Bogor (Antaranews Megapolitan) - Pelaksana tugas (Plt) Wali Kota Bogor Usmar Hariman mengatakan kehadiran Tol Bocimi diyakini membawa banyak manfaat bagi Kota Bogor, melancarkan mobilisasi warga sekaligus mengurai kemacetan yang kerap terjadi di wilayah Timur dan Selatan.
"Manfaatnya sangat banyak, akan mempermudah akses Kota Bogor ke Sukabumi, beban lalu lintas akan terurai seperti di Pamoyanan, Lawang Gitung, Batu Tulis juga terurai," kata Usmar kepada Antara saat ditemui usai rapat kerja membahas progres penataan transportasi di Balai Kota Bogor, Kamis.
Baca Juga: Jalur ganda pangkas waktu tempuh Sukabumi-Jakarta
Usmar mengatakan ketiga wilayah tersebut saat ini sering mengalami kemacetan, terutama di akhir pekan. Wilayah tersebut menjadi jalur alternatif masyarakat yang hendak ke Sukabumi dengan menghindari jalur Ciawi.
"Macet terus, ada Bocimi nanti sudah beres," katanya.
Tol Bocimi atau Bogor-Ciawi-Sukabumi sepanjang 54 km mulai dibangun 2015. Untuk seksi pertama di bangun dari Ciawi-Cigombong melintasi wilayah Kota dan Kabupaten Bogor.
Total ada empat kelurahan di Kota Bogor yang terkena pembebasan lahan Bocimi di antaranya Rancamaya, Sindangjaya, dan Kertamaya.
Menurut Usmar, tidak hanya mobilisasi warga yang lancar, Bocimi diyakini akan mendongkrak pertumbuhan ekonomi di Kota Bogor. Terlebih jika Bocimi terhubung dengan jalan arteri R3 yang rencananya 2019 akan dilanjutkan sampai Wangun.
"Akan terkoneksi apabila nanti program infrastruktur R3. Karena R3 ini nantinya dari Wangun menyebrang terkoneksi dengan simpang susun (interchange-red) Bocimi," katanya.
Usmar mengatakan terhubungnya R3 dan Bocimi akan mempermudah semuanya. Warga yang dari wilayah Barat mau ke Sukabumi tinggal melewati jalan R3 tersebut.
"Langsung dari Wangun simpang susun ke Bocimi," katanya.
Menurutnya Bocimi juga akan menunjung pertumbuhan ekonomi, karena terhubungnya antara Bocimi, R3 dan Kabupaten Bogor.
Berita terkait: Tol Bocimi merupakan mimpi warga Sukabumi
Seperti pada pembangunan R3 saat ini sudah banyak pertumbuhan ekonomi bergerak di kawasan tersebut, banyakan restoran dan rumah makan berdiri, serta aktivitas ekonomi masyarakat.
Pada tahun 2018 ini lanjutnya, Pemkot Bogor hanya memiliki anggaran Rp1 miliar untuk melakukan kajian terhadap jalan R2 dan R3.
"Baru ada anggaran pembebasan lahan 2019, berarti pekerjaan fisik R3 baru bisa dilaksanakan 2020," kata Usmar.
Proyek pembangunan tol Bocimi dicanangkan sejak 1997, baru terealisasi tahun 2015. Pembangunan proyek ini dikerjakan oleh pemerintah dan sudah mulai dibangun seksi I dengan nilai investasi mencapai Rp2,9 triliun.
Pekerjaan proyek ini terbagi dalam empat seksi yakni Seksi I (Ciawi-Cigombong) sekitar 14 KM, Seksi II Cigombong-Cibadag 11,9 KM, Seksi II Cibadak-Sukabumi 13,7 KM, dan Seksi IV Sukabumi Barat-Sukabumi Timur 13,05 KM.
Terdapat 33 hektare lahan di Kota Bogor yang terkenal pembangunan tol Bocimi, dan sekitar 80 hektare wilayah Kabupaten Bogor.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018
"Manfaatnya sangat banyak, akan mempermudah akses Kota Bogor ke Sukabumi, beban lalu lintas akan terurai seperti di Pamoyanan, Lawang Gitung, Batu Tulis juga terurai," kata Usmar kepada Antara saat ditemui usai rapat kerja membahas progres penataan transportasi di Balai Kota Bogor, Kamis.
Baca Juga: Jalur ganda pangkas waktu tempuh Sukabumi-Jakarta
Usmar mengatakan ketiga wilayah tersebut saat ini sering mengalami kemacetan, terutama di akhir pekan. Wilayah tersebut menjadi jalur alternatif masyarakat yang hendak ke Sukabumi dengan menghindari jalur Ciawi.
"Macet terus, ada Bocimi nanti sudah beres," katanya.
Tol Bocimi atau Bogor-Ciawi-Sukabumi sepanjang 54 km mulai dibangun 2015. Untuk seksi pertama di bangun dari Ciawi-Cigombong melintasi wilayah Kota dan Kabupaten Bogor.
Total ada empat kelurahan di Kota Bogor yang terkena pembebasan lahan Bocimi di antaranya Rancamaya, Sindangjaya, dan Kertamaya.
Menurut Usmar, tidak hanya mobilisasi warga yang lancar, Bocimi diyakini akan mendongkrak pertumbuhan ekonomi di Kota Bogor. Terlebih jika Bocimi terhubung dengan jalan arteri R3 yang rencananya 2019 akan dilanjutkan sampai Wangun.
"Akan terkoneksi apabila nanti program infrastruktur R3. Karena R3 ini nantinya dari Wangun menyebrang terkoneksi dengan simpang susun (interchange-red) Bocimi," katanya.
Usmar mengatakan terhubungnya R3 dan Bocimi akan mempermudah semuanya. Warga yang dari wilayah Barat mau ke Sukabumi tinggal melewati jalan R3 tersebut.
"Langsung dari Wangun simpang susun ke Bocimi," katanya.
Menurutnya Bocimi juga akan menunjung pertumbuhan ekonomi, karena terhubungnya antara Bocimi, R3 dan Kabupaten Bogor.
Berita terkait: Tol Bocimi merupakan mimpi warga Sukabumi
Seperti pada pembangunan R3 saat ini sudah banyak pertumbuhan ekonomi bergerak di kawasan tersebut, banyakan restoran dan rumah makan berdiri, serta aktivitas ekonomi masyarakat.
Pada tahun 2018 ini lanjutnya, Pemkot Bogor hanya memiliki anggaran Rp1 miliar untuk melakukan kajian terhadap jalan R2 dan R3.
"Baru ada anggaran pembebasan lahan 2019, berarti pekerjaan fisik R3 baru bisa dilaksanakan 2020," kata Usmar.
Proyek pembangunan tol Bocimi dicanangkan sejak 1997, baru terealisasi tahun 2015. Pembangunan proyek ini dikerjakan oleh pemerintah dan sudah mulai dibangun seksi I dengan nilai investasi mencapai Rp2,9 triliun.
Pekerjaan proyek ini terbagi dalam empat seksi yakni Seksi I (Ciawi-Cigombong) sekitar 14 KM, Seksi II Cigombong-Cibadag 11,9 KM, Seksi II Cibadak-Sukabumi 13,7 KM, dan Seksi IV Sukabumi Barat-Sukabumi Timur 13,05 KM.
Terdapat 33 hektare lahan di Kota Bogor yang terkenal pembangunan tol Bocimi, dan sekitar 80 hektare wilayah Kabupaten Bogor.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018