Bogor (Antaranews Megapolitan) - Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemeristekdikti) bersama IPB akan menambah jumlah perusahaan pemula berbasis teknologi atau "start-up" penangkaran benih padi IPB 3S ke wilayah Timur Indonesia.

"Tahun ini ada lima "start up" penangkar benih yang kita bentuk di Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Maluku, Sulawesi Tengah, dan Merauke, semuanya Indonesia Timur," kata Direktur Jenderal Penguatan Inovasi Kemenristekdikti, Jumain Appe, di Bogor, Jawa Barat, Kamis.

Kemeristekdikti terus memaksimalkan hilirisasi hasil penelitian khususnya di bidang pertanian seperti program penguatan inovasi, baik untuk industri, yang disebut dengan inovasi industri, hingga mendorong hasil penelitian menjadi satu bisnis melaui program start up.

"Start up" yang tengah dikembangkan bersama IPB adalah penangkaran benih padi IPB 3S yang sudah dimulai sejak 2016, oleh peneliti IPB, yang diterbitkan oleh Kementerian Pertanian, dan didiseminasikan, serta diperluas penanamannya.

Dalam upaya hilirisasi hasil penelitian bidang pertanian dan mendukung terwujudnya swasembada pangan, Kemenristekdikti bersama IPB memperluas produksi benih padi IPB-3S dengan program start-up penangkaran.

"Tidak hanya itu program ini menjadi tempat pembelajaran bagi mahasiswa pertanian, sekaligus menjadi tempat penyebaran benih di daerah, masing-masing lima hektare," kata Jumain.

Pengembangan "start-up" penangkaran benih IPB 3S di wilayah Timur Indonesia IPB akan melibatkan perguruan tinggi setempat, sehingga dapat menjadi pendamping petani.

"Kalau tanggapan masyarakat bagus, kita bisa tanam lagi 100 hektare. Nantinya bisa menurunkan harga beras, kalau petani menjual sudah untung, dalam negeri sudah cukup, impor tidak mungkin masuk," katanya.

Ketua Program "Start up seed Center IPB Abdul Qadir mengatakan IPB mengembangkan "start up" perbenihan sejak 2016 dan hasil inovasi tersebut dikomersialsiasikan.

Ia mengatakan benih yang ditangkarkan oleh petani adalah jenis yang sudah siap tanam, atau benih komersial. Pada 2016 dikembangkan penangkar benih di 16 provinsi dengan anggaran Rp8 miliar, sedangkan pada 2017 dikembangkan di delapan provinsi dengan anggaran Rp6,5 miliar.

"Kegiatan yang dilakukan penguatan industri benih, fasilitasi, produksi benih, demplot. Kita juga bangun kegiatan "teaching" bagi perguruan tinggi setempat, sehingga tidak IPB saja yang punya bisnis, tapi perguruan tinggi setempat," katanya.

Qadir menambahkan luaran "teaching" program "start up" penangkaran benih IPB-3S bagi perguruan tinggi setempat nantinya dari perguruan tinggi tersebut bergulir di daerah lain di wilayahnya," kata Qadir.

Varietas padi IPB 3S diciptakan tim peneliti pimpinan Dr Hajrial Aswidinnoor pada 2014. Padi ini memiliki keunggulan produktivitas mencapai 7 ton, selain itu hemat air dan pupuk urea.

Benih padi IPB 3S ini sudah diperluas penanamnya atas permintaan Presiden Joko Widodo di sejumlah wilayah di Indonesia.

Namun karena benih masih terbatas, diperlukan penangkaran untuk memperbanyak benih sehingga bisa didistribusikan ke sejumlah wilayah di Indonesia.

Pewarta: Laily Rahmawaty

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018