Citeureup, Bogor, (Antara Megapolitan) - Pengrajin-pengrajin batik dari Desa Ciwaringin, Kabupaten Cirebon, mendeklarasikan Indobatik Ciwaringin sebagai sentra baru batik tulis ramah lingkungan dengan bahan pewarna alami.
"Berdirinya Indobatik Ciwaringin merupakan inisiatif dari pengrajin-pengrajin batik tulis untuk meningkatkan pemasaran batik tulis Ciwaringin," kata Direktur Eksekutif PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Kuky Permana kepada Antara di Citeureup, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu.
Kuky Permana pada Sabtu (9/12) menghadiri acara deklarasi Indobatik Ciwaringin bersama Ketua Yayasan Batik Jawa Barat Sendy Ramania Wurandani dan Kepala Departemen Teknik Kimia Universitas Gadjah Mada (UGM) Dr Moh Fahrurrozi.
UGM Yogyakarta adalah pihak yang digandeng Indocement, produsen semen "Tiga Roda" untuk memberikan pelatihan pembentukan pola secara intensif kepada pengrajin batik tulis ramah lingkungan di Ciwaringin.
Sentra batik tulis Ciwaringin sendiri terpusat di Blok Kebon Gedang Lor, Desa Ciwaringin, Kecamatan Ciwaringin, Kabupaten Cirebon, Jabar.
Kuky Permana menyatakan bahwa kegiatan itu dapat mendorong peningkatan pemasaran batik hasil karya pengrajin-pengrajin lokal.
"Kami harapkan dengan terbentuknya Indobatik Ciwaringin juga dapat menjadi tujuan wisata baru di Kabupaten Cirebon dan meningkatkan penjualan batik khas Ciwaringin, yaitu batik tulis ramah lingkungan karena menggunakan pewarna alami," katanya.
Sementara itu, General Manager Operation Pabrik Palimanan, Cirebon, Budiono Hendranata menjelaskan, terbentuknya Indobatik Ciwaringin merupakan bagian dari perjalanan panjang pengrajin-pengrajin batik dari Desa Ciwaringin.
Pada awalnya, pengrajin pengrajin lokal ini mengalami kesulitan di bidang pemasaran, produksi yang terbatas dan kualitas yang tidak konsisten.
Dengan kondisi seperti ini para pengrajin mulai mengalihkan pekerjaannya menjadi buruh industri dan petani sehingga mengancam punahnya suatu kearifan lokal.
Atas kondisi itu, katanya, pada 2012, Indocement memberikan sumbangsih dengan melaksanakan program tanggung jawab sosial dan lingkungan (CSR) berupa pelatihan membatik untuk meningkatkan konsistensi produk batik tulis Ciwaringin.
Selain itu, perusahaan juga memberikan pemahaman pengolahan limbah bagi pengrajin sehingga limbah dari pewarna alami saat ini dapat terkelola dengan baik dalam instalasi pengolahan air limbah.
Kemudian, perusahaan juga mengenalkan sistem koperasi kepada para pengrajin, hingga pada tahun 2014 terbentuklah Koperasi Anugrah Batik Ciwaringin.
Perusahaan juga melibatkan pemangku kepentingan lainnya seperti UGM Yogyakarta yang melatih pengrajin untuk pembentukan pola secara intensif.
Didasari kesiapan dan sebagai upaya meningkatkan daya saing, para pengrajin batik tulis pewarna alam dari Desa Ciwaringin kemudian mendeklarasikan terbentuknya Indobatik Ciwaringin.
Deklarasi yang berlangsung di Atrium Grage City Mall Cirebon ini juga dimeriahkan oleh pameran batik pewarna alami dan UMKM-UMKM kreatif mitra binaan PT Indocement lainnya.
Turut hadir pada acara ini antara lain dinas pemerintahan daerah terkait, akademisi, pelajar, pengusaha, tokoh batik, Dewan Kerajinan Nasional Daerah Kabupaten Cirebon, Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Cirebon, Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia (ASPPI) DPC Wilayah III Cirebon, Gabungan
Pengusaha Industri Tour & Travel Cirebon (GAPITT) Cirebon, dan perusahaan Ciayumajakuning serta masyarakat umum.
Menurut Kuky Permana, kegiatan deklarasi itu kembali menunjukkan langkah nyata kepedulian pihaknya akan pemberdayaan masyarakat dengan terus melakukan program tanggung jawab sosial dan lingkungan melalui praktik bisnis yang bijaksana.
Program ini juga sesuai dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals)
pada goals ke-1 yakni tanpa kemiskinan, dengan indikator membangun ketahanan masyarakat miskin dan mengurangi kerentanan mereka terhadap kejadian ekstrem terkait iklim dan guncangan ekonomi, sosial, lingkungan, dan bencana pada tahun 2030.
Ia menambahkan kampung batik tulis Ciwaringin diharapkan dapat menjadi pilihan wisata batik tulis Cirebon, selain batik Trusmi yang telah ada.
Batik tulis Ciwaringin, yang merupakan batik lokal disebutnya yang perlu dikembangkan karena memiliki ciri khas, baik motif maupun pewarnaannya yang alami sehingga Indocement berupaya ikut mengangkatnya agar bisa mendunia.
Batik tulis Ciwaringin sedikit agak berbeda dengan batik Cirebon secara umum karena ada sedikit pengaruh dari batik Jawa Tengah.
Sejumlah motif batik Ciwaringin yang sudah ada dan akan terus dikembangkan antara lain Lasem, tebu sekeret, liris, ganefo, kupu-kupu, pring sedapur, sapu jagat, godong rontogan, dorongan dan lainnya.
