Bogor (Antaranews Megapolitan) - Dinas Kesehatan Kota Bogor, Jawa Barat akan melakukan survei kecacingan pada anak untuk mengetahui jumlah anak yang ada diberikan obat cacing secara massal.

"Survei kecacingan ini menyasar anak-anak di sekolah, target ada 200 anak yang akan disurvei," kata Dwi Sutanto, pengelola program vilariasis dan kecacingan, Dinas Kesehatan Kota Bogor, kepada Antara, Rabu.

Dwi menjelaskan survei dilakukan dengan mengambil sampel tinja tiap-tiap anak. Dari tinja tersebut akan diuji laboratorium guna mengetahui status kecacingannya.

Survei ini diperlukan sebagai langkah awal kegiatan pemberian obat cacing secara massal yang rencananya akan dilaksanakan bulan Agustus 2018 mendatang.

Menurut Dwi belum ada angka pasti kasus kecacingan pada anak di Kota Bogor. Sehingga diperlukan survei dengan melibatkan tenaga khusus servelans.

Pemberian obat cacing secara massal merupakan instruksi nasional dalam rangka mencegah stunting pada anak yang disebabkan oleh kecacingan.

"Bogor dan Cianjur termasuk wilayah yang angka stunting di Jawa Baratnya tergolong tinggi," kata Dwi.

Dwi mengatakan bila merujuk angka prevalensi kecacingan nasional 28,2 persen jumlah tersebut belum tinggi. Sehingga ada tiga intervensi yang dilakukan dalam pemberian obat cacing.

Jika hasil survei menunjukkan angka prevalensi kecacingan kurang dari 20 persen, maka obat diberikan secara selektif untuk anak yang terdeteksi terkena cacingan.

Tapi jika prevalensi di atas 20 sampai 50 persen, pengobatan diberikan satu dalam satu tahun selama lima tahun berturut-turut.

"Pemberian obat cacing bisa dilaksanakan bulan Februari dan Agustus," katanya.

Intervensi berikutnya jika angka prevealensi kecacingan di atas 50 persen, maka pengobatan cacing diberikan dua kali dalam satu tahun. Dengan jarak pemberian obat enam bulan.

"Karena obat cacing efektif melindungi selama enam bulan," kata Dwi.

Pewarta: Laily Rahmawaty

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018