Bekasi, 14/12 (ANTARA) - Sejumlah tokoh adat dan sejarahwan Bekasi, Jawa Barat mengecam rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Batu Bara (PLTB) di Kecamatan Babelan oleh pemerintah setempat.
"PLTB tersebut kabarnya akan didirikan di atas Situs Buni yang menyimpan berbagai peninggalan penting Kerajaan Tarumanegara pada abad ke IV," ujar Sekretaris Jendral Badan Kekeluargaan Masyarakat Bekasi (BKMB) Bhagasasi Abdul Khoir di Bekasi, Jumat.
Bupati Bekasi Neneng Hasanah Yasin, kata dia, memberikan izin pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Batu Baru di lokasi situs Buni seluas 72 hektar.
Menurut dia, rencana itu mengundang reaksi keras sejumlah tokoh masyarakat, budayawan, dan sejarahwan di Bekasi karena benda-benda peninggalan sejarah yang masih tertanam di dalam tanah terancam lenyap oleh proses pembangunan fisik PLTB.
Menurut dia, Situs Buni di Kampung Buni Pasar Emas, Desa Buni Bakti , Kecamatan Babelan, merupakan kawasan penemuan benda-benda arkeologi.
Hasil penelitian di wilayah Kampung Buni Pasar Mas dan Buni Pendayakan menunjukkan adanya temuan berupa tembikar terdiri dari macam-macam bentuk dan ukuran berupa periuk, mangkuk berkaki, kendi dan tempayan.
Selain itu ditemukan adanya beliung persegi, artefak logam perunggu dan besi, gelang dari batu dan kaca, perhiasan emas, manik-manik, bandul jala dari terakota dan tulang belulang manusia.
"Selain itu, di Kampung Buni juga ditemukan alat-alat berupa kerang, periuk, tengkorak dan tulang manusia, gelang, manik-manik dalam berbagai bentuk dan warna. Cincin dalam berbagai ukuran, dan kapak persegi terbuat dari batu. Di Buni Wates ditemukan juga periuk berhia pada 1950-an sampai 1970-an," kata Khoir.
Sejarahwan Bekasi, Andi Sopandi, mengusulkan agar Pemkab Bekasi melakukan deteksi lahan menggunakan foto udara guna melihat lebih jelas lokasi-lokasi yang menjadi situs.
"Foto udara memiliki kelebihan dalam mendeteksi kesuburan tanah dan tanaman. Lahan situs akan nampak terlihat lebih hijau dan agak bercahaya dari atas udara. Kondisi itu terjadi karena tanah yang tua, banyak fosil memperkuat unsur hara, serta situs yang memiliki tambang batu bara," katanya.
Menurut dia, para tokoh adat, budayawan, dan sejarahwan Bekasi telah berkumpul untuk membahas persoalan itu di Sekretariat BKMB Bhagasasi Bekasi, Jalan RA Kartini, Bekasi Timur, Kota Bekasi, Jawa Barat.
"Saya harus lihat dulu lokasinya, apakah benar-benar di atas situs atau tidak. Tapi kami sarankan agar PLTB dibangun dengan radius maksimal 3 KM," katanya.
Andi F
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2012
"PLTB tersebut kabarnya akan didirikan di atas Situs Buni yang menyimpan berbagai peninggalan penting Kerajaan Tarumanegara pada abad ke IV," ujar Sekretaris Jendral Badan Kekeluargaan Masyarakat Bekasi (BKMB) Bhagasasi Abdul Khoir di Bekasi, Jumat.
Bupati Bekasi Neneng Hasanah Yasin, kata dia, memberikan izin pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Batu Baru di lokasi situs Buni seluas 72 hektar.
Menurut dia, rencana itu mengundang reaksi keras sejumlah tokoh masyarakat, budayawan, dan sejarahwan di Bekasi karena benda-benda peninggalan sejarah yang masih tertanam di dalam tanah terancam lenyap oleh proses pembangunan fisik PLTB.
Menurut dia, Situs Buni di Kampung Buni Pasar Emas, Desa Buni Bakti , Kecamatan Babelan, merupakan kawasan penemuan benda-benda arkeologi.
Hasil penelitian di wilayah Kampung Buni Pasar Mas dan Buni Pendayakan menunjukkan adanya temuan berupa tembikar terdiri dari macam-macam bentuk dan ukuran berupa periuk, mangkuk berkaki, kendi dan tempayan.
Selain itu ditemukan adanya beliung persegi, artefak logam perunggu dan besi, gelang dari batu dan kaca, perhiasan emas, manik-manik, bandul jala dari terakota dan tulang belulang manusia.
"Selain itu, di Kampung Buni juga ditemukan alat-alat berupa kerang, periuk, tengkorak dan tulang manusia, gelang, manik-manik dalam berbagai bentuk dan warna. Cincin dalam berbagai ukuran, dan kapak persegi terbuat dari batu. Di Buni Wates ditemukan juga periuk berhia pada 1950-an sampai 1970-an," kata Khoir.
Sejarahwan Bekasi, Andi Sopandi, mengusulkan agar Pemkab Bekasi melakukan deteksi lahan menggunakan foto udara guna melihat lebih jelas lokasi-lokasi yang menjadi situs.
"Foto udara memiliki kelebihan dalam mendeteksi kesuburan tanah dan tanaman. Lahan situs akan nampak terlihat lebih hijau dan agak bercahaya dari atas udara. Kondisi itu terjadi karena tanah yang tua, banyak fosil memperkuat unsur hara, serta situs yang memiliki tambang batu bara," katanya.
Menurut dia, para tokoh adat, budayawan, dan sejarahwan Bekasi telah berkumpul untuk membahas persoalan itu di Sekretariat BKMB Bhagasasi Bekasi, Jalan RA Kartini, Bekasi Timur, Kota Bekasi, Jawa Barat.
"Saya harus lihat dulu lokasinya, apakah benar-benar di atas situs atau tidak. Tapi kami sarankan agar PLTB dibangun dengan radius maksimal 3 KM," katanya.
Andi F
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2012