Bogor (Antaranews Megapolitan) - Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian melaksanakan 15 paket kegiatan terkait pangan lokal di 15 kabupaten yang tersebar di 13 provinsi dalam rangka pengembangan pangan lokal mensukseskan diversifikasi pangan.

"Kami mulai di 15 kabupaten yang memiliki bahan baku lokal yang punya olahan sederhana untuk pengembangan penganekaragaman atau diversifikasi pangan lokal," kata Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementan Agung Hendriadi di Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu.

Kementan melalui BKP memulai inovasi baru dalam memaksimalkan program diversifikasi atau penganekaragaman pangan lokal dengan melaksanakan 15 paket kegiatan pangan lokal di 15 kabupaten di 13 provinsi.

Agung menjelaskan program diversifikasi pangan selama ini lebih banyak berupa kampanye. Tetapi apakah masyarakat sudah melakukan olahan pangan lokal, dan apakah pangan lokal tersebut sudah berdaya saing, tampilan menarik dan memiliki rasa yang enak.

Paket kegiatan yang disiapkan untuk tahun 2018 ini adalah mendorong pengembangan diversifikasi pangan lokal agar memiliki rasa yang enak, berdaya saing, tampilan menarik dan dapat diproduksi dengan baik.

"Kita mulai dari sagu misalnya, apakah sudah memenuhi daya saing, misalnya tapioka apakah juga sudah memenuhi daya saing," katanya.

Untuk pengembangan diversifikasi pangan lokal ini, Kementan melalui BKP mengucurkan anggaran Rp400 juta untuk tiap-tiap 15 kabupaten.

Dana Rp400 juta tersebut, dialokasikan untuk penumbuhan, pengembangan dan kemandirian pelaku usaha mandiri pangan lokal (UKM). Dari nominal tersebut, Rp200 juta dialokasikan untuk pengolahan.

Menurut Agung, selain modal, juga akan ada transfer teknologi untuk meningkatkan daya saing pangan lokal yang diproduksi oleh masing-masing UKM di 15 kabupaten tersebut.

"Teknologi juga bisa menurunkan biaya produksi, dan meningkatkan produktivitas. Selain harga, rasa juga harus bersaing," katanya.

Agung menambahkan ada banyak pangan lokal dimiliki Indonesia, seperti Yogyakarta ada bakpia patok yang memenuhi empat unsur daya saing, seperti rasa, harga dan jadi incaran wisatawan.

"Luaran dari program ini berkembangnya industri pengolahan pangan berbasis bahan baku lokal sebagai pendorong pengembangan diversifikasi pangan," kata Agung.

Dalam rangka pengembangan diversifikasi pangan, BKP menggelar pertemuan pengembangan pangan lokal membahas strategi pengembangan pangan lokal dalam mendukung penganekaragaman pangan.

Pertemuan itu dihadiri oleh penanggung jawab program kegiatan dari 15 kabupaten dan 13 provinsi yakni Riau, Sumatera Selatan, Bali, NTT, NTB, Kalimantan Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, Gorontalo, Maluku dan Papua.

Untuk komoditas pangan lokal yang akan dikembangkan olahannya yakni ubi kayu, sagu, talas benong, sorgum, jagung dan ubi bangai.

Pewarta: Laily Rahmawaty

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018