Bogor (Antaranews Megapolitan) - Mantan Wakil Wali Kota Bogor periode 2008-2013 Achmad Ru`yat dan Zaenul Mutaqin mendaftarkan diri ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk mengikuti Pilkada dengan diiringi tim marawis yang melantunkan shalawat Nabi, Rabu sore.
Mereka tiba di KPU Kota Bogor pukul 15.48 WIB mengenakan baju warna putih dan logo RZ berwarna biru.
Pasangan ini diusung PKS, PPP dan Gerindra dengan total 16 kursi.
Setelah menyerahkan berkas daftar pencalonan dan daftar calon, KPU Kota Bogor menyatakan lengkap lalu diberikan berkas tanda terima berkas.
Ru`yat mengungkapkan alasannya tertarik untuk mencalonkan diri kembali dan muncul didetik-detik terakhir karena banyaknya aspirasi dari para ulama, partai politik garis bawah, serta masyarakat.
"Yang mengilhami saya tertarik maju lagi karena kekuasaan adalah sarana untuk melipatgandakan pelayanan kepada masyarakat," kata Ru`yat.
Menurutnya saat berkontestasi di Pilkada Oktober 2013 kalah dengan selisih yang sangat tipis, kurang dari satu persen atau sekitar 1.720 suara.
Walau selisih tipis, Ru`yat tidak melayangkan gugatan ke Mahkamah Konstitusi (MK) dan menerima putusan KPU, dan memberikan kesempatan pemenang untuk memimpin.
"Saya hormati dan berikan kesempatan untuk pemimpin terpilih. Menerima dengan rasa bahagia mudah-mudahan pemerintahan dapat berjalan dengan sebaik-baiknya," kata Ru`yat.
Tapi kata Ru`yat, faktanya terjadi kepenatan daya beli masyarakat, kepenatan oleh kemacetan dan kepenatan interaksi sosial.
"Ini yang mengapa kemudian saya tampil untuk menawarkan Kota Bogor jadi kota yang nyaman, kota jasa yang dikunjungi siapa saja dengan keragaman yang majemuk, karena ruang publik, ruang sosial. Kami ingin warga Kota Bogor bahagia," kata Ru`yat.
Sementara itu Ketua DPC PPP Zaenul Mutaqin yang juga bakal calon wakil wali kota mengatakan koalisi yang terbentuk dalam partai politik pengusungnya adalah koalisi bermodal.
"Artinya bermodal suara dari masing-masing partai. Tiga partai ini berpengaruh, Gerindra dengan enam kursi, PPP dan PKS dengan lima kursi masing-masing, dan lebih dari 160 ribu suara sah di Pileg lalu," kata Zainal.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018
Mereka tiba di KPU Kota Bogor pukul 15.48 WIB mengenakan baju warna putih dan logo RZ berwarna biru.
Pasangan ini diusung PKS, PPP dan Gerindra dengan total 16 kursi.
Setelah menyerahkan berkas daftar pencalonan dan daftar calon, KPU Kota Bogor menyatakan lengkap lalu diberikan berkas tanda terima berkas.
Ru`yat mengungkapkan alasannya tertarik untuk mencalonkan diri kembali dan muncul didetik-detik terakhir karena banyaknya aspirasi dari para ulama, partai politik garis bawah, serta masyarakat.
"Yang mengilhami saya tertarik maju lagi karena kekuasaan adalah sarana untuk melipatgandakan pelayanan kepada masyarakat," kata Ru`yat.
Menurutnya saat berkontestasi di Pilkada Oktober 2013 kalah dengan selisih yang sangat tipis, kurang dari satu persen atau sekitar 1.720 suara.
Walau selisih tipis, Ru`yat tidak melayangkan gugatan ke Mahkamah Konstitusi (MK) dan menerima putusan KPU, dan memberikan kesempatan pemenang untuk memimpin.
"Saya hormati dan berikan kesempatan untuk pemimpin terpilih. Menerima dengan rasa bahagia mudah-mudahan pemerintahan dapat berjalan dengan sebaik-baiknya," kata Ru`yat.
Tapi kata Ru`yat, faktanya terjadi kepenatan daya beli masyarakat, kepenatan oleh kemacetan dan kepenatan interaksi sosial.
"Ini yang mengapa kemudian saya tampil untuk menawarkan Kota Bogor jadi kota yang nyaman, kota jasa yang dikunjungi siapa saja dengan keragaman yang majemuk, karena ruang publik, ruang sosial. Kami ingin warga Kota Bogor bahagia," kata Ru`yat.
Sementara itu Ketua DPC PPP Zaenul Mutaqin yang juga bakal calon wakil wali kota mengatakan koalisi yang terbentuk dalam partai politik pengusungnya adalah koalisi bermodal.
"Artinya bermodal suara dari masing-masing partai. Tiga partai ini berpengaruh, Gerindra dengan enam kursi, PPP dan PKS dengan lima kursi masing-masing, dan lebih dari 160 ribu suara sah di Pileg lalu," kata Zainal.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018