Bogor (Antara Megapolitan) - Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Institut Pertanian Bogor (IPB) didirikan pada tanggal 1 September 1963. FPIK IPB termasuk dalam lima fakultas pertama yang berdiri ketika peresmian IPB pada 1963, bersama empat fakultas lainnya yaitu Fakultas Pertanian, Fakultas Kedokteran Hewan, Fakultas Peternakan, dan Fakultas Kehutanan.

FPIK IPB terdiri dari lima departemen, yakni Departemen Budidaya Perairan (BDP), Manajemen Sumberdaya Perairan (MSP), Teknologi Hasil Perairan (THP), Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan (PSP), dan Ilmu dan Teknologi Kelautan (ITK).
 
Keberadaan FPIK penting dalam pembangunan pertanian di Indonesia. Dengan luas lautan Indonesia 5,9 juta kilometer persegi (km2), tentunya membutuhkan tenaga-tenaga untuk mengelola sumberdaya yang ada.

''Keberadaan FPIK penting dalam menghasilkan sains, teknologi, dan juga kebijakan untuk mengelola ruang perairan tadi,'' ujar Dekan FPIK IPB, Dr. Luky Adrianto.
 
Dikatakannya, seluruh perairan Indonesia, termasuk perairan laut juga mengandung sumber-sumber pangan yang berpotensi besar sebagai penyedia protein.

''Di sinilah peran FPIK dalam mengembangkan produk-produk pangan berprotein tinggi yang bersumber dari laut,'' imbuhnya.
 
Selain itu, FPIK juga terus mengembangkan produk-produk baru non-pangan sesuai dengan  perkembangan budaya dan zaman. Namun, kedua hal itu tidak akan cukup tanpa adanya pengembangan sains dan teknologi untuk menjamin keberlanjutannya.

Oleh karena itu, FPIK memiliki platform pengembangan sains dan teknologi dalam rangka mewujudkan ekosistem yang sehat, sistem produksi yang berkelanjutan, peningkatan nilai tambah, dan kesejahteraan masyarakat dan bangsa.
 
Dengan platform tersebut, FPIK IPB secara aktif membantu proses pengambilan keputusan, baik di tingkat daerah maupun pusat.  FPIK juga terus menghasilkan inovasi tiada henti yang hingga saat ini sudah menghasilkan lebih dari 60 inovasi.  

Pada tahun 2017, jumlah inovasi FPIK IPB mencapai 16 inovasi dari total sekitar 50 inovasi IPB yang masuk dalam Daftar Inovasi Indonesia paling Prospektif 2017. Hal ini menjadikan FPIK sebagai penghasil inovasi terbanyak di IPB.  
 
FPIK IPB saat ini memiliki 114 orang dosen dan 95 persen di antaranya adalah lulusan doktor. Dari jumlah tersebut, terdapat 25 orang doktor yang telah mencapai jenjang fungsional guru besar.  FPIK IPB memiliki jaringan yang luar biasa baik di dalam maupun luar negeri.

FPIK banyak berjejaring dengan LSM, pemerintah pusat dan daerah, maupun dengan luar negeri. Hal tersebut membuat FPIK diakui secara nasional dan internasional.
 
Lima departemen yang ada di FPIK terakreditasi A oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) dan empat departemen di antaranya sudah terakreditasi internasional yaitu tiga departemen berakreditasi internasional AUN (ASEAN University Network) dan satu departemen dari IMAREST (Institute of Marine Engineering, Sciences and Technology).

''Dari seluruh program studi ilmu perikanan dan ilmu kelautan di Indonesia, baru di IPB yang program studinya di lingkup ilmu perikanan dan kelautan telah berakreditasi internasional,'' terangnya.
 
Berbicara prestasi, FPIK IPB dinilai cukup konsisten dalam mengembangkan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) mengenai ilmu-ilmu perikanan dan kelautan.

Pada ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) 2017 ini misalnya, FPIK menyumbangkan 34 proposal PKM dan 9 diantaranya berhasil lolos ke Pimnas. FPIK juga merupakan fakultas dengan penulis kedua terbanyak jurnal ilmiah berindeks Scopus di tingkat IPB.
 
FPIK IPB sebagai institusi pendidikan telah menghasilkan alumni-alumni sukses baik dalam pemerintahan, bisnis, maupun bidang lainnya.

Sebagai contoh, ada empat orang alumni FPIK yang pernah menjabat menjadi menteri dalam Kabinet Pemerintahan RI, yaitu Ir. Priyadi Prapto Suhardjo (Menteri Keuangan Kabinet Persatuan, 2000-2001);  Prof. Dr. Rokhmin Dahuri (Menteri Kelautan dan Perikanan Kabinet Gotong Royong, 2001-2004); Dr. Mustafa Abubakar (Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Kabinet Indonesia Bersatu, 2009-2011); dan Dr. Adhyaksa Dault (alumni Pascasarjana FPIK IPB, Menteri Pemuda dan Olahraga pada Kabinet Indonesia Bersatu, 2004-2009).
 
Dalam bidang bisnis, Aang Permana sukses dalam mengembangkan bisnis Crispy Ikan. Tahun 2017 ini Aang Permana juga terpilih sebagai Wirausaha Muda Pemula Terbaik Peringkat 1 Tingkat Nasional yang diberikan oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga RI.  

Selain itu terdapat Ir. Abdul Aziz, MBA yang saat ini menjabat Ketua Himpunan Alumni FPIK (HA-FPIK) adalah seorang CEO dari PT Trans Corporation. “Jadi saya kira cukup banyak yang bisa dibanggakan dari FPIK,” ujarnya. (NIRS/NM)

Pewarta: Humas IPB/FPIK IPB

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017