Bogor (Antaranews Megapolitan) - Sekitar 100 tokoh ulama dan cendekiawan Muslim dari sejumlah negara termasuk Indonesia menghadiri Konsultasi Tingkat Tinggi (KTT) tentang Islam "wasathiyah" (moderat) yang berlangsung di Bogor, Jawa Barat, Selasa.
"Sebanyak 50 di antaranya dari luar negeri, dan 50 dari dalam negeri. Kita akan membahas konsepsi `wasathiyah` Islam dan bagaimana mengimplementasikannya khususnya dalam konteks tantangan dan peluang peradaban global dewasa ini," kata Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerja Sama Antaragama dan Peradaban (UKP-DKAAP) Din Syamsudin.
Din mengatakan pertemuan ini dihadiri tidak hanya oleh negara-negara anggota OKI, tapi juga dari berbagai negara lain seperti Inggris, Amerika, Kanada, Australia, Jepang, Presiden dari Korea Muslim Federation, dan Presiden China Islam Association (CIA).
Pertemuan ini mempunyai tujuan untuk mempromosikan Islam moderat yang berkembang di Indonesia kepada dunia. Sekaligus mengusulkan kepada dunia agar wasathiyah Islam dapat dipertimbangkan untuk menjadi solusi bagi krisis peradaban dunia dewasa ini.
Dalam pertemuan ini akan menghasilkan satu pesan "Bogor Message" yang akan disepakati oleh ratusan tokoh ulama dan cendekiawan dari berbagai negara yang hadir.
Konselor Kedutaan Besar Palestina di Indonesia, Taher Hamad mengapresiasi digelarnya KTT Islam Wasathiyah di Bogor.
Berita terkait: Bogor Message menjadikan Indonesia sebagai rujukan keberagaman
Menurutnya pertemuan ini sangat penting untuk menyuarakan Islam Rahmatan Lilalamin, mengingat saat ini dunia menilai adanya Islam garis keras seperti ISIS.
Sekarang lanjutnya, beberapa negara Islam di belahan dunia mulai menampilkan gambaran Islam yang Rahmatan lil-alamin (rahmat bagi semua).
"Islam yang memberikan perdamaian bagi semua, moderat, Islam untuk kebaikan semua, kasih sayang bagi semua umat manusia," kata saat ditemui di Novotel.
Ia mengatakan Islam yang penuh kasih tidak hanya bagi umat manusia, tetapi juga bagi semua makhluk hidup di dunia, baik itu hewan, dan tumbuhan. Ajaran Islam mengajarkan tidak menyakiti siapapun di dunia, bahkan hewan, termasuk tidak merusak lingkungan.
Menurutnya Islam Wasathiyah ini membawa perdamaian sehingga tidak adalagi kericuhan yang terjadi seperti di Sudan, Suriah, dan Syira, karena Islam tidak mengajarkan kekerasan.
"Saya harap pertemuan ini sukses, dan memberikan informasi yang baik tentang Islam kepada dunia," katanya.
Terkait penjajahan di Palestina, Taher optimistis negara-negara Islam mendukung penuh kebebasan Palestina. Tetapi dirinya tidak mau egois membahasnya di pertemuan ini.
"Inshaa Allah, banyak negara yang mendukung Palestina. Tapi dipertemuan ini kami tidak ingin hanya membahas Palestina, tapi Islam secara global untuk semua umat," Taher.
Hari pertama KTT Islam Wasathiyah ini akan dibuka oleh Presiden Joko Widodo di Istana Bogor. Selama setengah hari kegiatan dipusatkan di Istana, para delegasi juga akan dijamu makan siang di Restoran Grand Garden, Kebun Raya Bogor, tempat Presiden Obama ngopi bareng Presiden Jokowi.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018
"Sebanyak 50 di antaranya dari luar negeri, dan 50 dari dalam negeri. Kita akan membahas konsepsi `wasathiyah` Islam dan bagaimana mengimplementasikannya khususnya dalam konteks tantangan dan peluang peradaban global dewasa ini," kata Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerja Sama Antaragama dan Peradaban (UKP-DKAAP) Din Syamsudin.
Din mengatakan pertemuan ini dihadiri tidak hanya oleh negara-negara anggota OKI, tapi juga dari berbagai negara lain seperti Inggris, Amerika, Kanada, Australia, Jepang, Presiden dari Korea Muslim Federation, dan Presiden China Islam Association (CIA).
Pertemuan ini mempunyai tujuan untuk mempromosikan Islam moderat yang berkembang di Indonesia kepada dunia. Sekaligus mengusulkan kepada dunia agar wasathiyah Islam dapat dipertimbangkan untuk menjadi solusi bagi krisis peradaban dunia dewasa ini.
Dalam pertemuan ini akan menghasilkan satu pesan "Bogor Message" yang akan disepakati oleh ratusan tokoh ulama dan cendekiawan dari berbagai negara yang hadir.
Konselor Kedutaan Besar Palestina di Indonesia, Taher Hamad mengapresiasi digelarnya KTT Islam Wasathiyah di Bogor.
Berita terkait: Bogor Message menjadikan Indonesia sebagai rujukan keberagaman
Menurutnya pertemuan ini sangat penting untuk menyuarakan Islam Rahmatan Lilalamin, mengingat saat ini dunia menilai adanya Islam garis keras seperti ISIS.
Sekarang lanjutnya, beberapa negara Islam di belahan dunia mulai menampilkan gambaran Islam yang Rahmatan lil-alamin (rahmat bagi semua).
"Islam yang memberikan perdamaian bagi semua, moderat, Islam untuk kebaikan semua, kasih sayang bagi semua umat manusia," kata saat ditemui di Novotel.
Ia mengatakan Islam yang penuh kasih tidak hanya bagi umat manusia, tetapi juga bagi semua makhluk hidup di dunia, baik itu hewan, dan tumbuhan. Ajaran Islam mengajarkan tidak menyakiti siapapun di dunia, bahkan hewan, termasuk tidak merusak lingkungan.
Menurutnya Islam Wasathiyah ini membawa perdamaian sehingga tidak adalagi kericuhan yang terjadi seperti di Sudan, Suriah, dan Syira, karena Islam tidak mengajarkan kekerasan.
"Saya harap pertemuan ini sukses, dan memberikan informasi yang baik tentang Islam kepada dunia," katanya.
Terkait penjajahan di Palestina, Taher optimistis negara-negara Islam mendukung penuh kebebasan Palestina. Tetapi dirinya tidak mau egois membahasnya di pertemuan ini.
"Inshaa Allah, banyak negara yang mendukung Palestina. Tapi dipertemuan ini kami tidak ingin hanya membahas Palestina, tapi Islam secara global untuk semua umat," Taher.
Hari pertama KTT Islam Wasathiyah ini akan dibuka oleh Presiden Joko Widodo di Istana Bogor. Selama setengah hari kegiatan dipusatkan di Istana, para delegasi juga akan dijamu makan siang di Restoran Grand Garden, Kebun Raya Bogor, tempat Presiden Obama ngopi bareng Presiden Jokowi.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018