Bogor (Antaranews Megapolitan) - Mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) yang terdiri dari Bagas Adjie Prabowo, Yahya Ayyasy, dan  Latiful Akbar memperkenalkan sebuah ide sociopreneurship gula aren pada Global Ideapreneur Week 2018 yang diselenggarakan Malaysia Global Innovation and Creativity Center di Malaysia, pada 3-5 April 2018 silam. Tim ini mendapatkan penghargaan sebagai satu dari enam tim terbaik yang diseleksi dari 60 tim start up yang terpilih untuk presentasi.

“Konsepnya, kami mengetahui bahwa gula aren dan gula kelapa itu memiliki potensi yang sangat besar di Indonesia. Namun hanya beberapa produk saja yang menggunakan gula sebagai bahan bakunya. Salah satunya bubur atau makanan tradisional lainnya,” ujar Bagas.

Kecilnya skala permintaan gula aren dan gula kelapa dalam lingkup pasar juga diiringi dengan adanya transaksi yang merugikan petani di lapangan. Petani menjual hasil produksi ke tengkulak. Sedangkan harga produk gula aren dan kelapa ini mencapai seratus persen dari harga jual petani.  Sehingga, tim mahasiswa IPB ini mencoba untuk menawarkan sebuah sistem yang nantinya dapat lebih menguntungkan petani di masa depan.

“Melalui sistem ini, nantinya  petani tidak perlu menjual hasil produksinya ke tengkulak. Namun para petani ini akan menjalin kerjasama dengan sistem kewirausahaan ini. Sistemnya profit sharing. Sistem ini juga akan memfasilitasi usaha petani ini, agar ada better packaging, branding, marketing dan lain-lain. Harapannya keuntungan yang didapatkan petani akan lebih besar karena produk menjadi lebih menarik dan inovatif,” sebut Bagas.

Ia menambahkan wirausaha ini sangat potensial untuk dikembangkan di daerah sekitar Bogor. Ide ini sudah beberapa kali diajukan sebagai usulan usaha, namun sayangnya  masih belum lolos dan berhasil untuk didanai. Oleh karena itu, Bagas dan tim terus melakukan penyempurnaan dan pendalaman masalah sehingga ketika berhasil lolos, usaha ini akan secara kongkrit dapat direalisasikan.

“Gula aren dan gula kelapa ini potensinya tinggi. Kadar glisemiknya rendah tapi tetap manis. Tidak seperti gula jagung misalnya yang memiliki kadar glisemik rendah, tapi rasanya kurang manis. Nutrisi  dalam gula ini juga baik. Harapannya akan ada produk-produk turunan yang menggunakan gula ini secara masif tidak hanya terbatas pada makanan tradisional saja,” kata Bagas.

Ia berharap, gula aren dan kelapa juga dapat masuk dalam industri pembuatan makanan dan minuman skala besar seperti industri kopi kemasan serta sebagainya. Harapannya, produk ini dapat menjadi produk lokal yang menjadi komoditas ekspor andalan Indonesia, karena permintaan terhadap produk ini terbilang cukup tinggi di negara lain. (fm/ris)

Pewarta: Oleh: Humas IPB/Bagas Adjie Prabowo dan Tim

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018