Purwakarta (Antaranews Megapolitan) - Penjabat Bupati Purwakarta M Taufiq Budi Santoso memanfaatkan akhir pekannya dengan berkeliling di Purwakarta sebagai bagian dari upaya mengidentifikasi masalah pelayanan publik untuk dicarikan solusinya.
"Secara umum, pelayanan publik di Purwakarta sudah bagus," katanya, dalam siaran pers yang diterima di Purwakarta, Minggu.
Pada akhir pekan atau Sabtu (17/3), Taufik berkunjung ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bayu Asih Purwakarta, untuk meninjau langsung proses pelayanan di rumah sakit tersebut.
Ia menilai, pelayanan di rumah sakit pelat merah itu cukup baik.
Dari RSUD Bayu Asih, alumni Institut Teknologi Bandung ini langsung menuju tempat pembuangan akhir (TPA) sampah Cikolotok, di Desa Margasari, Kecamatan Pasawahan, Purwakarta.
Menurut dia, sistem pengolahan sampah dengan menggunakan "open dumping" di TPA Cikolotok sudah cukup baik, meski ada sistem pengolahan sampah yang lebih modern, yakni "sanitary landfill".
"Sekarang ini pengelolaannya sudah baik, sistemnya open dumping dengan pengelolaan yang sistematis. Tapi ada pengelolaan sampah yang lebih bagus, sanitary landfill, memang butuh biaya besar," katanya.
"Sanitary landfill" merupakan cara pengelolaan sampah dengan menimbun, memadatkkan dan menguburnya dengan tanah. Biasanya, sampah tersebut dikumpulkan di sebuah lahan cekung untuk mempermudah prosesnya.
Usai meninjau TPA Cikolotok, Taufiq mengunjungi salah satu museum Diorama Digital di wilayah perkotaan Purwakarta.
Setelah berkeliling di dalam museum, ia mengungkapkan kesan mendalam tentang pembangunan di Purwakarta.
Baginya, pembangunan yang sudah dilakukan ternyata tidak hanya mengedepankan fisik, tetapi juga memperhatikan aspek mental manusia.
Ke depan, ia berjanji akan meningkatkan promosi tempat-tempat wisata sejenis. Hal ini dilakukan agar para wisatawan semakin banyak berkunjung ke Purwakarta.
"Konsep museum ini sudah luar biasa. Ini mencerminkan kehidupan orang Sunda sejak dalam kandungan hingga dewasa. Saya melihat tadi juga digambarkan perjuangan seorang ibu. Ke depan, promosinya kita tingkatkan," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018
"Secara umum, pelayanan publik di Purwakarta sudah bagus," katanya, dalam siaran pers yang diterima di Purwakarta, Minggu.
Pada akhir pekan atau Sabtu (17/3), Taufik berkunjung ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bayu Asih Purwakarta, untuk meninjau langsung proses pelayanan di rumah sakit tersebut.
Ia menilai, pelayanan di rumah sakit pelat merah itu cukup baik.
Dari RSUD Bayu Asih, alumni Institut Teknologi Bandung ini langsung menuju tempat pembuangan akhir (TPA) sampah Cikolotok, di Desa Margasari, Kecamatan Pasawahan, Purwakarta.
Menurut dia, sistem pengolahan sampah dengan menggunakan "open dumping" di TPA Cikolotok sudah cukup baik, meski ada sistem pengolahan sampah yang lebih modern, yakni "sanitary landfill".
"Sekarang ini pengelolaannya sudah baik, sistemnya open dumping dengan pengelolaan yang sistematis. Tapi ada pengelolaan sampah yang lebih bagus, sanitary landfill, memang butuh biaya besar," katanya.
"Sanitary landfill" merupakan cara pengelolaan sampah dengan menimbun, memadatkkan dan menguburnya dengan tanah. Biasanya, sampah tersebut dikumpulkan di sebuah lahan cekung untuk mempermudah prosesnya.
Usai meninjau TPA Cikolotok, Taufiq mengunjungi salah satu museum Diorama Digital di wilayah perkotaan Purwakarta.
Setelah berkeliling di dalam museum, ia mengungkapkan kesan mendalam tentang pembangunan di Purwakarta.
Baginya, pembangunan yang sudah dilakukan ternyata tidak hanya mengedepankan fisik, tetapi juga memperhatikan aspek mental manusia.
Ke depan, ia berjanji akan meningkatkan promosi tempat-tempat wisata sejenis. Hal ini dilakukan agar para wisatawan semakin banyak berkunjung ke Purwakarta.
"Konsep museum ini sudah luar biasa. Ini mencerminkan kehidupan orang Sunda sejak dalam kandungan hingga dewasa. Saya melihat tadi juga digambarkan perjuangan seorang ibu. Ke depan, promosinya kita tingkatkan," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018