Bekasi (Antaranews Megapolitan) - Penjabat Sementara Wali Kota Bekasi Ruddy Gandakusumah mengungkapkan peristiwa banjir yang terjadi di wilayahnya setiap musim hujan perlu penyelesaian tuntas bersama sejumlah instansi terkait lintas wilayah.
"Pada Minggu (4/3) dini hari, Kali Bekasi meluap hingga mengakibatkan sejumlah kawasan tergenang banjir. Pertemuan dengan pemerintahan tetangga harus bisa terealisasi dalam waktu dekat," katanya di Bekasi, Minggu.
Hal itu dikatakan Ruddy usai menyambagi lokasi banjir di Kampung Lebak, RT6/RW2, Kelurahan Teluk Pucung, Kecamatan Bekasi Utara.
Menurut dia, Tinggi Muka air (TMA) Kali Bekasi yang menjadi pertemuan Sungai cileungsi-Cikeas pada pukul 23.00 WIB mencapai puncaknya sekitar 610 centimeter di atas situasi normal 300 centimeter.
Dikatakan Ruddy, komunikasi tatap muka bersama sejumlah instansi terkait dari lintas wilayah berpeluang besar untuk merealisasikan solusi yang lebih efektif dibandingkan sekadar berkirim surat antarpemerintah daerah.
"Oleh karenanya, mudah-mudahan pertemuan tersebut bisa secepatnya terlaksana," katanya.
Sejumlah kepala daerah yang rencananya akan dikunjunginya ialah Bupati Bogor, Bupati Bekasi, dan Wali Kota Jakarta Timur.
"Penanganan banjir kan butuh tindakan yang komprehensif. Jika hanya fokus di Kota Bekasi, sedangkan langkah penanganan serupa tidak dilakukan di wilayah tetangga, selamanya persoalan banjir tidak akan tuntas," katanya.
Terhadap korban banjir di Kampung Lebak, Ruddy sempat menawarkan opsi relokasi ke tempat yang bebas dari banjir, akan tetapi warga tidak menginginkannya.
"Alasannya karena mereka sudah kerasan tinggal di lokasi tersebut, walaupun sadar posisi tempat tinggalnya menyalahi aturan. Banjir pun sudah dianggap sebagai hal yang wajar mereka alami," katanya.
Namun demikian, walau warga sudah menerima kondisi yang terjadi, Ruddy tak ingin pemerintah dianggap tidak hadir di tengah mereka.
"Setidaknya dengan datang, mencari tahu situasi terkini korban banjir, untuk kemudian mencari solusi penanganan yang paling efektif," katanya.
Terkait penanganan banjir yang diakibatkan luapan Kali Bekasi, sinergi dengan sejumlah pemangku kepentingan terkait, antara lain Balai Besar Wilayah Ciliwung Cisadane dan Perum Jasa Tirta II harus diintensifkan.
Camat Bekasi Utara Lukman, menyebutkan luapan Kali Bekasi sempat merendam Kampung Lebak hingga 1,5 meter selama beberapa jam.
Air baru surut keesokan paginya dan warga langsung bergegas membersihkan sisa-sisa genangan lumpur.
Selain di Kampung Lebak, luapan Kali Bekasi juga menggenangi Kampung Bulak dan Gang Kalimaya.
Tak hanya di Bekasi Utara, luapan Kali Bekasi juga sempat menggenangi jalanan di perumahan warga sebanjang bantaran, seperti terpantau di Perumahan Pondok Mitra Lestari, Kecamatan Jatiasih.
"Air mulai luber ke jalan sekitar pukul 01.00 WIB dan baru surut jelang Subuh," kata pengurus Paguyuban Warga Pondok Mitra Lestari Soekarno (40).
Pria yang karib disapa Nano mengatakan, sejak mengetahui tinggi permukaan Kali Bekasi terus meningkat sejak pukul 21.00 WIB, pompa-pompa pun mulai diaktifkan.
"Warga siaga memantau indikator ketinggian air di rumah pompa," katanya.
