Bogor (Antaranews Megapolitan) - Puluhan anak yatim dan dhuafa Kampung Cikarawang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, memiliki cara unik mengisi waktu luang menjelang berbuka puasa dengan "Ngabuburit" bareng bule, di Kampus IPB Dramaga, Minggu petang.

Kegiatan "ngabuburit" bareng bule ini merupakan program edukasi yang diselenggarakan oleh mahasiswa LPDP IPB bekerja sama dengan Yayasan Ar Rohman.

Bule-bule yang dilibatkan merupakan mahasiswa internasional yang mengikuti program pertukuran di IPB selama enam bulan.

Mereka berasal dari berbagai negara, yakni Australia, Jepang, Malaysia, Filiphina, Myanmar, dan Vietnam.

Ngabuburit bareng bule ini melibatkan 40 anak yatim dan dhuafa asuhan Yayasan Ar Rohman dan bimbingan mahasiswa LPDP IPB.

Kegiatan ini melatih kemampuan berbahasa Inggris dengan berinteraksi langsung bersama mahasiswa internasional IPB.

"Selain berlajar berbahasa Inggris langsung dari penutur aslinya, anak-anak ini kita kenalkan dengan ragam budaya dan seni dari negara-negara asal mahasiswa," kata Bukhori, Ketua Pelaksana kegiatan Ngabuburit Bareng Bule.

Bukhori menjelaskan dalam kegiatan ini antara mahasiswa internasional dengan anak yatim saling mengenalkan budaya dan trandisi di masing-masing daerahnya. Seperti perwakilan anak yatim ini menuturkan bahwa mereka saat ini sedang berpuasa selama bulan Ramadhan.

"Dari kegiatan ini ada transfer budaya antara Indonesia dan mahasiswa internasional. Dan anak-anak yatim ini belajar bersosialisasi dengan budaya luar, ini mengajarkan mereka untuk terbuka dengan dunia luar," kata Bukhori.

Kegiatan ngabuburit ini mendapat antusiasme dari mahasiswa internasional, mereka enjoy bermain dan belajar bersama anak-anak yatim. Interaksi antar keduanya dibangun dalam permainan luar, seperti balap kelereng, dan balap pimpong.

Kyotaka Ikeda (19) mahasiswa asal Jepang ini sangat tertarik dengan budaya Indonesia, hal itu yang membuatkan memilih Indonesia untuk program pertukaran pelajar.

Kyo baru mengenal tentang tradisi puasa di Indonesia dan ikut mencoba berpuasa sampai penuh. Hingga kini belum ada puasanya yang batal.

"Hari pertama memang agak susah, tapi saya terus coba, sampai hari ini saya masih ikut puasa, itu baik untuk tubuh saya," kata Kyo yang beragama Budha ini.

Menurut Kyo, ketertarikannya berpuasa untuk mencari pengalam, merasakan tradisi masyarakat Muslim Indonesia, agar ketika dia pulang nanti dapat menceritakan hal-hal menarik tentang Indonesia.

"Saya akan cerita kepada keluarga saya, kalau Muslim di Indonesia itu baik-baik, tidak seperti yang mereka khawatirkan," kata Kyo.

Kebahagian berbagi dan mengenal anak-anak Indonesia juga dirakan Orlando (19) mahasiswa Fakultas Kehutanan dari Australia.

"Di Australia terdapat masyarakat muslim, tetapi saya tidak mengenal banyak. Di Indonesia saya jadi belajar dan mengenal tentang muslim, seperti hari ini Puasa, walau saya tidak kuat ikut berpuasa, tapi saya menghormati mereka," kata Orlando.
 

Pewarta: Laily Rahmawaty

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018