Ridwan Chaidir
(T.A035/B/R010/R010) 10-12-2017 11:41:46
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017
"Berdirinya Indobatik Ciwaringin merupakan inisiatif dari pengrajin-pengrajin batik tulis untuk meningkatkan pemasaran batik tulis Ciwaringin," kata Direktur Eksekutif PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Kuky Permana kepada Antara di Citeureup, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu.
Kuky Permana pada Sabtu (9/12) menghadiri acara deklarasi Indobatik Ciwaringin bersama Ketua Yayasan Batik Jawa Barat Sendy Ramania Wurandani dan Kepala Departemen Teknik Kimia Universitas Gadjah Mada (UGM) Dr Moh Fahrurrozi.
UGM Yogyakarta adalah pihak yang digandeng Indocement, produsen semen "Tiga Roda" untuk memberikan pelatihan pembentukan pola secara intensif kepada pengrajin batik tulis ramah lingkungan di Ciwaringin.
Sentra batik tulis Ciwaringin sendiri terpusat di Blok Kebon Gedang Lor, Desa Ciwaringin, Kecamatan Ciwaringin, Kabupaten Cirebon, Jabar.
Kuky Permana menyatakan bahwa kegiatan itu dapat mendorong peningkatan pemasaran batik hasil karya pengrajin-pengrajin lokal.
"Kami harapkan dengan terbentuknya Indobatik Ciwaringin juga dapat menjadi tujuan wisata baru di Kabupaten Cirebon dan meningkatkan penjualan batik khas Ciwaringin, yaitu batik tulis ramah lingkungan karena menggunakan pewarna alami," katanya.
Sementara itu, General Manager Operation Pabrik Palimanan, Cirebon, Budiono Hendranata menjelaskan, terbentuknya Indobatik Ciwaringin merupakan bagian dari perjalanan panjang pengrajin-pengrajin batik dari Desa Ciwaringin.
Pada awalnya, pengrajin pengrajin lokal ini mengalami kesulitan di bidang pemasaran, produksi yang terbatas dan kualitas yang tidak konsisten.
Dengan kondisi seperti ini para pengrajin mulai mengalihkan pekerjaannya menjadi buruh industri dan petani sehingga mengancam punahnya suatu kearifan lokal.
Atas kondisi itu, katanya, pada 2012, Indocement memberikan sumbangsih dengan melaksanakan program tanggung jawab sosial dan lingkungan (CSR) berupa pelatihan membatik untuk meningkatkan konsistensi produk batik tulis Ciwaringin.
Selain itu, perusahaan juga memberikan pemahaman pengolahan limbah bagi pengrajin sehingga limbah dari pewarna alami saat ini dapat terkelola dengan baik dalam instalasi pengolahan air limbah.
Kemudian, perusahaan juga mengenalkan sistem koperasi kepada para pengrajin, hingga pada tahun 2014 terbentuklah Koperasi Anugrah Batik Ciwaringin.
Perusahaan juga melibatkan pemangku kepentingan lainnya seperti UGM Yogyakarta yang melatih pengrajin untuk pembentukan pola secara intensif.
Didasari kesiapan dan sebagai upaya meningkatkan daya saing, para pengrajin batik tulis pewarna alam dari Desa Ciwaringin kemudian mendeklarasikan terbentuknya Indobatik Ciwaringin.
Deklarasi yang berlangsung di Atrium Grage City Mall Cirebon ini juga dimeriahkan oleh pameran batik pewarna alami dan UMKM-UMKM kreatif mitra binaan PT Indocement lainnya.
Turut hadir pada acara ini antara lain dinas pemerintahan daerah terkait, akademisi, pelajar, pengusaha, tokoh batik, Dewan Kerajinan Nasional Daerah Kabupaten Cirebon, Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Cirebon, Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia (ASPPI) DPC Wilayah III Cirebon, Gabungan
Pengusaha Industri Tour & Travel Cirebon (GAPITT) Cirebon, dan perusahaan Ciayumajakuning serta masyarakat umum.
Menurut Kuky Permana, kegiatan deklarasi itu kembali menunjukkan langkah nyata kepedulian pihaknya akan pemberdayaan masyarakat dengan terus melakukan program tanggung jawab sosial dan lingkungan melalui praktik bisnis yang bijaksana.
Program ini juga sesuai dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals)
pada goals ke-1 yakni tanpa kemiskinan, dengan indikator membangun ketahanan masyarakat miskin dan mengurangi kerentanan mereka terhadap kejadian ekstrem terkait iklim dan guncangan ekonomi, sosial, lingkungan, dan bencana pada tahun 2030.
Ia menambahkan kampung batik tulis Ciwaringin diharapkan dapat menjadi pilihan wisata batik tulis Cirebon, selain batik Trusmi yang telah ada.
Batik tulis Ciwaringin, yang merupakan batik lokal disebutnya yang perlu dikembangkan karena memiliki ciri khas, baik motif maupun pewarnaannya yang alami sehingga Indocement berupaya ikut mengangkatnya agar bisa mendunia.
Batik tulis Ciwaringin sedikit agak berbeda dengan batik Cirebon secara umum karena ada sedikit pengaruh dari batik Jawa Tengah.
Sejumlah motif batik Ciwaringin yang sudah ada dan akan terus dikembangkan antara lain Lasem, tebu sekeret, liris, ganefo, kupu-kupu, pring sedapur, sapu jagat, godong rontogan, dorongan dan lainnya.
Ridwan Chaidir
(T.A035/B/R010/R010) 10-12-2017 11:41:46
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017