Bogor (Antaranews Megapolitan) - Kabupaten Manggarai Barat sampai saat ini masih termasuk salah satu kabupaten yang tertinggal secara ekonomi bila dibandingkan dengan kabupaten-kabupaten lain di Indonesia.
Meski memiliki destinasi wisata yang mulai dikenal di kancah internasional, yakni Labuan Bajo yang terkenal dengan pulau komodonya, hal itu belum cukup untuk mengurangi pengangguran dan mengentaskan kemiskinan di Manggarai Barat yang saat ini masih sekitar 20 persen.
Karena itu, diperlukan strategi pembangunan yang terpadu dalam mendorong pengembangan sektor-sektor lain yang sesuai dengan potensi lokal guna melakukan percepatan pembangunan di Manggarai Barat.
Hal ini terungkap dalam pertemuan tim ahli dari Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM) Institut Pertanian Bogor (IPB) dengan Bupati Manggarai Barat beserta para Kepala Dinas di kantor Bupati Manggarai Barat.
Pada kesempatan tersebut, tim ahli yang terdiri dari Dr. Alim Slamet Setiawan, Farida Ratna Dewi, Annisa dan Nesti Handayani, memaparkan hasil survey potensi yang telah dilakukan sepanjang akhir Desember 2017 di seluruh kecamatan yang berada di Kabupaten Manggarai Barat.
Dalam paparannya, Alim menjelaskan, sejak ditetapkannya Pulau Komodo yang berada di Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) sebagai salah satu dari sepuluh kawasan wisata utama nasional, kunjungan wisawatan baik domestik maupun mancanegara meningkat tajam dalam dua tahun terakhir dan akan menjadi trend di tahun-tahun mendatang.
Peningkatan ini, menurutnya, memberi peluang dan tantangan bagi sektor-sektor lain dalam konteks pembangunan daerah yang bisa mendukung laju pertumbuhan di sektor pariwisata.
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh tim IPB, meningkatnya jumlah dan rata-rata lama tinggal wisatawan memerlukan pasokan yang memadai berupa produk-produk hasil pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan.
Tantangannya adalah kesiapan pemerintah daerah, pelaku usaha, dan sumber daya manusia di Kabupaten Manggarai Barat sendiri dalam merespon dan memenuhi kebutuhan tersebut, sehingga pariwisata bisa menjadi penggerak ekonomi sektor-sektor lain.
Sebenarnya, Kabupaten Manggarai Barat memiliki potensi sumber daya alam, kesuburan tanah, agroklimat dan topografi yang mendukung pengembangan pertanian dalam arti luas. Untuk pertanian misalnya, Kabupaten Manggarai Barat terkenal sebagai salah satu lumbung padi di NTT. Komoditas sayuran dan buah-buahan baik dataran tinggi maupun dataran rendah juga potensial dikembangkan di daerah ini. Sektor perkebunan banyak menghasilkan kelapa, cengkeh, kakao, vanili dan kopi manggarai yang sudah terkenal.
Sayangnya, potensi tersebut masih belum berkembang secara optimal. Oleh karena itu Bupati Manggarai Barat, Drs. Agustinus Ch. Dula mengatakan dirinya ingin sekali bekerja sama dengan IPB sebagai Perguruan Tinggi pertanian terbesar di Indonesia untuk sama-sama membangun Manggarai Barat.
Dalam pertemuan dengan tim ahli dari IPB, Bupati meminta agar segera dibuat Memorandum of Understanding (MoU) antara pihak PemerintahKabupaten Manggarai Barat dengan IPB sesegera mungkin.
"Kami sangat berharap IPB mau membantu kami melakukan akselerasi pembangunan di Kabupaten Manggarai Barat, karena kami yakin IPB memiliki pengetahuan dan teknologi yang bisa membantu kabupaten kami menjadi lebih maju," kata Dula.
Merespon undangan Bupati Manggarai Barat tersebut, ketua Departemen Manajemen FEM IPB, Dr. Mukhamad Najib mengatakan bahwa IPB selalu siap berkontribusi untuk kemajuan bangsa melalui pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat.
"Kerja sama dengan pemerintah daerah, termasuk dengan Kabupaten Manggarai Barat, merupakan bagian dari pengabdian kami sebagai sivitas akademika dalam mendorong kemajuan daerah-daerah di Indonesia. Oleh karena itu, kami sangat senang dan sangat terbuka dengan ajakan kerja sama dari pak bupati," katanya.
Menurut Najib, hasil pertemuan tim dengan bupati nantinya akan ditindaklanjuti dengan penandatanganan perjanjian kerja sama.
Najib menjelaskan, IPB sudah memiliki banyak perjanjian kerja sama dengan berbagai pemerintah daerah, jadi hal itu bukanlah hal yang sulit.
"Di samping itu memang membangun Indonesia dari daerah juga merupakan salah satu komitmen rektor kami, Dr Arief Satria. Insya Allah bulan Februari nanti kita akan selesaikan penandatanganan perjanjian kerja samanya," ujarnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018