Bogor (Antara Megapolitan) - Balai Besar Kesehatan Hewan (BBPKH) Cinagara perkuat upaya pencegahan penyakit hewan menular di sejumlah wilayah salah satunya di Kabupaten Serang, Provinsi Banten.

Menurut tenaga pengajar (Widyaiswara) BBPKH Cinagara, Sri Gatiyono, Rabu, upaya pencegahan dilakukan dengan memberikan bimbingan teknis tentang penanggulangan dan pengendalian penyakit hewan menular kepada petugas dinas pertanian setempat.

Sri mengatakan penyebaran penyakit hewan menular antara daerah di Indonesia kemungkinan terjadi lebih besar seiring dengan perubahan lingkungan global saat ini, dan derasnya lalu lintas niaga serta transportasi hewan terutama di darat dan laut.

"Kemungkinan ini harus dicegah, diantisipasi dengan melakukan upaya-upaya penanggulangan dan pengendalian," katanya.

Sebanyak 17 orang petugas Dinas Kesehatan Kabupaten Serang mendapat bimbingan teknis tentang upaya penanggulangan dan pengendalian penyakit hewan menular dari tenaga pengajar BBPKH Cinagara, Bogor, Jawa Barat.

Serang salah satu kabupaten yang ada di Provinsi Banten berada di ujung barat laut Pulau Jawa, berbatasan dengan Kabupaten Lebak, dan Pandeglang. Secara geografis menjadi daerah perlintasan antara wilayah. Termasuk perlintasan barang dan orang, dari Sumatera menuju Jawa atau sebaliknya.

Menurut Sri, munculnya berbagai letupan kejadian penyakit hewan menular yang mewabah di Indonesia, seperti Anthrax, Flu Burung, Brucelosis, tidak saja menimbulkan kerugian ekonomi peternak namun berdampak besar pada kehilangan peluang ekspor karena perdagangan antar negara telah menerapkan konsep resiko nol (zero risk).

Untuk mengantisipasi kemungkinan timbulnya wabah penyakit hewan, maka setiap daerah harus memiliki kemampuan untuk melakukan pengendalian, pencegahan, dan pemberantasan penyakit hewan secara dini sebelum penyebaran penyakit menjadi meluas dan intensitasnya meningkat.

"Peran petugas kesehatan hewan sebagai ujung tombak pembangunan peternakan dituntut untuk berkiprah dan memberikan kontribusinya dalam pencegahan, pengendalian, dan pemberantasan penyakit hewan," kata Sri.

Bimtek dilaksanakan selama tujuh hari dari tanggal 19 - 25 November 2017. Meteri diberikan antara lain tentang, Biosecurity, Vaksinasi pada hewan, penanggulangan dan pengendalian penyakit Anthrax, rabies, dan flu burung.

"Juga ada observasi lapangan ke Pusat Kesehatan Hewan Provinsi DKI Jakarta serta Pusat Kesehatan Hewan di Cianjur, tujuannya agar praktek dan teori sejalan, sehingga petugas lebih memahaminya," kata Sri.

Sri berharap melalui Bimtek tersebut petugas terkait memiliki pengetahuan dan keterampilan teknis dalam pengendalian, pencegahan dan pemberantasan penyakit hewan menular.

"Petugas diharapkan mampu melakukan pengendalian dan penanggulangan pemberantasan penyakit hewan menular di wilayah kerjanya khususnya di Kabupaten Serang," kata Sri.

Pewarta: Laily Rahmawaty

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017