Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Kamis (13/3) kembali memperingatkan tentang memburuknya krisis kemanusiaan di Jalur Gaza akibat Israel terus menutup jalur masuk bantuan kemanusiaan untuk warga Palestina.

"Rekan-rekan tim kemanusiaan kami di lapangan memperingatkan bahwa penutupan berkelanjutan jalur masuk kargo ke Gaza berdampak serius terhadap kemampuan PBB dan mitranya dalam memberikan bantuan penting kepada masyarakat yang membutuhkan," kata juru bicara PBB, Stephane Dujarric, dalam konferensi pers.

Ia menekankan urgensi situasi ini. "Semakin lama penghentian bantuan ke Jalur Gaza berlangsung, semakin parah dampaknya di lapangan."

Dujarric mengatakan bahwa organisasi bantuan terpaksa mengurangi distribusi pangan guna memprioritaskan kelompok yang paling rentan.

Baca juga: Mahkamah Internasional akan gelar sidang kewajiban Israel atas Palestina pada April

Ia juga memperingatkan bahwa "situasi ketahanan pangan dapat memburuk secara drastis jika arus bantuan ke Gaza tidak segera dilanjutkan."

Mengutip Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Dujarric turut menyampaikan keprihatinan terkait risiko kesehatan di Gaza.

"WHO memperingatkan bahwa risiko kesehatan masyarakat tetap sangat tinggi, termasuk penyebaran penyakit menular, akibat kepadatan penduduk yang berlebihan dan sanitasi yang buruk," ujarnya.

Hingga akhir Februari, lanjut Dujarric, "24 dari 32 sampel lingkungan yang dikumpulkan dinyatakan positif mengandung poliovirus tipe 2 yang berasal dari vaksin."

Sementara itu, PBB sedang melakukan penilaian kebutuhan tempat tinggal bagi masyarakat di wilayah paling rentan di Gaza.

Baca juga: PBB peringatkan blokade Israel selama 11 hari perburuk kondisi kemanusiaan di Gaza
 

Sementara itu, terkait Tepi Barat yang diduduki, Dujarric melaporkan bahwa operasi militer terbaru Israel "telah merusak fasilitas kesehatan -- di mana 20 di antaranya tidak berfungsi -- serta infrastruktur penting lainnya, menyebabkan pencemaran air akibat limbah serta krisis air bersih di beberapa wilayah."

"Karena situasi yang tidak aman dan kehancuran, pusat kesehatan UNRWA (Badan PBB untuk Pengungsi Palestina) di kamp pengungsi Jenin, Tulkarm, dan Nur Shams masih tutup sejak awal tahun ini," tambahnya.

Menurut WHO, sejak Januari telah terjadi "setidaknya 54 serangan terhadap fasilitas kesehatan di Tepi Barat, yang mengakibatkan empat orang tewas dan sembilan lainnya terluka."

Baca juga: Israel gunakan kelaparan sebagai senjata atas Gaza

Ketegangan terus meningkat di seluruh wilayah pendudukan Tepi Barat, di mana sedikitnya 935 warga Palestina telah tewas dan hampir 7.000 lainnya terluka akibat serangan tentara Israel dan pemukim ilegal sejak perang di Gaza meletus pada 7 Oktober 2023, menurut Kementerian Kesehatan Palestina.

Mahkamah Internasional pada Juli lalu menyatakan bahwa pendudukan Israel di wilayah Palestina adalah ilegal serta menyerukan evakuasi semua permukiman Israel di Tepi Barat dan Yerusalem Timur.

Sumber: Anadolu

Pewarta: Primayanti

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2025