Bogor (Antara Megapolitan) - Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan (BBPKH) Cinagara dan Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK) Cilotoh, Jawa Barat, bekerja sama dalam penyelenggaraan pelatihan untuk mewujudkan keamanan kesehatan nasional.
Kepala BBPKH Cinagara Rudy Rawendra di Bogor, Selasa, menyebutkan kompleksitas masalah kesehatan yang terjadi di tengah masyarakat menjadi tantangan bagi Indonesia seperti perubahan iklim global mengakibatkan pola penyakit ikut berubah.
Menurut dia, itulah yang mendasari kerja sama kedua balai lintas kementerian tersebut untuk bersama-sama mengatasi persoalan kesehatan di masyarakat yang berasal dari hewan.
"Persoalan kesehatan lainnya yang dihadapi kurangnya tenaga epidemiologi, penanganan penyakit belum terintegrsi, pelatihan kesehatan belum terstruktur, kerugian ekonomi akibat penyakit menular berbahaya maupun zoonosis," kata Rudy,
Menurut Rudy kolaborasi dengan BBPK Ciloto sangat diperlukan untuk menjawab tantangan kesehatan yang kian tinggi. BBPK selaku UPT di bawah Kementerian Kesehatan memiliki tugas pokok dan fungsi melaksanakan pendidikan serta pelatihan, pengembangan sumber daya manusia kesehatan masyarakat.
"BBPKH Cinagara sebagai UPT di bawah Kementerian Pertanian memiliki tugas melaksanakan pelatihan bidang kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner," katanya.
Sementara itu, menurut Kepala Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK) Ciloto Try Nugroho, untuk menjawab tantangan kompleksitas persoalan kesehatan perlu peran dua balai besar tersebut dalam bidang kesehatan.
"Adanya perubahan pendekatan dalam menghadapi permasalahan menjadi tuntutan, diperlukan pendekatan yang melibatkan lintas sektoral, multi disiplin ilmu dan mempertimbangkan aspek lingkungan," kata Tri.
Tri menjelaskan bentuk kegiatan kerja sama yang akan dilaksanakan bersifat lintas sektoral, melibatkan aspek manusia, hewan dan lingkungan. Kegiatan dilaksanakan secara bertahap diawali dengan melakukan penyusunan kurikulum yang bestandar.
Selanjutnya secafa kolaboratif menyelenggarakan berbagai pelatihan epidemiologi baik tingkat nasional, regional maupun Asia Tenggara.
"Kerja sama ini nantinya dapat terlaksana program pelatihan epidemiologi terapan yang sebanding dengan FETP dasar, menengah dan lanjutan," kata Tri.
Kerja sama kedua balai tersebut ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman antara Kepala BBPKH Cinagara Rudy Rawendra dengan Kepala BBPK Ciloto Tri Nugroho, di Ciloto, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, yang dilangsungkan Senin kemarin.
Sebelum penandatanganan dilakukan penjajakan awal oleh masing-masing balai dengan melakukan kunjungan kerja. Diawali kunjungan Kepala BBPK Ciloto ke BBPKH Cinagara, Jumat (29/9).
Kunjungan balasan dilakukan oleh Kepala BBPKH beserta jajaran eselon III dan IV serta para tenaga pengajar ke BBPK Ciloto, Senin (6/11) kemarin sekaligus penandatanganan nota kesepamahan tentang kerja sama penyelenggaraan pelatihan zoonosis dan "emerging diseases" dalam pengelolaan kesehatan terpadu (One Health).
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017
Kepala BBPKH Cinagara Rudy Rawendra di Bogor, Selasa, menyebutkan kompleksitas masalah kesehatan yang terjadi di tengah masyarakat menjadi tantangan bagi Indonesia seperti perubahan iklim global mengakibatkan pola penyakit ikut berubah.
Menurut dia, itulah yang mendasari kerja sama kedua balai lintas kementerian tersebut untuk bersama-sama mengatasi persoalan kesehatan di masyarakat yang berasal dari hewan.
"Persoalan kesehatan lainnya yang dihadapi kurangnya tenaga epidemiologi, penanganan penyakit belum terintegrsi, pelatihan kesehatan belum terstruktur, kerugian ekonomi akibat penyakit menular berbahaya maupun zoonosis," kata Rudy,
Menurut Rudy kolaborasi dengan BBPK Ciloto sangat diperlukan untuk menjawab tantangan kesehatan yang kian tinggi. BBPK selaku UPT di bawah Kementerian Kesehatan memiliki tugas pokok dan fungsi melaksanakan pendidikan serta pelatihan, pengembangan sumber daya manusia kesehatan masyarakat.
"BBPKH Cinagara sebagai UPT di bawah Kementerian Pertanian memiliki tugas melaksanakan pelatihan bidang kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner," katanya.
Sementara itu, menurut Kepala Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK) Ciloto Try Nugroho, untuk menjawab tantangan kompleksitas persoalan kesehatan perlu peran dua balai besar tersebut dalam bidang kesehatan.
"Adanya perubahan pendekatan dalam menghadapi permasalahan menjadi tuntutan, diperlukan pendekatan yang melibatkan lintas sektoral, multi disiplin ilmu dan mempertimbangkan aspek lingkungan," kata Tri.
Tri menjelaskan bentuk kegiatan kerja sama yang akan dilaksanakan bersifat lintas sektoral, melibatkan aspek manusia, hewan dan lingkungan. Kegiatan dilaksanakan secara bertahap diawali dengan melakukan penyusunan kurikulum yang bestandar.
Selanjutnya secafa kolaboratif menyelenggarakan berbagai pelatihan epidemiologi baik tingkat nasional, regional maupun Asia Tenggara.
"Kerja sama ini nantinya dapat terlaksana program pelatihan epidemiologi terapan yang sebanding dengan FETP dasar, menengah dan lanjutan," kata Tri.
Kerja sama kedua balai tersebut ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman antara Kepala BBPKH Cinagara Rudy Rawendra dengan Kepala BBPK Ciloto Tri Nugroho, di Ciloto, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, yang dilangsungkan Senin kemarin.
Sebelum penandatanganan dilakukan penjajakan awal oleh masing-masing balai dengan melakukan kunjungan kerja. Diawali kunjungan Kepala BBPK Ciloto ke BBPKH Cinagara, Jumat (29/9).
Kunjungan balasan dilakukan oleh Kepala BBPKH beserta jajaran eselon III dan IV serta para tenaga pengajar ke BBPK Ciloto, Senin (6/11) kemarin sekaligus penandatanganan nota kesepamahan tentang kerja sama penyelenggaraan pelatihan zoonosis dan "emerging diseases" dalam pengelolaan kesehatan terpadu (One Health).
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017