Bogor (Antaranews Megapolitan) - Sekelompok peneliti yang terdiri dari mahasiswa dan dosen dari Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Institut Pertanian Bogor (IPB), yaitu Muhammad Khoyrul Prasetyo, Beginer Subhan  dan Neviaty Putri Zamani melakukan suatu riset yang bertujuan memperbaiki kualitas terumbu karang melalui kegiatan transplantasi. 

Meningkatnya kegiatan manusia yang melakukan penangkapan biota laut di kawasan ekosistem terumbu karang dengan alat tangkap yang dapat merusak dan pengambilan karang secara berlebihan, dapat mengakibatkan rusaknya terumbu karang. Masalah yang sudah serius ini perlu dihentikan dan harus diperbaiki. Hal inilah yang mendasari Khoyrul melakukan suatu riset sebagai salah satu solusi yaitu dengan melakukan transplantasi terumbu karang.

Transplantasi karang adalah suatu teknik perbanyakan koloni karang secara fragmentasi dengan memanfaatkan reproduksi aseksual. Banyak manfaat yang diperoleh dari teknik transplantasi ini, salah satunya yaitu untuk keperluan bisnis seperti karang hias.

Karang bisa digunakan sebagai hiasan di dalam akuarium karena bentuknya yang menarik.

Beberapa riset mengenai transplantasi terumbu karang pernah dilakukan di Indonesia. Berbagai metode yang pernah digunakan dalam kegiatan transplantasi antara lain metode jaring dan pecahan karang, metode rak jaring dan substrat buatan, metode substrat alami dan metode beton.

Floating Nursery merupakan suatu metode transplantasi dengan cara menempatkan karang transplantasi secara terapung atau tidak menyentuh dasar perairan.

Riset ini bertujuan untuk mengukur pertumbuhan mutlak dan persentase kelangsungan hidup karang jenis Acropora Formosa. Riset ini dilakukan selama tiga bulan di area Keramba Nusa Resto di Gosong Pramuka, Gugusan Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.

Desain Floating Nursery yaitu berupa dua buah rak transplantasi. Kedua rak tersebut diletakkan pada kedalaman yang berbeda dari permukaan laut. Rak 1 diletakkan pada kedalaman 2 meter, sedangkan Rak 2 pada kedalaman 4 meter. Setiap rak diisi sebanyak 24 buah fragmen karang yang sudah ditempelkan pada substrat buatan yang diletakkan di atas jaring yang dibentangkan menutupi rak berukuran 1 m x 1 m.

Perlakuan yang digunakan dalam riset ini yaitu adanya fragmen karang yang dibersihkan dan tidak dibersihkan pada fragmen karang dan substrat buatannya dari kotoran, alga serta biota yang berasosiasi. Perlakuan yang lain yaitu perbedaan kedalaman rak transplantasi yang diletakkan.

Hasil riset menunjukkan bahwa berdasarkan perlakuan pembersihan tidak menunjukkan perbedaan pada laju pertumbuhan mutlak rata-rata panjang dan lebar, namun ada perbedaan laju pertumbuhan mutlak rata-rata tinggi.

Selain itu, berdasarkan posisi kedalaman rak yang berbeda, pertumbuhan mutlak panjang, lebar dan tinggi pada fragmen karang menunjukkan adanya perbedaan yang nyata. Ini berarti menggunakan metode terapung (floating nursery) pada karang jenis Acropora formosa bisa menghasilkan persentase kelangsungan hidup yang tinggi hingga 100 persen. (FY/nm)

Pewarta: Oleh: Humas IPB/Muhammad Khoyrul Prasetyo dan Tim

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018