Bekasi (Antara Megapolitan) - Dinas Kesehatan Kota Bekasi, Jawa Barat, menerima pasokan 143.265 vaksin dari Kementerian Kesehatan dalam rangka memutus mata rantai penyebaran penyakit difteri pada kalangan anak di wilayah setempat.
"Kiriman vaksin ini kami terima pekan lalu untuk kebutuhan vaksinasi ulang anak menyusul dikeluarkannya status kejadian luar biasa (KLB) difteri di Jawa Barat," kata Kepala Dinas KEsehatan Kota Bekasi Kusnanto di Bekasi, Minggu.
Ia memerinci kebutuhan vaksin itu bagi kalangan anak usia kurang dari 1 sampai dengan 5 tahun sebanyak 67.123 vaksin, anak di usia 5 s.d. 7 tahun sebanyak 13.301 vaksin, dan anak di atas 7 tahun sebanyak 74.841 vaksin.
"Totalnya sekitar 143.265 vaksin yang kami terima dari Kemenkes kemarin. Kegiatan ini sebenarnya sudah digelar sejak 11 Desember 2017," kata Kusnanto.
Jenis vaksin yang diberikan, di antaranya difteri, pertusis, tetanus (DPT), vaksin difteri tetanus (DT), vaksin tetanus difeteri (Td).
"Pelaksanaan vaksin difteri Fase I sampai Januari 2018, Fase II hingga Februari 2018, dan Fase III sampai Juni 2018," katanya.
Kusnanto mengatakan bahwa program vaksinasi tersebut saat ini kurang berjalan lancar menyusul masih adanya resistansi sebagian kalangan masyarakat terhadap vaksin.
"Saat ini masih ada kalangan masyarakat yang belum memahami peningnya vaksin, biasnaya kaitan dengan perdebatan halal atau haram, stigma tidak pentingnya vaksin bagi pertumbuhan anak dan lainnya," katanya.
Sepanjang Januari hingga Desember 2017, kata Kusnanto, terdapat sedikitnya 17 pasien terduga difteri yang ditangani pihaknya.
"Pada bulan Januari s.d. November ada sekitar 12 suspek difteri, sebanyak empat di antaranya positif disfteri namun sudah pulih dan sisanya negatif. Pada bulan Desember terdapat penambahan sekitar lima pasien suspek difteri yang sampai saat ini masih menunggu hasil cek laboratorium," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017
"Kiriman vaksin ini kami terima pekan lalu untuk kebutuhan vaksinasi ulang anak menyusul dikeluarkannya status kejadian luar biasa (KLB) difteri di Jawa Barat," kata Kepala Dinas KEsehatan Kota Bekasi Kusnanto di Bekasi, Minggu.
Ia memerinci kebutuhan vaksin itu bagi kalangan anak usia kurang dari 1 sampai dengan 5 tahun sebanyak 67.123 vaksin, anak di usia 5 s.d. 7 tahun sebanyak 13.301 vaksin, dan anak di atas 7 tahun sebanyak 74.841 vaksin.
"Totalnya sekitar 143.265 vaksin yang kami terima dari Kemenkes kemarin. Kegiatan ini sebenarnya sudah digelar sejak 11 Desember 2017," kata Kusnanto.
Jenis vaksin yang diberikan, di antaranya difteri, pertusis, tetanus (DPT), vaksin difteri tetanus (DT), vaksin tetanus difeteri (Td).
"Pelaksanaan vaksin difteri Fase I sampai Januari 2018, Fase II hingga Februari 2018, dan Fase III sampai Juni 2018," katanya.
Kusnanto mengatakan bahwa program vaksinasi tersebut saat ini kurang berjalan lancar menyusul masih adanya resistansi sebagian kalangan masyarakat terhadap vaksin.
"Saat ini masih ada kalangan masyarakat yang belum memahami peningnya vaksin, biasnaya kaitan dengan perdebatan halal atau haram, stigma tidak pentingnya vaksin bagi pertumbuhan anak dan lainnya," katanya.
Sepanjang Januari hingga Desember 2017, kata Kusnanto, terdapat sedikitnya 17 pasien terduga difteri yang ditangani pihaknya.
"Pada bulan Januari s.d. November ada sekitar 12 suspek difteri, sebanyak empat di antaranya positif disfteri namun sudah pulih dan sisanya negatif. Pada bulan Desember terdapat penambahan sekitar lima pasien suspek difteri yang sampai saat ini masih menunggu hasil cek laboratorium," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017