Bandarlampung (Antaranews Megapolitan) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung mempersiapkan stok daging sapi untuk kebutuhan konsumsi masyarakat pada Bulan Ramadhan dan Idul Fitri 1439 H/2018 M.
Stok tersebut lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Lampung. Hal tersebut terungkap dalam rapat persiapan memasuki Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Bulan Ramadhan dan Idul Fitri 1439 H, di Ruang Rapat Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan Provinsi Lampung, di Bandarlampung, Senin awal pekan ini (23/4/2018).
Rapat juga membahas optimalisasi Badan Karantina Pertanian (BKP) Kementerian Pertanian Kelas I Bandarlampung di Bakauheni untuk pemasukan daging ke Provinsi Lamupung.
"Lampung adalah lumbungnya daging. Kita akan memrioritaskan ketersediaan dan keterjangkauan daging sapi di Provinsi Lampung, karena hal ini sudah menjadi kewajiban Pemerintah Provinsi Lampung dalam menjaga ketersediaan dan keterjangkauan segala macam bentuk pangan, khususnya daging sapi," kata Plt. Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan Provinsi Lampung, Taufik Hidayat, dalam rapat tersebut.
Menurut Taufik lebih lanjut, Pemprov terus berupaya dalam menjaga ketersediaan dan keterjangkauan harga produk peternakan. Saat ini, Provinsi Lampung memiliki stok daging sapi lebih dari cukup untuk menghadapi hal tersebut.
"Kami akan memrioritaskan ketersediaan dan keterjangkauan daging sapi untuk masyarakat Lampung terlebih dahulu. Baru selanjutnya akan memasok ke daerah lain. Tentunya daging sapi yang disediakan merupakan daging yang aman, sehat, utuh dan halal," jelas Taufik.
Menolak import daging kerbau dari India
Ia juga menjelaskan bahwa Pemprov Lampung telah sepakat untuk menolak import daging kerbau dari India. Kita telah sepakat untuk menolak daging impor kerbau.
"Hal ini dilakukan karena kita sudah swasembada daging sapi. Selain itu, masuknya daging kerbau ke beberapa Provinsi di Indonesia telah mengacaukan pasar daging di beberapa daerah tersebut," katanya pula.
Terkait tentang optimalisasi BKP, menurut Taufik, Pemprov Lampung akan melakukan koordinasi bersama lembaga terkait. "Pengoptimalan ini juga akan menjaga dan memproteksi keberlanjutan para pengusaha daging ternak yang ada di Provinsi Lampung," ujarnya.
Memasok daerah Jabodetabek dan Sumatera
Sementara itu, Kadis Perkebunan dan Peternakan Provinsi Lampung, Dessy Romas menjelaskan stok daging sapi di Provinsi Lampung sangat cukup untuk menghadapi HKBN Bulan Suci Ramadhan dan lebaran Idul Fitri 1439 H.
Bahkan stok tersebut mampu memasok daerah Jabodetabek dan Sumatera. "Dalam menghadapi HKBN tersebut, kita akan memrioritaskan ketersediaan dan keterjangkauan harga daging sapi bagi masyarakat Lampung. Selain daging sapi, Lampung juga memiliki stok yang lebih dari cukup untuk ayam dan telur," jelas Dessy.
Ia menjelaskan pula bawhwa kondisi ini perlu dukungan dari pihak terkait dan feedloter di Lampung.
Hal serupa disampaikan Tampan, selaku pelaku usaha peternakan di Kota Bandarlampung.Menurutnya, ketersediaan daging sapi di Lampung lebih dari cukup, bahkan harga dalam keadaan stabil.
"Guna menghadapi gejolak harga yang muncul, tentu tata niaga harus dijaga," jelas Tampan.
Terkait harga, ia menjelaskan bahwa harga bergantung dari bagian yang dibeli, seperti dagingnya saja sekitar Rp110 ribu/Kg, dan untuk daging yang masih ada lemaknya sekitar Rp80 ribu/Kg.
Dalam rapat tersebut, hadir pula feedloter Lampung, diantaranya dari PT GGLC, PT Santori, dan PT Austrasia Stockfeed. (RLs/Humas Prov/ANT/BPJ/MTh).
