Sukabumi (Antaranews Megapolitan) - Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Sukabumi, Jawa Barat, mencatat realisasai investasi selama 2017 baik penanaman modal asing (PMA) maupun penanaman modal dalam negeri (PMDN) mencapai Rp14,52 triliun.
"PMA dan PMDN hingga akhir 2017 memang cukup tinggi mencapai Rp14.520.021.935.021 bahkan untuk PMDN setiap tahunnya selalu melebihi target," kata Kepala Kepala DPMPTSP Beni Haerani di Sukabumi, Kamis.
Bahkan, menurutnya, pada 2018 yang saat ini Kota Sukabumi tengah melaksanakan tahapan pemilihan wali dan wakil wali kota serta pemilihan gubernur dan wakil gubernur, tidak mengurangi minat investor untuk menanamkan modalnya di Kota Mochi tersebut.
Ia menyebutkan sejak awal tahun 2018 hingga sekarang sudah cukup banyak investor yang mengajukan izin untuk berinvestasi di berbagai sektor yang mayoritas dalam sektor jasa.
Menurut dia, Kota Sukabumi merupakan daerah jasa dan perdagangan sehingga investor kebanyakan menanamkan modalnya dalam sektor itu seperti hotel dan perbankan.
Selain itu, investor baik dari dalam negeri maupun asing sudah cerdas dan pintar, serta mengetahui trik dan strategi dalam menanamkan investasinya. Tapi, memang untuk PMA tidak terlalu besar karena daerah ini keterbatasan lahan untuk pembangunan.
Apalagi, lahan pertanian produktif saat ini dilindungi oleh Peraturan Daerah kota Sukabumi tentang Lahan Pertanian Produktif Berkesinambungan. Tujuannya untuk meminimalkan alih fungsi lahan pertanian produktif.
"Semakin meningkatnya penanaman modal di Kota Sukabumi tentunya mampu menyerap banyak tenaga kerja sehingga minimalnya bisa mengurangi angka pengangguran," tambahnya.
Beni mengatakan wilayah Kota Sukabumi yang strategis karena berada di tengah-tengah kota besar yakni Bandung dan DKI Jakarta sehingga investor selalu melirik daerah ini sebagai tempat berinvestasi.
Apalagi, pemerintah pusat melakukan pembangunan sarana transportasi sepertu jalur ganda kereta api Bogor-Sukabumi, pembangunan Jalan Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi) dan Bandara Sukabumi dipastikan akan semakin tinggi tingkat investasi di kota kecil itu.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018
"PMA dan PMDN hingga akhir 2017 memang cukup tinggi mencapai Rp14.520.021.935.021 bahkan untuk PMDN setiap tahunnya selalu melebihi target," kata Kepala Kepala DPMPTSP Beni Haerani di Sukabumi, Kamis.
Bahkan, menurutnya, pada 2018 yang saat ini Kota Sukabumi tengah melaksanakan tahapan pemilihan wali dan wakil wali kota serta pemilihan gubernur dan wakil gubernur, tidak mengurangi minat investor untuk menanamkan modalnya di Kota Mochi tersebut.
Ia menyebutkan sejak awal tahun 2018 hingga sekarang sudah cukup banyak investor yang mengajukan izin untuk berinvestasi di berbagai sektor yang mayoritas dalam sektor jasa.
Menurut dia, Kota Sukabumi merupakan daerah jasa dan perdagangan sehingga investor kebanyakan menanamkan modalnya dalam sektor itu seperti hotel dan perbankan.
Selain itu, investor baik dari dalam negeri maupun asing sudah cerdas dan pintar, serta mengetahui trik dan strategi dalam menanamkan investasinya. Tapi, memang untuk PMA tidak terlalu besar karena daerah ini keterbatasan lahan untuk pembangunan.
Apalagi, lahan pertanian produktif saat ini dilindungi oleh Peraturan Daerah kota Sukabumi tentang Lahan Pertanian Produktif Berkesinambungan. Tujuannya untuk meminimalkan alih fungsi lahan pertanian produktif.
"Semakin meningkatnya penanaman modal di Kota Sukabumi tentunya mampu menyerap banyak tenaga kerja sehingga minimalnya bisa mengurangi angka pengangguran," tambahnya.
Beni mengatakan wilayah Kota Sukabumi yang strategis karena berada di tengah-tengah kota besar yakni Bandung dan DKI Jakarta sehingga investor selalu melirik daerah ini sebagai tempat berinvestasi.
Apalagi, pemerintah pusat melakukan pembangunan sarana transportasi sepertu jalur ganda kereta api Bogor-Sukabumi, pembangunan Jalan Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi) dan Bandara Sukabumi dipastikan akan semakin tinggi tingkat investasi di kota kecil itu.
Editor : Naryo
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018