Pakar Hubungan Internasional Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof Poppy Sulistyaning Winanti mengatakan bergabungnya Indonesia sebagai anggota penuh BRICS bakal meningkatkan daya tawar Indonesia di kancah internasional.
"Saya kira ini sebagai upaya Indonesia menaikkan posisi bargaining dengan posisi negara barat," kata Poppy dalam keterangannya di Yogyakarta, Selasa.
Selain memperkuat posisi diplomatik Indonesia di panggung global, dia menilai alasan masuknya Indonesia dalam BRICS tidak lepas dari upaya menaikkan posisi tawar kepada dunia barat.
Langkah itu, menurut dia, sekaligus sebagai upaya untuk mengantisipasi dampak domestik dari dari kebijakan Presiden terpilih AS Donald Trump nantinya.
Sebab, menurut dia, pengalaman selama ini komitmen-komitmen internasional yang akan dilakukan oleh Presiden Amerika Serikat tersebut tidak bisa diprediksi.
Baca juga: Wamenlu: Ancaman tarif AS tak secara khusus sasar BRICS
Baca juga: Istana: Keanggotaan RI di BRICS tak perlu khawatirkan Trump-AS
"Dunia barat di bawah bayang-bayang Amerika Serikat penuh ketidakpastian lagi dari sisi konteks global apalagi di bawah periode kedua kepemimpinan Donald Trump," ujar dia.
Meskipun demikian, Poppy masih mempertanyakan kekuatan BRICS sebagai alternatif forum ekonomi global.
Menurut dia, BRICS memiliki dua badan keuangan, yakni New Development Bank (NDB) dan Contingent Reserve Arrangement (CRA) yang diakui memang sedikit banyak akan bisa memberikan kontribusi dari sisi ekonomi.
Namun, Poppybmasih menyangsikan apakah dua badan keuangan itu mampu menggantikan peran IMF atau World Bank.
Baca juga: BRICS dan diplomasi ekonomi Indonesia
"Masih menjadi pekerjaan rumah yang perlu digali lebih dalam karena 80 persen negara di dunia masih menggunakan mata uang dolar dan apakah BRICS bisa menjadi alternatif," ucap dia.
Selain memperkuat Diplomasi Hubungan Internasional dengan bergabung di BRICS, menurut dia, pemerintahan Presiden Prabowo Subianto juga perlu memikirkan potensi dan dampak dari kebijakan BRICS terkait perubahan-perubahan di tingkat domestik.
"Memang tidak ada persyaratan yang dipenuhi dengan anggota lain di BRICS. Namun, proses aksesi Indonesia di OECD dan proses reformasi ekonomi di tingkat domestik perlu juga dipikirkan," imbuhnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2025