Bogor (Antaranews Megapolitan) - Kabar gembira bagi mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB). Hari ini (4/4) IPB meresmikan fasilitas air bersih siap minum gratis. Selain itu pada kesempatan ini juga diluncurkan inovasi pembayaran berbasis uang elektronik bagi pembeli di Kantin Sapta Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta) Kampus IPB Dramaga Bogor. Kedua fasilitas ini merupakan hasil kerjasama antara Fateta IPB dengan Bank Negara Indonesia (BNI).
Lokasi air bersih siap minum ini ada di lantai 1 dan 2 Gedung Fateta. Air bersih siap minum ini menggunakan teknologi sensor yang otomatis keluar airnya saat botol tumbler didekatkan pada kran air. Selain itu, air yang disediakan berasal dari air hasil olahan IPB sendiri.
Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Kemahasiswaan IPB, Dr. Ir. Drajat Martianto, meresmikan fasilitas tersebut di Koridor lantai 2 Fateta. Dalam sambutannya Dr. Drajat mengatakan fasilitas ini sangat bagus dalam mendukung peningkatan gizi mahasiswa. Karena dalam literatur tentang gizi, jika seseorang kekurangan cairan maka orang tersebut dianggap kurang gizi.
“Saya harap tak ada lagi mahasiswa IPB yang dehidrasi. Kami harap BNI dapat menyediakan fasilitas yang serupa di tiap fakultas dan sekolah yang ada di IPB,” ujarnya.
Sementara itu, Dekan Fateta IPB, Prof. Dr. Kudang Boro Seminar mengatakan fasilitas ini dibangun untuk menyukseskan Green Campus 2020.
“Kami di Fateta berupaya meminimalkan penggunaan plastik. Saat uji coba selama seminggu kemarin, konsumsi pengguna fasilitas air bersih siap minum ini mencapai 3200 liter. Jika dikonversikan ke botol plastik ukuran 600 ml, maka kami sudah berhasil menghemat pemakaian botol plastik sebanyak 5.200 botol per minggu,” ujarnya.
“Semoga mendatangkan keberkahan karena kita memberikan air minum kepada para penuntut ilmu,” ujarnya.
Wakil Dekan Bidang Sumberdaya, Kerjasama dan Pengembangan Fateta IPB, Prof. Dr. Slamet Budijanto, menjelaskan, "Air IPB di filter menggunakan filteri 0.5 mikron kemudian 0.3 mikron dan 0.1 mikron untuk ditampung sebagai air baku. Kemudian difiltrasi dengan penyaringan karbon untuk menghilangkan bau kemudian dimasukkan ke filter 0.3 mikron dan 0.1 mikron. Setelah itu masuk ke Ultrafiltration (UF) dan lampu ultraviolet (UV) untuk membunuh mikroba. Dari sini kemudian disalurkan ke lantai 2 dan 1. Sebelum digunakan, air sudah dianalisis 3 kali dan hasilnya sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI). Setiap bulan akan dilakukan sampling untuk analisis dengan tujuan memastikan air layak minum."
Selain fasilitas air bersih siap minum, Fateta dan BNI juga melaunching Your All Payment (YAP). Yakni aplikasi pin teknologi yang dikeluarkan BNI. Sumber dana bisa dari ATM, kartu kredit atau uang elektronik BNI. Pinteks indentik dengan top up, namun di BNI tidak memakai top up.
Untuk pemakaiannya, kita harus mendownload aplikasi YAP terlebih dahulu. Semua tenant di Kantin Sapta sudah memiliki Barcode YAP BNI.
“Ini merupakan respon kami di era disrupsi. Di era digitalisasi ini, kami perkenalkan produk terbaru yang memfasilitasi masyarakat untuk tidak perlu lagi membawa banyak uang cash. BNI merupakan bank yang pertama kali dapat ijin menyiapkan platform menggunakan handphone. Dengan smartphone, kita bisa belanja ke warung untuk membeli berbagai kebutuhan,” ujar Senior Executive Vice President (SEVP) Direktur Human Capital BNI, Alex Denni.(dh/zul)
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018
Lokasi air bersih siap minum ini ada di lantai 1 dan 2 Gedung Fateta. Air bersih siap minum ini menggunakan teknologi sensor yang otomatis keluar airnya saat botol tumbler didekatkan pada kran air. Selain itu, air yang disediakan berasal dari air hasil olahan IPB sendiri.
Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Kemahasiswaan IPB, Dr. Ir. Drajat Martianto, meresmikan fasilitas tersebut di Koridor lantai 2 Fateta. Dalam sambutannya Dr. Drajat mengatakan fasilitas ini sangat bagus dalam mendukung peningkatan gizi mahasiswa. Karena dalam literatur tentang gizi, jika seseorang kekurangan cairan maka orang tersebut dianggap kurang gizi.
“Saya harap tak ada lagi mahasiswa IPB yang dehidrasi. Kami harap BNI dapat menyediakan fasilitas yang serupa di tiap fakultas dan sekolah yang ada di IPB,” ujarnya.
Sementara itu, Dekan Fateta IPB, Prof. Dr. Kudang Boro Seminar mengatakan fasilitas ini dibangun untuk menyukseskan Green Campus 2020.
“Kami di Fateta berupaya meminimalkan penggunaan plastik. Saat uji coba selama seminggu kemarin, konsumsi pengguna fasilitas air bersih siap minum ini mencapai 3200 liter. Jika dikonversikan ke botol plastik ukuran 600 ml, maka kami sudah berhasil menghemat pemakaian botol plastik sebanyak 5.200 botol per minggu,” ujarnya.
“Semoga mendatangkan keberkahan karena kita memberikan air minum kepada para penuntut ilmu,” ujarnya.
Wakil Dekan Bidang Sumberdaya, Kerjasama dan Pengembangan Fateta IPB, Prof. Dr. Slamet Budijanto, menjelaskan, "Air IPB di filter menggunakan filteri 0.5 mikron kemudian 0.3 mikron dan 0.1 mikron untuk ditampung sebagai air baku. Kemudian difiltrasi dengan penyaringan karbon untuk menghilangkan bau kemudian dimasukkan ke filter 0.3 mikron dan 0.1 mikron. Setelah itu masuk ke Ultrafiltration (UF) dan lampu ultraviolet (UV) untuk membunuh mikroba. Dari sini kemudian disalurkan ke lantai 2 dan 1. Sebelum digunakan, air sudah dianalisis 3 kali dan hasilnya sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI). Setiap bulan akan dilakukan sampling untuk analisis dengan tujuan memastikan air layak minum."
Selain fasilitas air bersih siap minum, Fateta dan BNI juga melaunching Your All Payment (YAP). Yakni aplikasi pin teknologi yang dikeluarkan BNI. Sumber dana bisa dari ATM, kartu kredit atau uang elektronik BNI. Pinteks indentik dengan top up, namun di BNI tidak memakai top up.
Untuk pemakaiannya, kita harus mendownload aplikasi YAP terlebih dahulu. Semua tenant di Kantin Sapta sudah memiliki Barcode YAP BNI.
“Ini merupakan respon kami di era disrupsi. Di era digitalisasi ini, kami perkenalkan produk terbaru yang memfasilitasi masyarakat untuk tidak perlu lagi membawa banyak uang cash. BNI merupakan bank yang pertama kali dapat ijin menyiapkan platform menggunakan handphone. Dengan smartphone, kita bisa belanja ke warung untuk membeli berbagai kebutuhan,” ujar Senior Executive Vice President (SEVP) Direktur Human Capital BNI, Alex Denni.(dh/zul)
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018