Bogor (Antara Megapolitan) - Guru Besar Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof. drh. Ekowati Handharyani, PhD, APVet, menemukan beberapa patogen pada kelelawar buah di Indonesia yang berpotensi zoonosis.

“Patogen adalah organisme pembawa penyakit. Apabila berpotensi zoonosis artinya penyakit-penyakit tersebut dapat ditularkan dari hewan ke manusia,” ujar Prof. Ekowati.

Prof. Ekowati melakukan penelitian tentang kelelawar di Indonesia sejak tahun 2010. Guru Besar yang telah mengabdi di IPB sejak tahun 1979 tersebut fokus pada kelelawar besar pemakan buah.

Dari hasil penelitiannya ditemukan ada beberapa patogen jenis virus yang ada di kelelawar. Ia mengatakan bahwa patogen tersebut tidak menyebabkan sakit pada kelelawar itu sendiri, tapi patogen jenis virus ini diidentifikasi dapat menular kepada manusia.

Indonesia memiliki sekira seribu spesies kelelawar, mulai dari kelelawar besar dan kecil, pemakan buah maupun pemakan serangga.

Interaksi antara masyarakat dengan kelelawar pun masih tergolong tinggi, terutama di beberapa daerah di Indonesia seperti Sulawesi, Sumatera Barat, Jawa Barat dan Nusa Tenggara Timur.

Interaksi masyarakat dengan kelelawar tersebut berupa pencarian kelelawar untuk dijual dan dikonsumsi.

“Jika untuk keperluan dikonsumsi langsung memang dapat dipastikan patogen yang ada di kelelawar juga akan turut mati beberapa jam kemudian setelah kelelawarnya mati. Namun, interaksi masyarakat bukan hanya ketika kelelawar mati, melainkan dari hewan itu hidup. Jadi tetap perlu adanya sikap lebih hati-hati kepada hewan satu ini, karena penularan penyakitnya bisa melalui urin atau air kencing kelelawar dan air liurnya,” paparnya.

Dari keempat daerah yang telah diteliti, virus patogen berpotensi zoonosis ditemukan pada kelelawar dari Sulawesi dan Jawa Barat.

Adapun jenis virus yang ditemukan adalah jenis nipah dan kapang atau jamur. Kedua virus ini biasanya menginfeksi bagian hati. Jenis penyakit yang bisa ditimbulkan dari kedua virus tersebut jika menular ke manusia adalah penyakit radang otak dan radang paru-paru.

Bahaya yang tinggi dari penyakit yang ditimbulkan oleh virus tersebut membuat Prof. Ekowati mengimbau agar masyarakat lebih berhati-hati dalam menjaga kedekatan dengan kelelawar, terutama bagi masyarakat yang intensitas interaksinya tinggi dengan hewan tersebut.

 Ia juga berharap agar ada tindak lanjut dari pihak yang terkait untuk mengadakan sosialisasi kesehatan kepada masyarakat yang sering berinteraksi dengan kelelawar.(KHO/NM)

Pewarta: Oleh: Humas IPB/Prof. Ekowati

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017