Bogor (Antaranews Megapolitan) - Dinas Kesehatan Kota Bogor, Jawa Barat menggelar sosialisasi RAKSA (rumah, air bersih, kakus, sampah dan air limbah), dan tata laksana keracunan makanan bagi kader TP PKK dalam rangka mengurangi kasus keracunan di masyarakat, Senin.
"Pemahaman masyarakat terhadap prosedur penanggulangan keracunan masih rendah, sosialisasi ini bertujuan untuk itu," kata Kepala P2P Dinas Kesehatan Kota Bogor, Lindawati.
Menurut Linda untuk menjalankan amanat Undang-undang kesehatan Nomor 36 Tahun 2009 upaya untuk penyehatan lingkungan salah satunya melalui higienis dan sanitasi.
Dalam rangka higienis dan sanitasi, upaya yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan adalah melakukan pengawasan terdapat makanan, dengan mengambil sampel jajanan dan makanan dari jasa boga dan sekolaha-sekolah, serta lainnya.
Hasil pengambil sampel tersebut menujukkan masih ada jajanan atau makanan yang mengandung banteri patogen yang dapat menganggu kesehatan manusia.
"Apalagi tahun 2017 pernah ada kasus keracunan diduga berasal dari makanan, tetapi kita tidak bisa mengetahui penyebab pastinya karena sampel makanannya sudah tidak ada," kata Linda.
Mengantisipasi hal itu, Dinas Kesehatan menggandeng TP PKK Kota Bogor sebagai mitra strategis dalam menjaga kesehatan lingkungan. Sesuai dengan 10 tugas pokok PKK.
Sosialisasi tersebut diharapkan kader PKK mengetahui tentang higienis dan sanitasi dengan baik, serta meningkatkan pengetahuan cara penanggulangan keracunan makanan.
"Selama ini kasus keracunan fokus pertolongan pada korban, sementara sampel makanan sering terlewatkan," katanya.
Menurut Linda ketika kasus keracunan terjadi menyelamatkan korban menjadi hal paling utama. Tetapi menyelamatkan sampel makanan yang dikonsumsi juga penting agar bisa diuji dan dikaji penyebab keracunannya apakah dari makanannya, bahannya, atau cara pengolahannya yang salah.
"Jadi penting bagi kami mengedukasi masyarakat agar ketika terjadi kasus keracunan, selain menyelamatkan korban ke rumah sakit, juga perlu menyimpan sampel makanan yang dikonsumsi," katanya.
Sebagai contoh jika terjadi keracunan di sekolah, diduga karena jajanan. Tetapi sulit mengetahui jajanan yang mana, karena ada banyak pedagang di sekolah. Maka untuk mengetahui sumber keracunan berasal dari mana melalui sampel yang diuji laboratorium.
"Harapan kami PKK ini menjadi mitra strategis Dinkes dalam mensosialisasikan higienis dan sanitasi, serta penanggulangan keracunan, dengan menyelamatkan korban segera dan mengamankan sampel makanannya," kata Linda.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018
"Pemahaman masyarakat terhadap prosedur penanggulangan keracunan masih rendah, sosialisasi ini bertujuan untuk itu," kata Kepala P2P Dinas Kesehatan Kota Bogor, Lindawati.
Menurut Linda untuk menjalankan amanat Undang-undang kesehatan Nomor 36 Tahun 2009 upaya untuk penyehatan lingkungan salah satunya melalui higienis dan sanitasi.
Dalam rangka higienis dan sanitasi, upaya yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan adalah melakukan pengawasan terdapat makanan, dengan mengambil sampel jajanan dan makanan dari jasa boga dan sekolaha-sekolah, serta lainnya.
Hasil pengambil sampel tersebut menujukkan masih ada jajanan atau makanan yang mengandung banteri patogen yang dapat menganggu kesehatan manusia.
"Apalagi tahun 2017 pernah ada kasus keracunan diduga berasal dari makanan, tetapi kita tidak bisa mengetahui penyebab pastinya karena sampel makanannya sudah tidak ada," kata Linda.
Mengantisipasi hal itu, Dinas Kesehatan menggandeng TP PKK Kota Bogor sebagai mitra strategis dalam menjaga kesehatan lingkungan. Sesuai dengan 10 tugas pokok PKK.
Sosialisasi tersebut diharapkan kader PKK mengetahui tentang higienis dan sanitasi dengan baik, serta meningkatkan pengetahuan cara penanggulangan keracunan makanan.
"Selama ini kasus keracunan fokus pertolongan pada korban, sementara sampel makanan sering terlewatkan," katanya.
Menurut Linda ketika kasus keracunan terjadi menyelamatkan korban menjadi hal paling utama. Tetapi menyelamatkan sampel makanan yang dikonsumsi juga penting agar bisa diuji dan dikaji penyebab keracunannya apakah dari makanannya, bahannya, atau cara pengolahannya yang salah.
"Jadi penting bagi kami mengedukasi masyarakat agar ketika terjadi kasus keracunan, selain menyelamatkan korban ke rumah sakit, juga perlu menyimpan sampel makanan yang dikonsumsi," katanya.
Sebagai contoh jika terjadi keracunan di sekolah, diduga karena jajanan. Tetapi sulit mengetahui jajanan yang mana, karena ada banyak pedagang di sekolah. Maka untuk mengetahui sumber keracunan berasal dari mana melalui sampel yang diuji laboratorium.
"Harapan kami PKK ini menjadi mitra strategis Dinkes dalam mensosialisasikan higienis dan sanitasi, serta penanggulangan keracunan, dengan menyelamatkan korban segera dan mengamankan sampel makanannya," kata Linda.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018