Bogor (Antara Megapolitan) - Mahasiswa Departemen Silvikultur Fakultas Kehutanan (Fahutan) Institut Pertanian Bogor (IPB); Mar'i Al Fauzan, Nur Badri, dan Tazkia A berhasil menjadi juara 3 dalam Lomba Debat Nasional Soil Festival di Bogor (6-7/10).
Kompetisi ini diadakan oleh mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Ilmu tanah (HMIT) Fakultas Pertanian (Faperta) IPB dengan mengusung tema ''Benang Kusut Permasalahan di Kawasan Karst''.
Dalam perlombaan ini mereka harus melawan sembilan finalis yang berasal dari beberapa perguruan tinggi di Indonesia, yaitu Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Sriwijaya (Unsri), Universitas Padjajaran (Unpad), dan Politeknik Negeri Medan.
Kesembilan finalis ini diseleksi dari esai sesuai tema yang telah dikirimkan kepada panitia.
Mar’i mengungkapkan bahwa basic ilmu dari peserta lain adalah ilmu tanah dan geologi lingkungan.
''Kami tidak pernah menyangka akan menjadi juara karena ini pertama kali kami mengikuti lomba debat. Kami berani mengikuti lomba debat ini karena didasari hasil kajian teman-teman dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fahutan IPB tentang Karst Kendeng. Kami mencoba menyampaikan dan memperjuangkan permasalahan tersebut,'' ujar Mar'i yang merupakan Kepala Divisi Kajian Strategi BEM Fahutan IPB.
Meskipun ini merupakan lomba debat pertama, sebelumnya Mar'i dan kedua temannya sering mengikuti lomba karya tulis ilmiah. Hal ini membuktikan bahwa mahasiswa IPB yang aktif berorganisasi tetap dapat berprestasi. (RJ/NM).
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017
Kompetisi ini diadakan oleh mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Ilmu tanah (HMIT) Fakultas Pertanian (Faperta) IPB dengan mengusung tema ''Benang Kusut Permasalahan di Kawasan Karst''.
Dalam perlombaan ini mereka harus melawan sembilan finalis yang berasal dari beberapa perguruan tinggi di Indonesia, yaitu Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Sriwijaya (Unsri), Universitas Padjajaran (Unpad), dan Politeknik Negeri Medan.
Kesembilan finalis ini diseleksi dari esai sesuai tema yang telah dikirimkan kepada panitia.
Mar’i mengungkapkan bahwa basic ilmu dari peserta lain adalah ilmu tanah dan geologi lingkungan.
''Kami tidak pernah menyangka akan menjadi juara karena ini pertama kali kami mengikuti lomba debat. Kami berani mengikuti lomba debat ini karena didasari hasil kajian teman-teman dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fahutan IPB tentang Karst Kendeng. Kami mencoba menyampaikan dan memperjuangkan permasalahan tersebut,'' ujar Mar'i yang merupakan Kepala Divisi Kajian Strategi BEM Fahutan IPB.
Meskipun ini merupakan lomba debat pertama, sebelumnya Mar'i dan kedua temannya sering mengikuti lomba karya tulis ilmiah. Hal ini membuktikan bahwa mahasiswa IPB yang aktif berorganisasi tetap dapat berprestasi. (RJ/NM).
Editor : Naryo
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017