Bogor (Antara Megapolitan) - Pusat Kajian Hortikultura Tropika (PKHT) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Institut Pertanian Bogor (IPB) dan PT Bogor Life Science and Technology (BLST) IPB dengan didukung oleh Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi - Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) RI meresmikan “Pusat Industri Bibit Buah Nusantara”.

Acara yang mengusung tema “Start Up  Industri Pengembangan Bibit Buah Tropis untuk Mendukung Program Nasional Revolusi Oranye” ini, digelar di Fruit Paradise – Pusat Nursery Buah Nusantara, Desa Curugrengdeng, Kecamatan Jalancagak,  Ciater, Subang, Jawa Barat (12/12).

Rektor IPB, Prof. Dr. Herry Suhardiyanto mengatakan pada tahun pertama program ini telah berhasil membangun “Pusat Bibit Buah Nusantara”, sebagai pondasi awal pelaksanaan program Revolusi Oranye secara nyata di lapangan.

Saat ini Pusat Bibit Buah Nusantara telah siap memberikan layanan untuk pengadaan bibit buah tempat varietas dan kualitas untuk melayani kebutuhan pengembangan kebun skala menengah dan skala besar; serta memberikan layanan konsultasi pembangunan kebun buah bagi para investor/pengusaha buah.    

Rektor menuturkan, seiring dengan pengembangan “Science Techno Park” menjadikan Pusat Bibit Buah Nusantara sebagai tempat berlangsungnya proses komersialisasi hasil inovasi bidang perbuahan dan wahana mempertemukan kepentingan para stakeholders Revolusi Oranye yang terdiri dari unsur  pemerintah, perguruan tinggi, industri dan komunitas di dalam karya nyata.

Pusat Bibit Buah Nusantara  akan dikelola secara profesional oleh PT Botani Seed Indonesia (Joint Operation antara anak perusahaan milik PT BLST - Holding Company milik IPB dengan PKHT LPPM IPB untuk memudahkan bekerja sama dengan dunia industri.

Rektor menegaskan bahwa upaya ini sangat membutuhkan kerja sama yang sangat erat antara berbagai instansi pemerintah, lembaga perguruan tinggi, dunia industri, dan komunitas buah Indonesia,  mengingat besarnya tugas yang diemban oleh IPB dan Gerakan Revolusi Oranye, yakni mengupayakan kemandirian konsumsi buah nasional, tidak bergantung pada impor serta menjadikan Indonesia sebagai salah satu  eksportir terbesar buah-buahan tropis di Asia Tenggara pada tahun 2025 dan dunia pada tahun 2045.

"Namun, kami meyakini bahwa hal tersebut dapat dicapai dengan kebersamaan kita semua," ujarnya.

Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi RI, Prof. Dr. Mohamad Nasir, menyampaikan, Pusat Bibit Buah Nusantra harus dapat menyiapkan bibit buah dengan mutu yang berkualitas. Terpenting adalah bagaimana menciptakan standardisasi mutu pada bibit dan buah yang dihasilkan.

Standardisasi mutu bibit dan buah menjadi penting untuk memasuki dunia pasar ekspor ke luar negeri. Maka harapannya Pusat Bibit Buah Nusantara dengan model Start Up  ini dapat menerapkan dan mengembangkan standardisasi serta dapat memenuhi permintaan bibit dalam skala besar dari luar maupun dalam negeri.

Sementara itu, Kepala PKHT LPPM IPB, Dr. Darda Efendi menjelaskan, tujuan utama dari Pusat Bibit Buah Nusantara adalah sistem produksi pembibitan buah yang terstandardisasi dengan infrastruktur yang memadai dan menjadi contoh sistem perbenihan/pembibitan buah nasional; membentuk Sistem Jaringan Produksi dan Pemasaran Bibit Buah Nasional dengan Para Penangkar di berbagai sentra produksi; serta melaksanakan produksi pembibitan buah varietas unggul bermutu yang memiliki prospek pasar nasional maupun internasional (ekspor dan subtitusi impor).

Ia menegaskan, bibit yang telah dikembangkan saat ini di Pusat Bibit Buah Nusantara terdiri dari durian, alpukat, lengkeng dan jeruk yang menggunakan mata tempel dari pohon induk terpilih, sedangkan pepaya callina dikembangkan dengan biji.

Pada saat ini Pusat Bibit Buah Nusantara telah memproduksi bibit pepaya callina hasil pemuliaan PKHT sebanyak satu juta benih; durian (varietas pelangi, matahari, montong) sebanyak 45 ribu bibit; alpukat (varietas wina dan kendil) sebanyak 25 ribu bibit; jeruk (varietas siam madu dan keprok batu 55) sebanyak 40 ribu bibit; dan lengkeng (varietas kateki dan itoh) sebanyak 40 ribu bibit.  

Pada tahun-tahun mendatang jumlah dan jenis bibit buah unggulan nasional yang terstandardisasi akan terus bertambah.                              

Pusat Bibit Buah Nusantara yang berlokasi di Ciater ini  secara fisik mempunyai luas awal pengembangan lima hektar, dengan total luas Green House 1.120 meter persegi, Net House  4.500 meter, serta dilengkapi  dengan irigasi secara mekanis sistem sprayer dan sprinkler. Pusat Bibit  Buah Nusantara ini didukung juga oleh Kebun Percobaan IPB Tajur dan mitra-mitra lembaga penelitian buah dan penangkar di berbagai sentra produksi.

Direktur PT BLST IPB, Dr. Meika Syahbana Rusli menyampaikan ke depan di lokasi Pusat Bibit Buah Nusantara selain dikembangkan sebagai lokasi program “teaching industry” dan berbagai bentuk pelatihan, juga akan dikembangkan lebih lanjut dan lebih luas menjadi “Fruit Paradise” yang merupakan percontohan orchard buah varietas unggul nasional, dan wahana eduagrotourism berupa wisata pendidikan, pertanian dan umum.

“Harapannya pada tahun-tahun mendatang Pusat Bibit Buah Nusantra akan mengembangkan aktivitasnya menjadi lokomotif pembangunan Industri  Buah Nasional yang mampu bersaing dengan negara-negara lain yang juga sangat agresif meningkatkan industri buahnya seperti Thailand, Malaysia, Vietnam, India, Pakistan dan Australia. Penerapan Teknologi di bidang pembibitan, budidaya dan pascapanen berbasis kawasan, serta program pemasaran yang berorientasi pada pemenuhan selera konsuman domestik dan internasional  menjadi kunci keberhasilan program ini,” tuturnya.

Hadir dalam peresmian Pusat Bibit Buah Nusantara ini di antaranya Bupati Subang,  Hj. Imas Aryumningsih; Bupati Banggai, Hj. Maryam Salat; Dirjen Penguatan Inovasi, Dr. Jumain Appe; Direktur Buah Florikultura, Dr. Saswo Edhy; Direktur PT Perkebunan Nusantara (PTPN VIII), Dr. Gunara; dan unsur pemerintah di lingkungan Kabupaten Subang. (AwL)

Pewarta: Oleh: Humas IPB

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017