Bogor (Antaranews Megapolitan) - Diet merupakan salah satu tren yang sedang terjadi di masyarakat saat ini. Kesalahan dalam melakukan diet dapat menyebabkan permasalahan kurangnya gizi serta mendorong terjadinya penyakit degeneratif.
Prevalensi kurang terpenuhinya gizi dalam diet banyak terjadi pada masyarakat yang mengkonsumsi pangan dengan kadar pati tinggi seperti beras, jagung, dan gandum. Serealia tersebut memiliki kandungan protein dan nutrisi mikro yang rendah, dan kandungan glikemiknya tinggi yang dapat menyebabkan timbulnya diabetes tipe 2.
Berangkat dari hal itu, tiga mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) mencoba mencari bahan pangan yang aman untuk diet. Mereka melakukan analisis mutu gizi biji hotong. Mereka adalah Moh. Nailun Ni'am, Lusi Guntari, dan Winda Komala.
“Hotong merupakan tanaman pangan yang belum dimanfaatkan dengan optimal. Hotong ini memiliki keunggulan baik dari segi agronomis maupun mutu gizinya. Dari segi agronomis, hotong tidak membutuhkan air dan unsur hara dalam jumlah yang tinggi sehingga cocok dengan jenis lahan suboptimum utamanya jenis lahan arid yang masih banyak dan belum dimanfaatkan di Indonesia,” ujar Nailun, selaku Ketua Penggagas.
Dari segi mutu gizi, hotong memiliki indeks glikemik yang rendah, protein dan seratnya tinggi, memiliki sifat antioksidan, serta kadar karbohidratnya setara dengan serealia yang lain. Maka dari itu mereka mencoba memanfaatkan hotong menjadi pangan fungsional untuk diet.
Dengan bimbingan dari Dr. Sintho W. Ardie, S.P., M.Si., Staf Pengajar di Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian IPB, ketiga mahasiswa tersebutmelakukan analisis kandungan gizi dari beberapa genotipe hotong dan membuat formulasi produk olahan hotong berupa kukis.
Penelitian tentang hotong ini termasuk salah satu Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Penelitian (PKM PE)Tahun 2018 dengan judul penelitian “Profil Mutu Gizi Hotong (Setaria italica (L.) Beauv.) dan Prospeknya sebagai Bahan Pangan Fungsional”.
Nailun dan kawan-kawan berharap hasil penelitian mereka dapat memberikan informasi formulasi hotong dalam pembuatan produk olahan pangan fungsional. “Kamiberharap hotong mulai bisa diaplikasikan ke dalam produk pangan secara komersial dan mutu gizi yang ada di hotong bisa dispesifikasikan terhadap beberapa jenis bahan fungsional tertentu,” tambahnya. (NIRS/Zul)
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018
Prevalensi kurang terpenuhinya gizi dalam diet banyak terjadi pada masyarakat yang mengkonsumsi pangan dengan kadar pati tinggi seperti beras, jagung, dan gandum. Serealia tersebut memiliki kandungan protein dan nutrisi mikro yang rendah, dan kandungan glikemiknya tinggi yang dapat menyebabkan timbulnya diabetes tipe 2.
Berangkat dari hal itu, tiga mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) mencoba mencari bahan pangan yang aman untuk diet. Mereka melakukan analisis mutu gizi biji hotong. Mereka adalah Moh. Nailun Ni'am, Lusi Guntari, dan Winda Komala.
“Hotong merupakan tanaman pangan yang belum dimanfaatkan dengan optimal. Hotong ini memiliki keunggulan baik dari segi agronomis maupun mutu gizinya. Dari segi agronomis, hotong tidak membutuhkan air dan unsur hara dalam jumlah yang tinggi sehingga cocok dengan jenis lahan suboptimum utamanya jenis lahan arid yang masih banyak dan belum dimanfaatkan di Indonesia,” ujar Nailun, selaku Ketua Penggagas.
Dari segi mutu gizi, hotong memiliki indeks glikemik yang rendah, protein dan seratnya tinggi, memiliki sifat antioksidan, serta kadar karbohidratnya setara dengan serealia yang lain. Maka dari itu mereka mencoba memanfaatkan hotong menjadi pangan fungsional untuk diet.
Dengan bimbingan dari Dr. Sintho W. Ardie, S.P., M.Si., Staf Pengajar di Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian IPB, ketiga mahasiswa tersebutmelakukan analisis kandungan gizi dari beberapa genotipe hotong dan membuat formulasi produk olahan hotong berupa kukis.
Penelitian tentang hotong ini termasuk salah satu Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Penelitian (PKM PE)Tahun 2018 dengan judul penelitian “Profil Mutu Gizi Hotong (Setaria italica (L.) Beauv.) dan Prospeknya sebagai Bahan Pangan Fungsional”.
Nailun dan kawan-kawan berharap hasil penelitian mereka dapat memberikan informasi formulasi hotong dalam pembuatan produk olahan pangan fungsional. “Kamiberharap hotong mulai bisa diaplikasikan ke dalam produk pangan secara komersial dan mutu gizi yang ada di hotong bisa dispesifikasikan terhadap beberapa jenis bahan fungsional tertentu,” tambahnya. (NIRS/Zul)
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018