Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan perusahaan Power Pro Pre. Ltd. dalam pengelolaan sampah mengubah sampah rumah tangga menjadi produk bernilai ekonomi.  

Penandatanganan MoU dilakukan Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf bersama CEO Power Pro Pte. Ltd. Leiven Tsai di Gedung PBNU, Jakarta, Senin.    

"Perusahaan internasional yang unik karena mereka ini perusahaan yang berbisnis dalam bidang sampah. Mereka punya ilmu mengubah sampah menjadi emas. Sampah diperlakukan selayaknya sumber daya alam," ujar Gus Yahya.     

Gus Yahya mengatakan sampah rumah tangga kerap berakhir menjadi permasalahan besar setelah terakumulasi di tempat pembuangan akhir (TPA).    

Ia memandang sampah rumah tangga sudah sepatutnya diolah sejak di hulu atau rumah agar tidak menjadi bencana di kemudian hari. Kehadiran perusahaan Power Pro menjadi satu langkah maju agar sampah rumah tangga tidak hanya dapat diolah tetapi memiliki nilai ekonomi.     

PBNU, kata dia, menyambut baik kerja sama dengan perusahaan tersebut. Mereka memiliki ilmu dan teknologi yang sudah mereka terapkan diberbagai belahan dunia dalam pengolahan sampah rumah tangga.    

"Apa yang dirancang sebagai proyek kerja sama antara PBNU dan Power Pro adalah satu desain bisnis sampah yang melibatkan masyarakat dalam hal ini keluarga-keluarga," kata Gus Yahya.   

PBNU, kata Gus Yahya, memiliki sumber daya manusia yang besar. Program pengolahan sampah bernilai ekonomi ini bisa dipadukan dengan program-program yang telah berjalan di PBNU, seperti Gerakan Keluarga Maslahat.  

CEO Power Pro Pte. Ltd. Leiven Tsai mengatakan program bersama Power Pro dan PBNU membantu mempromosikan kewirausahaan sosial. Selain membantu masyarakat mengolah sampah, juga mendorong bisnis yang inovatif dan sesuai kebutuhan.  

Baca juga: RDF Plant Rorotan jadi fasilitas pengolahan sampah terbesar

Pewarta: Asep Firmansyah

Editor : Budi Setiawanto


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2025