Jakarta (Antaranews Megapolitan) - Ketua Pembina Yayasan Pendidikan Pembina Universitas Pancasila Siswono Yudo Husodo mengajak para mahasiswa untuk membangun kepercayaan diri yang kuat sehingga akan mengantarkan pada kemajuan.

"Yang perlu diperhatikan adalah kepercayaan diri yang kuat," kata Siswono di hadapan ratusan mahasiswa Sekolah Pascasarjana Universitas Pancasila, di Jakarta, Jumat sore.

Selain itu, kata dia, kegigihan untuk mewujudkan cita-cita. "Gantungkan cita-cita setinggi langit dan berusahalah sekuat tenaga untuk mencapainya. Tidak kalah penting adalah bersikap optimistis dan berbahagialah. Jangan sampai kita bersikap pesimistis," ujarnya lagi.

Mantan calon wakil presiden pada Pilpres 2004 ini menjelaskan yang membedakan orang yang optimistis dengan pesimistis adalah pandangannya terhadap perspektif waktu. Orang pesimis selalu melihat masa lalu adalah masa yang indah, hari ini adalah hari yang kacau, dan masa depan tidak ada harapan.

Sedangkan orang yang optimistis, katanya, melihat masa lalu adalah masa yang penuh dengan pelajaran, betapa pun pahit dan indahnya masa lalu itu. Hari ini adalah untuk bekerja dan berpikir keras dan masa depan penuh dengan gilang-gemilang.

"Dengan bersikap optimistis jalan ke depan akan jadi lebih ringan, namun orang yang bersikap pesimistis maka anda akan merasa gagal sebelum memulai," katanya pula.
Mantan Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) ini mengingatkan akan terjadi perubahan dunia yang sedang berlangsung. Saat ini dunia sedang berubah, sehingga jika tidak berubah maka akan ditinggalkan.

Ia berharap agar kita harus mampu beradaptasi dengan perubahan, mengingat kemajuan sudah tidak bisa dihindari dan aktivitas ekonomi saat ini berjalan secara `online` yang menawarkan kemudahan kemurahan harga.

"Untuk mampu bersaing adalah kerendahan hati selalu mengikuti kemajuan dan mau belajar dari kelebihan orang lain. Jangan pernah meremehkan apa pun dan siapa pun," katanya lagi.

Lebih lanjut Siswono mengatakan untuk memenangkan persaingan antarbangsa yang paling pokok adalah dengan kualitas SDM yang mumpuni, dan dicapai dengan belajar yang sungguh-sungguh.

Namun, katanya lagi, menguasai ilmu saja tidak cukup karena mempunyai etos kerja yang tinggi terintegrasi dan bermoral. Interaksi dalam pendidikan pascasarjana harus mengembangkan tradisi berpikir kritis, kreatif, dan konstruktif.

"Kritis di sini tentunya dapat membedakan mana yang benar dan salah, yang baik dan buruk dan konstruktif dalam arti selalu mencari jalan keluar dan merumuskan saran untuk kebaikan," kata Siswono pula.

Pewarta: Feru Lantara

Editor : Feru Lantara


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018