Bogor (Antaranews Megapolitan) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Bogor, menganalisa kondisi cauca yang terjadi tanggal 7 April 2018 hingga menyebabkan terjadi banjir dan longsor di wilayah Kota dan Kabupaten Bogor.

"Analisis kondisi cuaca ini sebagai peringatan dini, kita harus tanggap dengan kondisi cuaca," kata Kepala BMKG Stasiun Klimatologi Bogor, Budi Suhardi kepada Antara di Bogor, Minggu.

Budi menjelaskan analisis kondisi cuaca dinformasikan kepada seluruh pemangku kepentingan terkait seperti BPBD dan lainnya. Laporan analisis tersebut untuk melihat apakah ada korelasinya yang signifikan antara kejadian cuaca terjadap bencana longsor dan banjir yang terjadi di sejumlah titik di wilayah Kota dan Kabupaten Bogor.

"Contohnya di Sukamakmur diinformasikan ke kami terjadi banjir bandang di sejumlah titik, seperti di Kampung Arca, dan Kampung Catang," kata Budi.

Berdasarkan laporan analisis kondisi cuaca BMKG menginformasikan Sabtu (7/4) wilayah Bogor mengalami hujan dengan intensitas lebat disertai petir dan angin, terjadi dari pukul 16.00 sampai 20.00 WIB.

Dampak yang ditimbulkan oleh cauca ekstrim tersebut yakni untuk wilayah Kota Bogor terjadi tanah longsor di Jl Ciwaringin, Kel Cibogor, Kecamatan Bogor Tengah.

Penyebab kejadian dilaporkan karena intensitas hujan cukup besar yang melanda Kota Bogor sejak sore membuat tebingan jalan setapak tergerus oleh air hujan dan mengakibatkan longsor.

Berikutnya kejadian banjir lintasan di Jl Muhajirin, Kelurahan Kebon Pedes, Kecamatan Tanah Sareal. Hujan cukup besar menyebabkan kali Cibalok meluap dan air naik ke pemukiman warga.

Banjir lintasan juga terjadi di wilayah Kampung Bebebk, Kelurahan Kedung Halang, Kecamatan Bogor Utara. Dikarenakan curah hujan tinggi hingga menyebabkan kali Ciliwung meluap.

Sedangkan di wilayah Kabupaten Bogor dilaporkan terjadi banjir bandang di beberapa titik di Desa Sukawangi, Kecamatan Sukamakmur yakni di Kampung Arca dan Kampung Catang Malang.

Selain banjir, juga terjadi longsor di wilayah Puncak, tepatnya di Desa Tugu Utara, merusak sejumlah rumah serta fasilitas umum berupa jembatan penyeberangan.

"Musibah bencana yang terjadi kemarin (Sabtu-red) banyak," kata Kepala seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Klimatologi Bogor, Hadi Suputra.

Hadi mengatakan data pengataman cuaca di Stasiun Klimatologi pada tanggal 7 April tersebut terjadi proses konvektif yang cukup kuat. Terjadi penurunan suhu pada pukul 16.00 sampai 17.00 WIB dari 31,1 derajat celcius menjadi 24,8 derajat celcius.

Dengan selisih suhu 05,3 derajat celcius dalam waktu satu jam. Sedangkan kelembapan udara dengan selisih kurang dari 20 persen dengan durasi satu jam.

Berdasarkan informasi radar telihat potensi hujan sedang dimulai pada pukul 16.00 WIB, selanjutnya pada wilayah Bogor Barat dan Timur pukul 17.00 WIB mulai terdeteksi potensi hujan sedang hingga lebat.

"Potensi hujan ini berkurang pada pukul 19.00 sampai 20.00 WIB," katanya.

Kesimpulannya lanjut Hadi, pada ketinggian 3.000 feet (kaki) wilayah Jawa Barat dilewati oleh daerah konvergensi sehingga masih mendukung supai awan-awan hujan di wilayah Jabar.

Pada waktu kejadian (Sabtu-red) petumbuhan awan hujan karena faktor pemanasan yang kuat pada pagi hingga siang hari didukung oleh faktor lokal yang cukup signifikan (kelembaban udara yang cukup tinggi), menyebabkan peningkatan aktivitas awan hujan konventif dengan jenis Cumulus padat dan Comulonimbus.

"Menyebabkan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat dapat disertai petir dan angin kencang," katanya.

Hadi menambahkan saat ini wilayah Bogor sudah memasuki masa peralihan menuju musim kemarau. Kondisi serupa masih berpotensi terjadi hari berikutnya.

Baca juga: Awas, hujan lebat disetai petir di Bogor

Pewarta: Laily Rahmawaty

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018