Teheran, Iran (Antara/Xinhua-OANA/Antara Megapolitan-Bogor) - Korban musibah bencana gempa bumi di Iran terus bertambah, dan tercatat sudah lebih dari 210 orang. Ini Berita lengkapnya.

Jumlah korban tewas akibat gempa bumi dengan kekuatan 7,2 pada Skala Richter, Ahad malam (12/11), di sepanjang perbatasan Iran-Irak mencapai 214 dan cedera 2.504, kata stasiun televisi Iran pada Senin.

Gempa tersebut berpusat pada 32 kilometer di sebelah selatan Kota Halabja di Wilayah Kurdi Irak, tepat di seberang perbatasan Iran, kata laporan itu.

Guncangan terasa di beberapa provinsi Iran yang berbatasan Irak, termasuk Ibu Kota Iran, Teheran, serta di negara lain seperti Turki, Armenia, Arab Saudi, Kuwait dan Uni Emirat Arab (UAE).

Lebih dari 20 desa di Provinsi Kermanshah di Iran Barat telah rusak, dan pasokan air serta listrik terganggu.

Lebih dari 30 tim layanan darurat Iran telah dikirim ke wilayah yang diguncang gempa dan beberapa helikopter mengirim keperluan dasar, demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Senin sore. Juga terjadi gempa susulan di daerah tersebut, kata stasiun televisi Iran.

Media setempat melaporkan kekuatan gempa bervariasi dari 4,5 sampai 7,3 pada Skala Richter.

Esmail Najar, Kepala Organisasi Penanganan Bencana Nasional, mengatakan sejumlah orang yang cedera mungkin terjebak di bawah reruntuhan di Kabupaten Qasr-e-Shirin di Provinsi Kermanshah.

Iran adalah salah satu negara yang secara seismik aktif di dunia, dan dilintasi oleh beberapa lempeng utama gempa, yang mencakup sedikitnya 90 persen negeri itu. Akibatnya ialah gempa yang menghancurkan terus-menerus terjadi.

Gempa paling mematikan yang mengguncang dalam sejarah modern Iran terjadi pada Juni pada 1990 di Iran Utara. Gempa tersebut menewaskan tak kurang dari 37,000 orang dan menghancurkan Kota Besar Rudbar, Manjil dan Lushan, selain ratusan desa.

Di Irak, para pejabat kesehatan Kurdi mengatakan empat orang tewas di Irak dan sedikitnya 50 orang lagi cedera.

Guncang terasa ke wilayah selatan sampai Ibu Kota Irak, Baghdad, tempat banyak warga bergegas keluar rumah mereka dan gedung tinggi.

"Saya sedang duduk bersama anak saya untuk santap malam dan tiba-tiba bangunan 'menari di udara'," kata Majida Ameer, yang berlari ke luar gedung di Kabupaten Salihiya di Ibu Kota Irak bersama tiga anaknya. "Saya mula-mula mengira itu akibat ledakan bom kuat."

"Tapi kemudia saya mendengar semua di sekeliling saya berteriak, 'Gempa!'," kata wanita itu.

Pemandangan serupa terlihat di Erbil, Ibu Kota Wilayah Kurdi, dan di seluruh kota besar lain di Irak Utara di dekat pusat gempa.

Penerjemah: Chaidar.     

Pewarta:

Editor : M. Tohamaksun


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017