lampung Tengah dan Kabupaten Lampung Selatan.
Perlu memanfaatkan aplikasi kasir
Sumarju menjelaskan lebih lanjut, belajar dari pengalaman pelaksanaan BPNT di Kota Bandarlampung dengan tidak mengesampingkan kelebihannya, serta dengan pertimbangan perkembangan teknologi yang sangat pesat di era masa kini, maka e-warong dipandang perlu memanfaatkan aplikasi kasir, atau biasa dikenal dengan (Point of Sales).
Aplikasi kasir ini dapat menggantikan cash register manual yang biasanya digunakan.
Aplikasi kasir ini diharapkan agar e-warong dapat berjalan lancar, bermanfaat terhadap pembelajaran anggota, peningkatan pendapatan KPM, dan tertib administrasi dalam penyelenggaraan e-warong.
"Maka pengelolaan e-warong di Kota Metro, yakni dengan menggunakan aplikasi kasir," ujarnya.
Ketua Kube Karya Bersama, Ekawati mengatakan, pada awalnya pihaknya tersiksa menggunakan komputer dan barcode, sekarang sudah sedikit bisa dan memang sangat membantu. Hal itu ditimpali juga oleh Maisyaroh, yang juga anggota Kube.
"Maklumlah pendidikan kami cuma SMP. Kebiasaanya cuma memasak dan ngurus anak. Dengan komputer belum pernah kenal," imbuhnya.
Dengan memakai aplikasi kasir, maka manfaat yang dirasakan oleh anggota Kube antara lain pembukuannya lebih tertib, stok barang segera diketahui, dan pengendalian kas, serta lebih efisien.
"Dengan aplikasi kasir kita banyak terbantu, seperti stok barang mudah terpantau, pembukuan keuangan cepat, dan juga keuntungannya mudah diketahui," kata Maisyaroh lagi.
Akan ditambah sebanyak 10 kelompok
Kepala Seksi Pemberdayaan Fakir Miskin Perkotaan Dinas Sosial Provinsi Lampung Yulyila Eva menginformasikan bahwa jumlah e-warong di Kota Metro sebanyak sembilan kelompok, dan semuanya sudah memakai aplikasi kasir.
"Mengingat jumlah e-warong masih dipandang kurang mampu melayani KPM penerima BPNT apalagi melayani masyarakat yang pembeliannya secara tunai, maka telah direncanakan pada tahun ini juga akan ditambah sebanyak 10 kelompok," katanya.
Pertemuan yang penuh dengan kekeluargaan dalam suasana Halal
Bihalal itu dihadiri oleh 50 orang anggota e-warong, dan 15 orang Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK), dan Pekerja Sosial Masyarakat (PSM). (RLs/Humas Prov/Ppid-Dinsos Lampung).
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018
Demikian disampaikan oleh Kepala Dinas Sosial Provinsi Lampung, Sumarju Saeni setelah melakukan bimbingan lanjut E-warong, di Kota Metro, Provinsi Lampung, Sabtu 23/06/2018.
Sumarju menjelaskan, pergeseran bansos pangan dari Beras Sejahtera (Rastra) ke Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT) di Provinsi Lampung oleh Kemensos, dijadwalkan dilaksanakan secara bertahap.
Kegiatan diawali dari Kota Bandarlampung pada tahun 2017 bersama 44 kabupaten/kota lainnya di Indonesia ditetapkan sebagai lokasi uji coba BPNT.
Selanjutnya, pada bulan Mei 2018 Kota Metro Lampung dengan jumlah Keluarga Penerima Manfaat (KPM) sebanyak 6.087 orang.
Menyusul pada tahun 2018 ini di Kabupaten Lampung Tengah dan Kabupaten Lampung Selatan.
Perlu memanfaatkan aplikasi kasir
Sumarju menjelaskan lebih lanjut, belajar dari pengalaman pelaksanaan BPNT di Kota Bandarlampung dengan tidak mengesampingkan kelebihannya, serta dengan pertimbangan perkembangan teknologi yang sangat pesat di era masa kini, maka e-warong dipandang perlu memanfaatkan aplikasi kasir, atau biasa dikenal dengan (Point of Sales).
Aplikasi kasir ini dapat menggantikan cash register manual yang biasanya digunakan.
Aplikasi kasir ini diharapkan agar e-warong dapat berjalan lancar, bermanfaat terhadap pembelajaran anggota, peningkatan pendapatan KPM, dan tertib administrasi dalam penyelenggaraan e-warong.
"Maka pengelolaan e-warong di Kota Metro, yakni dengan menggunakan aplikasi kasir," ujarnya.
Ketua Kube Karya Bersama, Ekawati mengatakan, pada awalnya pihaknya tersiksa menggunakan komputer dan barcode, sekarang sudah sedikit bisa dan memang sangat membantu. Hal itu ditimpali juga oleh Maisyaroh, yang juga anggota Kube.
"Maklumlah pendidikan kami cuma SMP. Kebiasaanya cuma memasak dan ngurus anak. Dengan komputer belum pernah kenal," imbuhnya.
Dengan memakai aplikasi kasir, maka manfaat yang dirasakan oleh anggota Kube antara lain pembukuannya lebih tertib, stok barang segera diketahui, dan pengendalian kas, serta lebih efisien.
"Dengan aplikasi kasir kita banyak terbantu, seperti stok barang mudah terpantau, pembukuan keuangan cepat, dan juga keuntungannya mudah diketahui," kata Maisyaroh lagi.
Akan ditambah sebanyak 10 kelompok
Kepala Seksi Pemberdayaan Fakir Miskin Perkotaan Dinas Sosial Provinsi Lampung Yulyila Eva menginformasikan bahwa jumlah e-warong di Kota Metro sebanyak sembilan kelompok, dan semuanya sudah memakai aplikasi kasir.
"Mengingat jumlah e-warong masih dipandang kurang mampu melayani KPM penerima BPNT apalagi melayani masyarakat yang pembeliannya secara tunai, maka telah direncanakan pada tahun ini juga akan ditambah sebanyak 10 kelompok," katanya.
Pertemuan yang penuh dengan kekeluargaan dalam suasana Halal
Bihalal itu dihadiri oleh 50 orang anggota e-warong, dan 15 orang Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK), dan Pekerja Sosial Masyarakat (PSM). (RLs/Humas Prov/Ppid-Dinsos Lampung).
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018