Sukabumi, 24/1 (ANTARA) - Produk usaha kecil menengah olahan ikan nila yang dikembangkan Kelompok Usaha Bersama Saluyu Kabupaten Sukabumi menjadi yang terbaik di Indonesia karena inovasinya berbeda dengan produk olahan dari daerah lain.
"Belum lama ini kami baru mendapatkan penghargaan dari pemerintah pusat tentang produk UKM terbaik di tingkat nasional, dan produk olahan ikan nila yang kami kembangkan mendapatkan juara pertama atau yang terbaik di nasional," kata Ketua Kelompok Usaha Bersama Saluyu, Nurhasanah kepada ANTARA, di Sukabumi, Jawa Barat, Rabu.
Menurut Nurhasanah, penilaian yang dilakukan oleh Kementerian Koperasi dan UKM tersebut dari bentuk, rasa, kemasan dan kualitas olahan produknya.
Ternyata dari berbagai produk UKM olahan makanan yang ada di nasional, olahan ikan nila yang dikembangkannya sejak 2008 lalu ini menjadi yang terbaik.
Ia menjelaskan, produk olahan ikan nila yang diberi nama Tresna Sari sampai saat ini sudah mencapai 50 jenis olahan yang bahan dasarnya dari ikan nila, seperti brownis, dendeng, keripik tulang ikan nila, pempek, bakso dan lain-lain.
Bahkan, produknya ini sudah dibawa ke Australia untuk menjadi oleh-oleh.
Ditambahkannya, dipilihnya ikan nila sebagai bahan baku olahannya ini karena di Kampung Babakan Limbangan, Desa/Kecamatan Sukaraja merupakan sentra budidaya ikan nila, sehingga mempermudah kelompok ini untuk mendapatkan bahan bakunya.
"Mulai dari tulang, daging sampai cucuk ikan nila kami olah menjadi makanan yang bergizi dan sampai saat ini omsetnya sudah mencapai Rp1 juta setiap harinya dan pemesannya pun tidak hanya lokal saja tetapi dari luar Pulau Jawa pun sudah banyak," tambahnya.
Nurhasanah mengatakan, tujuan dibentuknya kelompok usaha ini untuk memberdayakan masyarakat sekitar, yang awalnya hanya lima orang saat ini sudah mampu menarik tenaga kerja sebanyak 90 orang. Sehingga berdirinya usaha tersebut juga dijadikan ajang untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar.
"Namun, yang masih menjadi kendala adalah dalam hal pemasaran karena untuk memasarkan produk ini sampai ke luar negeri masih sulit dan kurang mengerti tata cara mengekspor produknya tersebut. Diharapkan kedepannya, produk unggulannya tersebut bisa menembus pasar mancanegara," kata Nurhasanah.
Aditya
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2013
"Belum lama ini kami baru mendapatkan penghargaan dari pemerintah pusat tentang produk UKM terbaik di tingkat nasional, dan produk olahan ikan nila yang kami kembangkan mendapatkan juara pertama atau yang terbaik di nasional," kata Ketua Kelompok Usaha Bersama Saluyu, Nurhasanah kepada ANTARA, di Sukabumi, Jawa Barat, Rabu.
Menurut Nurhasanah, penilaian yang dilakukan oleh Kementerian Koperasi dan UKM tersebut dari bentuk, rasa, kemasan dan kualitas olahan produknya.
Ternyata dari berbagai produk UKM olahan makanan yang ada di nasional, olahan ikan nila yang dikembangkannya sejak 2008 lalu ini menjadi yang terbaik.
Ia menjelaskan, produk olahan ikan nila yang diberi nama Tresna Sari sampai saat ini sudah mencapai 50 jenis olahan yang bahan dasarnya dari ikan nila, seperti brownis, dendeng, keripik tulang ikan nila, pempek, bakso dan lain-lain.
Bahkan, produknya ini sudah dibawa ke Australia untuk menjadi oleh-oleh.
Ditambahkannya, dipilihnya ikan nila sebagai bahan baku olahannya ini karena di Kampung Babakan Limbangan, Desa/Kecamatan Sukaraja merupakan sentra budidaya ikan nila, sehingga mempermudah kelompok ini untuk mendapatkan bahan bakunya.
"Mulai dari tulang, daging sampai cucuk ikan nila kami olah menjadi makanan yang bergizi dan sampai saat ini omsetnya sudah mencapai Rp1 juta setiap harinya dan pemesannya pun tidak hanya lokal saja tetapi dari luar Pulau Jawa pun sudah banyak," tambahnya.
Nurhasanah mengatakan, tujuan dibentuknya kelompok usaha ini untuk memberdayakan masyarakat sekitar, yang awalnya hanya lima orang saat ini sudah mampu menarik tenaga kerja sebanyak 90 orang. Sehingga berdirinya usaha tersebut juga dijadikan ajang untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar.
"Namun, yang masih menjadi kendala adalah dalam hal pemasaran karena untuk memasarkan produk ini sampai ke luar negeri masih sulit dan kurang mengerti tata cara mengekspor produknya tersebut. Diharapkan kedepannya, produk unggulannya tersebut bisa menembus pasar mancanegara," kata Nurhasanah.
Aditya
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2013