Cibinong (Antara Megapolitan) - Kepala Departemen Pengawasan Pasar Modal 1B Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sugianto menyebutkan masyarakat Provinsi Jawa Barat terindikasi menjadi salah satu korban penipuan sektor keuangan syariah tertinggi di Indonesia.
"Bahwa investasi bodong kasus investasi itu banyak di sini (Jawa Barat)," kata Sugianto pada acara Keuangan Syariah Fair Bogor 2017 di Cibinong City Mall, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat.
Ia menjelaskan menurut hasil survei tingkat inklusi atau penggunaan sektor keuangan syariah Jawa Barat sebanyak 21 persen di atas nasional sehingga dikhawatirkan banyak pihak kurang bertanggung jawab yang menyalahgunakan kepercayaan tersebut.
Karena dari data literasinya atau pengetahuan maayarakat terhadap keuangan syariah sebanyak 7,79 persen yang jauh lebih sedikit dari tingkat penggunaan.
Yang artinya, kata dia, jika digambarkan dari jumlah 100 orang penduduk Jawa Barat baru sekitar delapan orang yang paham manfaat sektor keuangan syariah.
Sugiarto menyampaikan secara umum di Jawa Barat masyarakat mulai banyak mempercayakan keuangannya kepada sektor syariah namun tanpa pengetahuan yang cukup.
Hal tersebut dipengaruhi beberapa faktor yang salah satunya karena keuangan syariah yang tergolong baru di Indonesia sehingga perlu sosialisasi yang lebih gencar.
OJK sengaja mengadakan untuk memberi informasi perusahaan mana saja yang sudah terdaftar pada sistem informasinya melalui media daring.
Masyarakat bisa mengakses halaman web resmi OJK untuk memastikan perusahaan yang menawarkan jasa keuangan syariahnya aman atau tidak.
"Selain itu ada di media sosial kami juga, jadi diharapkan bisa meminimalisasi risiko peniupan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017
"Bahwa investasi bodong kasus investasi itu banyak di sini (Jawa Barat)," kata Sugianto pada acara Keuangan Syariah Fair Bogor 2017 di Cibinong City Mall, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat.
Ia menjelaskan menurut hasil survei tingkat inklusi atau penggunaan sektor keuangan syariah Jawa Barat sebanyak 21 persen di atas nasional sehingga dikhawatirkan banyak pihak kurang bertanggung jawab yang menyalahgunakan kepercayaan tersebut.
Karena dari data literasinya atau pengetahuan maayarakat terhadap keuangan syariah sebanyak 7,79 persen yang jauh lebih sedikit dari tingkat penggunaan.
Yang artinya, kata dia, jika digambarkan dari jumlah 100 orang penduduk Jawa Barat baru sekitar delapan orang yang paham manfaat sektor keuangan syariah.
Sugiarto menyampaikan secara umum di Jawa Barat masyarakat mulai banyak mempercayakan keuangannya kepada sektor syariah namun tanpa pengetahuan yang cukup.
Hal tersebut dipengaruhi beberapa faktor yang salah satunya karena keuangan syariah yang tergolong baru di Indonesia sehingga perlu sosialisasi yang lebih gencar.
OJK sengaja mengadakan untuk memberi informasi perusahaan mana saja yang sudah terdaftar pada sistem informasinya melalui media daring.
Masyarakat bisa mengakses halaman web resmi OJK untuk memastikan perusahaan yang menawarkan jasa keuangan syariahnya aman atau tidak.
"Selain itu ada di media sosial kami juga, jadi diharapkan bisa meminimalisasi risiko peniupan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017