Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X tidak mempermasalahkan tanah kas desa atau milik kelurahan di empat kabupaten provinsi ini ditanami tanaman pangan, seperti jagung.
"Tanah kas desa saya kira tidak ada masalah untuk tanaman seperti ini, tidak ada masalah, yang penting lurah tahu," kata Gubernur DIY saat menghadiri kegiatan penanaman jagung di Dusun Klaras, Kelurahan Canden, Kabupaten Bantul, DIY, Sabtu.
Terdapat lahan tanah kas desa seluas lima hektare di Kelurahan Canden tersebut yang akan ditanami jagung dalam mendukung program Polri yaitu Penanaman Jagung Seluas Satu Juta Hektare pada tahun 2025.
"Yang penting (tanah kas desa) ditanami tanaman kebutuhan pokok pangan," kata Ngarso Dalem.
Baca juga: Kapolri bersama Gubernur DIY tanam jagung dukung program swasembada pangan
Baca juga: Bekasi siapkan 70 hektare lahan tanam jagung
Terkait dengan permintaan masyarakat Canden yang ingin menjadikan wilayahnya menjadi bagian dari Lumbung Mataram, Sri Sultan mengatakan, hal tersebut tergantung dari kepala desa atau lurah.
"Karena hakekatnya Lumbung Mataram itu yang disisihkan untuk tanaman pangan itu pembagiannya per pedukuhan yang jadi satu kawasan untuk menambah penghasilan daripada warga masyarakat per pedukuhan," kata Sultan.
Dengan demikian, tanaman pangan yang ditanam tersebut yang mempunyai nilai harga tinggi, namun kalau hanya tanaman kangkung maupun bayam bisa dilakukan di galengan atau pematang sawah saja.
"Dan itu mesti diajukan, kalau tanaman ini yang mengerjakan satu pedukuhan atau dua pedukuhan kan tidak ada masalah, nanti yang lain berikutnya tanaman lain, entah lombok atau apa, yang penting jadi satu kesatuan yang diusulkan itu," katanya.
Baca juga: Kapolri: Komitmen TNI-Polri dukung kebijakan program Presiden ketahanan pangan
Dengan demikian, Gubernur DIY mendorong pemanfaatan tanah kas desa untuk tanaman pangan, dan apabila untuk dijadikan sebagai lumbung pangan Mataram, perlu ada komitmen bersama para warga pedukuhan di kelurahan itu.
"Jadi perkara tanah kas desa tidak ada masalah. Dan kalau belum ada Lumbung Mataram, saya kira coba disatukan saja sama tanah yang lain, yang bisa jadi satu kesatuan tapi yang menentukan ditanam apa itu pedukuhan sendiri," katanya.
Editor : Naryo
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2025