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018
Stok tersebut lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Lampung. Hal tersebut terungkap dalam rapat persiapan memasuki Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Bulan Ramadhan dan Idul Fitri 1439 H, di Ruang Rapat Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan Provinsi Lampung, di Bandarlampung, Senin awal pekan ini (23/4/2018).
Rapat juga membahas optimalisasi Badan Karantina Pertanian (BKP) Kementerian Pertanian Kelas I Bandarlampung di Bakauheni untuk pemasukan daging ke Provinsi Lamupung.
"Lampung adalah lumbungnya daging. Kita akan memrioritaskan ketersediaan dan keterjangkauan daging sapi di Provinsi Lampung, karena hal ini sudah menjadi kewajiban Pemerintah Provinsi Lampung dalam menjaga ketersediaan dan keterjangkauan segala macam bentuk pangan, khususnya daging sapi," kata Plt. Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan Provinsi Lampung, Taufik Hidayat, dalam rapat tersebut.
Menurut Taufik lebih lanjut, Pemprov terus berupaya dalam menjaga ketersediaan dan keterjangkauan harga produk peternakan. Saat ini, Provinsi Lampung memiliki stok daging sapi lebih dari cukup untuk menghadapi hal tersebut.
"Kami akan memrioritaskan ketersediaan dan keterjangkauan daging sapi untuk masyarakat Lampung terlebih dahulu. Baru selanjutnya akan memasok ke daerah lain. Tentunya daging sapi yang disediakan merupakan daging yang aman, sehat, utuh dan halal," jelas Taufik.
Menolak import daging kerbau dari India
Ia juga menjelaskan bahwa Pemprov Lampung telah sepakat untuk menolak import daging kerbau dari India. Kita telah sepakat untuk menolak daging impor kerbau.
"Hal ini dilakukan karena kita sudah swasembada daging sapi. Selain itu, masuknya daging kerbau ke beberapa Provinsi di Indonesia telah mengacaukan pasar daging di beberapa daerah tersebut," katanya pula.
Terkait tentang optimalisasi BKP, menurut Taufik, Pemprov Lampung akan melakukan koordinasi bersama lembaga terkait. "Pengoptimalan ini juga akan menjaga dan memproteksi keberlanjutan para pengusaha daging ternak yang ada di Provinsi Lampung," ujarnya.
Memasok daerah Jabodetabek dan Sumatera
Sementara itu, Kadis Perkebunan dan Peternakan Provinsi Lampung, Dessy Romas menjelaskan stok daging sapi di Provinsi Lampung sangat cukup untuk menghadapi HKBN Bulan Suci Ramadhan dan lebaran Idul Fitri 1439 H.
Bahkan stok tersebut mampu memasok daerah Jabodetabek dan Sumatera. "Dalam menghadapi HKBN tersebut, kita akan memrioritaskan ketersediaan dan keterjangkauan harga daging sapi bagi masyarakat Lampung. Selain daging sapi, Lampung juga memiliki stok yang lebih dari cukup untuk ayam dan telur," jelas Dessy.
Ia menjelaskan pula bawhwa kondisi ini perlu dukungan dari pihak terkait dan feedloter di Lampung.
Hal serupa disampaikan Tampan, selaku pelaku usaha peternakan di Kota Bandarlampung.Menurutnya, ketersediaan daging sapi di Lampung lebih dari cukup, bahkan harga dalam keadaan stabil.
"Guna menghadapi gejolak harga yang muncul, tentu tata niaga harus dijaga," jelas Tampan.
Terkait harga, ia menjelaskan bahwa harga bergantung dari bagian yang dibeli, seperti dagingnya saja sekitar Rp110 ribu/Kg, dan untuk daging yang masih ada lemaknya sekitar Rp80 ribu/Kg.
Dalam rapat tersebut, hadir pula feedloter Lampung, diantaranya dari PT GGLC, PT Santori, dan PT Austrasia Stockfeed. (RLs/Humas Prov/ANT/BPJ/MTh).
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018