Bekasi (Antara Megapolitan) - PT Pertamina EP Asset 3 Tambun Field bersama Pemerintah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, mulai memperkenalkan Ekowisata Hutan Mangrove Pantaimekar, Kecamatan Muaragembong.
"Saya senang Pertamina bisa menjadi bagian dari pengembangan ekowisata di Pantaimekar. Kami berharap kegiatan ini bisa tepat dan bisa memberikan manfaat yang besar kepada masyarakat di Pantaimekar," kata Field Manager PT Pertamina EP Aset 3 Tambun Field Chaidir Ambiya Amien di Muaragembong, Rabu.
Ekowisata Hutan Mangrove tersebut merupakan bentuk pemanfaatan kawasan pesisir dalam rangka program pengembangan kawasan mangrove di Desa Pantaimekar yang dibiayai oleh dana pertanggungjawaban sosial perusahaan (CSR) PT Pertamina EP Asset 3 Tambun Field pada 2017.
Ekowisata Hutan Mangrove yang berlokasi di Dusun 1 Kampung Muarajaya RT 01/RW01 Desa Pantaimekar, Kecamatan Muaragembong memiliki luas lahan sekitar 300 hektare dengan beragam varian flora dan fauna yang berkembang secara alami.
Ada dua jenis mangrove yang tumbuh di lokasi itu, masing-masing jenis sonneratia caseolaris atau pidada dan aveicennia alba atau piapi.
Sejumlah fauna juga telah lebih dulu menjadikan hutan mangrove itu sebagai habitat mereka di antaranya lutung jawa, raja udang juhu dan beragam varian burung.
Chaidir mengatakan ekosistem alam yang telah berjalan dengan alami itu merupakan potensi kawasan yang perlu dikembangkan menjadi destinasi wisata yang menarik bagi wisatawan.
"Kami melibatkan Dinas Pariwisata Kabupaten Bekasi, Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Citra Alam Bahari dan kalangan akademisi Universitas Diponogoro yang tergabung dalam Inspirasi Keluarga Kesemat (Ikamat) untuk proses pengembangan Ekowisata Hutan Mangrove ini," ujarnya.
Chaidir mengatakan, dana CSR yang digelontorkan pihaknya untuk kepentingan Ekowisata Hutan Mangrove ini berkisar Rp310 juta pada 2017.
"Kita memilih lokasi Desa Pantaimekar ini karena adanya kesamaan visi dan misi antara masyarakat, pemerintah daerah dan perusahaan kami. Kita harap project pengembangan kawasan mangrove di pesisir ini bisa terus bergulir pada tahun berikutnya," katanya.
Direktur Utama Yayasan Ikamat MM Faisal Firmansyah menambahkan, dana CSR PT Pertamina EP Asset 3 Tambun Field yang dikelola Pokdarwis baru merealisasikan 40 persen realisasi Ekowisata Mangrove Pantaimekar.
"Dana itu kami manfaatkan untuk pembuatan jembatan berbahan bambu dan kayu sepanjang 100 meter dari total 500 meter yang akan kita bangun. Project ini kita mulai sejak Agustus hingga November 2017," katanya.
Dia memperkirakan, pengembangan kawasan wisata mangrove hingga 100 persen membutuhkan nilai investasi sekitar Rp1,5 miliar.
"Kami masih menyisakan sejumlah kegiatan saat ini, di antaranya pendirian menara pandang setinggi 5 meter, dermaga ujung dan penambahan jembatan," katanya.
Sementara itu agenda soft launching Ekowisata Hutan Mangrove Pantaimekar Kegiatan soft launching dihadiri oleh Field Manager PT Pertamina EP Aset 3 Tambun Field Chaidir Ambiya Amien, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Bekasi Agus Trihono.
Juga hadir Camat Muaragembong Junaefi, Kades Pantaimekar Darman, Direktur Utama Yayasan Ikamat M Faisal Rachmansyah dan sejumlah perwakilan tokoh masyarakat setempat.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017
"Saya senang Pertamina bisa menjadi bagian dari pengembangan ekowisata di Pantaimekar. Kami berharap kegiatan ini bisa tepat dan bisa memberikan manfaat yang besar kepada masyarakat di Pantaimekar," kata Field Manager PT Pertamina EP Aset 3 Tambun Field Chaidir Ambiya Amien di Muaragembong, Rabu.
Ekowisata Hutan Mangrove tersebut merupakan bentuk pemanfaatan kawasan pesisir dalam rangka program pengembangan kawasan mangrove di Desa Pantaimekar yang dibiayai oleh dana pertanggungjawaban sosial perusahaan (CSR) PT Pertamina EP Asset 3 Tambun Field pada 2017.
Ekowisata Hutan Mangrove yang berlokasi di Dusun 1 Kampung Muarajaya RT 01/RW01 Desa Pantaimekar, Kecamatan Muaragembong memiliki luas lahan sekitar 300 hektare dengan beragam varian flora dan fauna yang berkembang secara alami.
Ada dua jenis mangrove yang tumbuh di lokasi itu, masing-masing jenis sonneratia caseolaris atau pidada dan aveicennia alba atau piapi.
Sejumlah fauna juga telah lebih dulu menjadikan hutan mangrove itu sebagai habitat mereka di antaranya lutung jawa, raja udang juhu dan beragam varian burung.
Chaidir mengatakan ekosistem alam yang telah berjalan dengan alami itu merupakan potensi kawasan yang perlu dikembangkan menjadi destinasi wisata yang menarik bagi wisatawan.
"Kami melibatkan Dinas Pariwisata Kabupaten Bekasi, Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Citra Alam Bahari dan kalangan akademisi Universitas Diponogoro yang tergabung dalam Inspirasi Keluarga Kesemat (Ikamat) untuk proses pengembangan Ekowisata Hutan Mangrove ini," ujarnya.
Chaidir mengatakan, dana CSR yang digelontorkan pihaknya untuk kepentingan Ekowisata Hutan Mangrove ini berkisar Rp310 juta pada 2017.
"Kita memilih lokasi Desa Pantaimekar ini karena adanya kesamaan visi dan misi antara masyarakat, pemerintah daerah dan perusahaan kami. Kita harap project pengembangan kawasan mangrove di pesisir ini bisa terus bergulir pada tahun berikutnya," katanya.
Direktur Utama Yayasan Ikamat MM Faisal Firmansyah menambahkan, dana CSR PT Pertamina EP Asset 3 Tambun Field yang dikelola Pokdarwis baru merealisasikan 40 persen realisasi Ekowisata Mangrove Pantaimekar.
"Dana itu kami manfaatkan untuk pembuatan jembatan berbahan bambu dan kayu sepanjang 100 meter dari total 500 meter yang akan kita bangun. Project ini kita mulai sejak Agustus hingga November 2017," katanya.
Dia memperkirakan, pengembangan kawasan wisata mangrove hingga 100 persen membutuhkan nilai investasi sekitar Rp1,5 miliar.
"Kami masih menyisakan sejumlah kegiatan saat ini, di antaranya pendirian menara pandang setinggi 5 meter, dermaga ujung dan penambahan jembatan," katanya.
Sementara itu agenda soft launching Ekowisata Hutan Mangrove Pantaimekar Kegiatan soft launching dihadiri oleh Field Manager PT Pertamina EP Aset 3 Tambun Field Chaidir Ambiya Amien, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Bekasi Agus Trihono.
Juga hadir Camat Muaragembong Junaefi, Kades Pantaimekar Darman, Direktur Utama Yayasan Ikamat M Faisal Rachmansyah dan sejumlah perwakilan tokoh masyarakat setempat.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017