Bogor (Antaranews Megapolitan) - Dewan Pengurus Persatuan Insinyur Indonesia, Prof. Muhammad Romli, menyampaikan, jumlah lulusan teknik atau insinyur Perguruan Tinggi Indonesia paling kecil di antara negara lain. Data jumlah insinyur di Indonesia, terangnya, paling rendah yaitu 2.671 per satu juta penduduk, sedangkan Vietnam sudah ada di 9.037 orang per satu juta penduduk.

Ia mengatakan, tambahan lulusan teknik di Indonesia per tahun berjumlah 164 orang atau paling kecil. Untuk itu, ia menyampaikan perlunya peningkatan jumlah lulusan teknik. Karena data  menunjukkan ketimpangan dengan apa yang seharusnya memperoleh prioritas dalam rangka pengembangan industri atau perekonomian secara umum.

Prof Muhammad Romli menyampaikan hal itu dalam acara workshop yang digelar oleh Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta) Institut Pertanian Bogor (IPB). Acara workshop yang bertema ''Peningkatan Mutu Lulusan Program Industri Pertanian di Era Persaingan Global'' ini, digelar di ATDC Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan (PKSPL) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB, Kampus Baranangsiang, Bogor (19/2).
 
Lebih lanjut ia menyampaikan terkait tuntutan terhadap program pendidikan tinggi saat ini yang perlunya pendidikan agroindustri yang bermutu dan akuntabel, yaitu hasil pendidikan secara nyata dirasakan oleh pemangku kepentingan.  Selain itu, pentingnya pendidikan berbasis Capaian Pembelajaran OBE (Outcome Based Education).
 
Terkait desain kurikulum Outcome Best Education (OBE), ia menyampaikan kurikulum merupakan suatu panduan bagi proses pembelajaran yang dipersiapkan berdasarkan kemampuan yang ingin dicapai. Dengan demikian, sebuah kurikulum harus komprehensif, dinamis dan cukup fleksibel sehingga mampu mengantarkan mahasiswa untuk mencapai kemampuan yang ditargetkan.

''Peran dosen sangat penting terhadap keberhasilan proses pembelajaran, sementara kurikulum berfungsi sebagai sarana pendukung,'' ujar Prof Muhammad Romli.
 
Ketua Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fateta IPB, Prof. Dr. Ing. Ir. Suprihatin,  menyampaikan tujuan workshop ini adalah agar terbentuk keselarasan pemahaman antara program studi industri pertanian dan pemangku kepentingan yang terdiri dari organisasi profesi, industri, dan pemerintah tentang formula profil profesional lulusan, capaian pembelajaran dan disiplin industri pertanian. Semua itu, terangnya, dalam rangka peningkatan daya saing global lulusan program studi industri pertanian.

Acara ini dihadiri oleh perwakilan perguruan tinggi yang memiliki  Program Studi Industri Pertanian se-Indonesia. Sementara, narasumber lainnya dari Asosiasi Agroindustri Indonesia (Agrin), Asosiasi Profesi Teknologi Agroindustri (APTA), dan Ikatan Ahli Gula Indonesia (IKAGI). Para narasumber ini menyampaikan berbagai saran dan harapan terhadap kualitas lulusan Program Studi Industri Pertanian. (dh).

Pewarta: Oleh: Humas IPB

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018