Sukabumi (Antaranews Megapolitan) - Bupati Sukabumi Marwan Hamami menginstruksikan Dinas Kesehatan setempat membentuk tim kejadian luar biasa (KLB) untuk menginvestigasi penyebab terjadinya penularan penyakit difteri.
"Tim tersebut bukan hanya melakukan investigasi di lokasi yang tengah terjadi, tetapi mengantisipasi sebaran dampak yang akan timbul dan terjadi di wilayah baru sehingga bisa lebih awal dilakukan antisipasi dan ditangani," katanya di Sukabumi, Minggu.
Menurutnya, sejak maraknya penyebaran difteri hingga berstatus KLB pihaknya sudah mengumpulkan perangkat daerah mulai dati camat, kepala desa, dinkes hingga kepala puskesmas se-Kabupaten Sukabumi.
Lanjut dia, kehawatirannya tentang wabah difteri yang terjadi di masyarakat perlu langkah dan upaya penanganan secara cepat agar wabahnya ini tidak menyebar.
Bahkan, secara tegas ia tidak mau lagi ada informasi camat, kades, petugas dinkes dan puskesmas tidak tahu persoalan yang terjadi dimasyarakat khususnya dalam penyebaran difteri. Selain itu, bagaimanapun juga camat sebagai pemegang kendali diwilayah tersebut harus bisa bertanggung jawab.
Tim KLB difteri ini pun harus rutin melakukan pemantauan dan pemeriksaan ke seluruh daerah di Kabupaten Sukabumi. Sehingga jika ada temuan atau gejala penyakit yang bisa menyebabkan kematian ini cepat ditangani.
"Penyebaran penyakit ini harus termonitor karena agar bisa diantisipasi dan ditekan angka penyebarannya. Dan jika ada ada warga yang diduga tertular agar segera ditindaklanjuti seperti diberikan perawatan di rumah sakit," tambahnya.
Marwan mengatan semua komponen pemerintah harus melakukan sosialisasi dan penangan bersama terhadap permasalahan - permasalahan yang tengah terjadi di masyarakat.
Tujuannya agar warga mengetahui apa itu difteri bagaimana penangannya hingga antisipasinya. Sebab hingga saat ini masih banyak masyarakat yang belum mengetahui gejala jika tertular penyakit ini.
Karena, jika pasien difteri telat mendapatkan perawatan medis dan pengobatan maka bisa menyebabkan kematiab. Belum lama ini, seorang bocah meninggal dunia karena positif mengidap difteri, korban meninggal setelah beberapa hari dirawat di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018
"Tim tersebut bukan hanya melakukan investigasi di lokasi yang tengah terjadi, tetapi mengantisipasi sebaran dampak yang akan timbul dan terjadi di wilayah baru sehingga bisa lebih awal dilakukan antisipasi dan ditangani," katanya di Sukabumi, Minggu.
Menurutnya, sejak maraknya penyebaran difteri hingga berstatus KLB pihaknya sudah mengumpulkan perangkat daerah mulai dati camat, kepala desa, dinkes hingga kepala puskesmas se-Kabupaten Sukabumi.
Lanjut dia, kehawatirannya tentang wabah difteri yang terjadi di masyarakat perlu langkah dan upaya penanganan secara cepat agar wabahnya ini tidak menyebar.
Bahkan, secara tegas ia tidak mau lagi ada informasi camat, kades, petugas dinkes dan puskesmas tidak tahu persoalan yang terjadi dimasyarakat khususnya dalam penyebaran difteri. Selain itu, bagaimanapun juga camat sebagai pemegang kendali diwilayah tersebut harus bisa bertanggung jawab.
Tim KLB difteri ini pun harus rutin melakukan pemantauan dan pemeriksaan ke seluruh daerah di Kabupaten Sukabumi. Sehingga jika ada temuan atau gejala penyakit yang bisa menyebabkan kematian ini cepat ditangani.
"Penyebaran penyakit ini harus termonitor karena agar bisa diantisipasi dan ditekan angka penyebarannya. Dan jika ada ada warga yang diduga tertular agar segera ditindaklanjuti seperti diberikan perawatan di rumah sakit," tambahnya.
Marwan mengatan semua komponen pemerintah harus melakukan sosialisasi dan penangan bersama terhadap permasalahan - permasalahan yang tengah terjadi di masyarakat.
Tujuannya agar warga mengetahui apa itu difteri bagaimana penangannya hingga antisipasinya. Sebab hingga saat ini masih banyak masyarakat yang belum mengetahui gejala jika tertular penyakit ini.
Karena, jika pasien difteri telat mendapatkan perawatan medis dan pengobatan maka bisa menyebabkan kematiab. Belum lama ini, seorang bocah meninggal dunia karena positif mengidap difteri, korban meninggal setelah beberapa hari dirawat di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018