Bekasi (Antaranews Megapolitan) - Asosiasi BMX Indonesia yang berdomisili di Kota Bekasi, Jawa Barat, mendambakan hadirnya kembali arena berlatih yang hilang sejak 2010 di Gelanggang Olahraga Patriot Jalan Ahmad Yani, Bekasi Selatan.

"Rasanya kami seperti `lenong` yang menghibur para penonton. Kangen juga suasana demikian waktu dulu masih ada arena tempat kita berlatih di GOR Patriot," kata salah satu pendiri Asosiasi BMX Indonesia, Maruli, di Bekasi, Senin.

Menurut dia, hampir setiap sore sekerumunan orang asyik mengarahkan pandangan matanya ke tengah arena dan sesekali gemuruh tepuk tangan juga sorak sorai terdengar dari kerumunan massa yang terkonsentrasi di salah satu sudut kompleks GOR.

Maruli diketahui aktif sebagai pegiat komunitas olahraga ekstrim Kota Bekasi, termasuk di antaranya sepeda BMX.

Rasa kangen akan suasana tersebut tak hanya dirasakan oleh Maruli seorang, tapi juga puluhan pehobi bahkan atlet sepeda BMX yang kini kerap berpindah tempat dari satu lokasi ke lokasi lainnya untuk berlatih.

Hal tersebut, dikarenakan arena latihan mereka ikut tergusur akibat proyek renovasi stadion sepak bola Patriot yang digulirkan mulai 2012 silam oleh pemerintah setempat.

"Sejak renovasi stadion dimulai, hingga sekarang, kami belum kunjung mendapatkan tempat pengganti," katanya.

Dikatakan Maruli, tidak ada satu lokasi pun di Kota Bekasi yang memadai untuk anggotanya berlatih secara serius, sebab berlatih trik-trik sepeda BMX tak dapat dilakukan di sembarang tempat, mengingat banyak yang ekstrim gerakannya.

Keberadaan arena `skate board` yang ada di daerah Pekayon, Kecamatan Bekasi Selatan dirasa keruang ideal memenuhi kebutuhan tempat berlatih BMX yang rata-rata berusia remaja itu.

"Karena trik-trik sepeda BMX seperti nge-grind kadang membuat `lecet` tempat latihan yang memang dirancang untuk roda kecil, akhirnya kami tidak melanjutkan berlatih di sana," katanya.

Di tengah ketidakpastian lokasi latihan, kata dia, akhirnya pengendara sepeda BMX memanfaatkan sejumlah trotoar jalan sebagai tempat berlatih.

"Namun itu pun tak sering karena bisa mengganggu pengguna jalan lainnya," katanya.

Baru beberapa waktu terakhir, komunitas BMX mendapatkan area berlatih di salah satu sisi sayap luar Stadion Patriot Candrabhaga. Area latihan tersebut, jauh dari ideal karena hanya berupa pelataran stadion berukuran sekitar 4x8 meter persegi tanpa ada prasarana pelengkap apa pun.

Puluhan anggota komunitas BMX yang biasa berkumpul setiap Minggu pagi di lokasi tersebut hanya mengandalkan dua buah bangku panjang setinggi 40 cm untuk melatih trik-trik sepeda.

"Ini juga bangkunya dapat pinjaman dan tempatnya gantian nunggu komunitas senam selesai pakai pagi-paginya," katanya.

Namun nyatanya, di tengah berbagai kondisi keterbatasan tersebut, animo anggota datang setiap pekannya untuk berlatih tak pernah surut. Meskipun harus lebih dulu mengayuh sepeda belasan bahkan puluhan kilometer dari rumahnya untuk mencapai lokasi latihan, anggota selalu menyempatkan hadir dan berlatih selama 2-3 jam.

Maruli berharap, pemerintah setempat bisa memfasilitasi area berlatih yang ideal bagi kemunitasnya.

"Jika ingin sesuatu yang lebih menantang untuk dijajal saat latihan, terkadang Taman Kalijodo di Jakarta Utara kita datangi.

Idealnya memang seperti yang ada di Kalijodo saat ini. Apalagi kalau mengingat dari Bekasi lah cikal bakal terbentuknya Asosiasi BMX Indonesia di tahun 2001," katanya.

Selain menjadi `pioneer` kemunculan komunitas BMX, di Bekasi juga melahirkan atlet BMX berprestasi yang berjaya di ajang Festival International des Sport Extremes Sport Series 2016 di Perancis, yakni Januar `Botay` Susanto yang menjuarai nomor BMX Flatland kelas master.

Pewarta: Andi Firdaus

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018