Sementara warga lain yang khawatir genangan air terus bertambah tinggi, langsung bergegas mengamankan kendaraan roda empatnya ke lokasi aman. (Advertorial Humas Pemkot Bekasi).
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018
"Pada Minggu (4/3) dini hari, Kali Bekasi meluap hingga mengakibatkan sejumlah kawasan tergenang banjir. Pertemuan dengan pemerintahan tetangga harus bisa terealisasi dalam waktu dekat," katanya di Bekasi, Minggu.
Hal itu dikatakan Ruddy usai menyambagi lokasi banjir di Kampung Lebak, RT6/RW2, Kelurahan Teluk Pucung, Kecamatan Bekasi Utara.
Menurut dia, Tinggi Muka air (TMA) Kali Bekasi yang menjadi pertemuan Sungai cileungsi-Cikeas pada pukul 23.00 WIB mencapai puncaknya sekitar 610 centimeter di atas situasi normal 300 centimeter.
Dikatakan Ruddy, komunikasi tatap muka bersama sejumlah instansi terkait dari lintas wilayah berpeluang besar untuk merealisasikan solusi yang lebih efektif dibandingkan sekadar berkirim surat antarpemerintah daerah.
"Oleh karenanya, mudah-mudahan pertemuan tersebut bisa secepatnya terlaksana," katanya.
Sejumlah kepala daerah yang rencananya akan dikunjunginya ialah Bupati Bogor, Bupati Bekasi, dan Wali Kota Jakarta Timur.
"Penanganan banjir kan butuh tindakan yang komprehensif. Jika hanya fokus di Kota Bekasi, sedangkan langkah penanganan serupa tidak dilakukan di wilayah tetangga, selamanya persoalan banjir tidak akan tuntas," katanya.
Terhadap korban banjir di Kampung Lebak, Ruddy sempat menawarkan opsi relokasi ke tempat yang bebas dari banjir, akan tetapi warga tidak menginginkannya.
"Alasannya karena mereka sudah kerasan tinggal di lokasi tersebut, walaupun sadar posisi tempat tinggalnya menyalahi aturan. Banjir pun sudah dianggap sebagai hal yang wajar mereka alami," katanya.
Namun demikian, walau warga sudah menerima kondisi yang terjadi, Ruddy tak ingin pemerintah dianggap tidak hadir di tengah mereka.
"Setidaknya dengan datang, mencari tahu situasi terkini korban banjir, untuk kemudian mencari solusi penanganan yang paling efektif," katanya.
Terkait penanganan banjir yang diakibatkan luapan Kali Bekasi, sinergi dengan sejumlah pemangku kepentingan terkait, antara lain Balai Besar Wilayah Ciliwung Cisadane dan Perum Jasa Tirta II harus diintensifkan.
Camat Bekasi Utara Lukman, menyebutkan luapan Kali Bekasi sempat merendam Kampung Lebak hingga 1,5 meter selama beberapa jam.
Air baru surut keesokan paginya dan warga langsung bergegas membersihkan sisa-sisa genangan lumpur.
Selain di Kampung Lebak, luapan Kali Bekasi juga menggenangi Kampung Bulak dan Gang Kalimaya.
Tak hanya di Bekasi Utara, luapan Kali Bekasi juga sempat menggenangi jalanan di perumahan warga sebanjang bantaran, seperti terpantau di Perumahan Pondok Mitra Lestari, Kecamatan Jatiasih.
"Air mulai luber ke jalan sekitar pukul 01.00 WIB dan baru surut jelang Subuh," kata pengurus Paguyuban Warga Pondok Mitra Lestari Soekarno (40).
Pria yang karib disapa Nano mengatakan, sejak mengetahui tinggi permukaan Kali Bekasi terus meningkat sejak pukul 21.00 WIB, pompa-pompa pun mulai diaktifkan.
"Warga siaga memantau indikator ketinggian air di rumah pompa," katanya.
Sementara warga lain yang khawatir genangan air terus bertambah tinggi, langsung bergegas mengamankan kendaraan roda empatnya ke lokasi aman. (Advertorial Humas Pemkot Bekasi).
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018