Sabtu malam, 11 Januari 2025, dijadwalkan pelatih baru Timnas Sepakbola Indonesia, Patrick Kluivert asal belanda, mendarat di Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Cengkareng, Tangerang, Banten.
Kluivert akan dikontrak dua tahun dengan opsi perpanjangan kontrak, dengan target terdekat yaitu membawa Indonesia lolos ke Piala Dunia 2026. Salah satu legenda sepakbola dunia itu yang akan melatih dan mengarahkan timnas untuk mewujudkan impian tampil di Piala Dunia 2026 di Amerika Serikat dan Kanada.
Federasi Sepakbola Dunia (FIFA) telah membuat aturan baru bahwa jumlah negara yang tampil pada Piala Dunia 2026 bertambah menjadi 48 negara dari enam konfederasi berbeda. Berarti, jumlah wakil Asia yang berpartisipasi di Piala Dunia 2026 juga bertambah. Nah, tambahan negara tersebut ingin diisi oleh Indonesia melalui perjuangan Timnas Sepakbola.
Baca juga: Patrick Kluivert resmi pelatih baru timnas Indonesia
Dalam kurun sekitar dua bulan, Kluivert sangat dinantikan debut dan buktinya, saat Timnas menjamu Australia pada 20 Maret 2025 dan Bahrain pada 25 Maret 2025 di Stadion GBK Senayan, Jakarta. Kemudian melawan China dan Jepang pada Juni 2025.
Indonesia bersama Jepang, Australia, China, Arab Saudi, dan Bahrain berada di babak atau putaran ketiga grup C kualifikasi Piala Dunia 2026.
Sejauh ini, untuk sementara, Indonesia berada di peringkat ketiga dengan mengantongi enam poin, dari satu kali menang atas Arab Saudi 2-0, tiga kali seri saat melawan Arab Saudi 1-1, Bahrain 2-2, dan Australia 0-0, dan dua kali kalah dalam pertandingan melawan China 1-2 dan Jepang 0-4.
Peringkat pertama dan kedua di babak ketiga grup C ini, untuk sementara bertengger Jepang dan Australia.
Bila Timnas Indonesia ingin langsong otomatis tampil di Piala Dunia 2016 maka harus bisa merebut untuk duduk di peringkat 1 atau 2 di babak ketiga grup C ini. Bila tetap berada di peringkat ketiga atau bahkan keempat maka harus melewati jalan sedikit lebih panjang untuk tampil di babak atau putaran keempat. Bila berada di posisi kelima atau keenam maka ambyar semua impian Indonesia tampil di Piala Dunia.
Tak berpikir dua kali
Kluivert mengatakan dirinya tak berpikir dua kali saat ditawari pekerjaan menjadi pelatih tim Garuda. Indonesia memiliki potensi besar di dunia sepak bola dengan masyarakatnya yang sangat tergila-gila dengan dunia si kulit bundar.
“Saya sebenarnya langsung semangat, karena potensinya sangat besar. Indonesia negara dengan jumlah penduduk hampir 300 juta jiwa, banyak yang tergila-gila pada sepak bola,” kata Kluivert, dalam wawancara bersama media Belanda De Telegraaf, yang dikutip Rabu (8/1).
Ketika ditanya faktor apa yang membuat Indonesia tertarik kepadanya, Kluivert mengiyakan alasan dirinya ditunjuk karena memiliki nama besar. Mungkin saja faktor lain yang membuat Indonesia datang kepadanya adalah pengalamannya menjadi asisten pelatih, direktur teknik, hingga pelatih beberapa tim setelah pensiun pada 2008.
“Saya memahaminya melalui kombinasi pengalaman saya di sepak bola global, semangat saya, dan kualitas kepemimpinan saya,” kata pria kelahiran Amsterdam 48 tahun lalu itu.
Kluivert ingin bersama Timnas Indoneia lolos ke Piala Dunia meskipun tidak mudah berada di grup bersama Jepang, Australia, China, Arab Saudi, dan Bahrain, tapi empat pertandingan sebelum akhir kami punya tempat di tangan kami sendiri. “Kami berada di peringkat ketiga dan harus lolos ke Piala Dunia. finis di dua besar untuk mendapat tiket langsung. Nomor 3 dan 4 masih berpeluang,” katanya.
Baca juga: Profil kandidat pelatih baru timnas Patrick Kluivert
Ekspektasi
Pengamat sepak bola Tommy Welly menilai ekspektasi publik untuk melihat timnas Indonesia lolos ke Piala Dunia dapat terus dipelihara setelah adanya pergantian pelatih timnas dari Shin Tae-yong ke Patrick Kluivert.
Baca juga: Drakor Shin Tae-yong pun berakhir
Timnas saat ini masih berpeluang lolos ke Piala Dunia 2026 setelah menduduki posisi ketiga Grup C zona Asia dengan enam poin atau hanya tertinggal satu poin dari tim posisi kedua, Australia. Indonesia masih akan memainkan empat pertandingan lagi di fase kualifikasi putaran ketiga.
“Ekspektasi mimpi untuk lolos tidak apa-apa. Karena memang kan kalau bicara objektif, kalau dibuka dari gambaran saya saja, seperti di acara Catatan Demokrasi karena saya duduk di sebelah Bang Arya (Sinulingga), sebetulnya saya ragu kalau (lolos Piala Dunia) 2030 itu tertulis bahwa itu target,” kata sosok yang akrab disapa Towel itu pada acara diskusi Football Institute di Jakarta, Jumat (10/1).
“Tapi ini adalah mimpi yang dalam progresnya kok dapat. Ada opportunity-nya. Jadi apa boleh berekspektasi? Boleh,” lanjutnya.
Dalam pandangan Towel, ia pun belum tentu puas dengan penunjukan Kluivert sebagai nakhoda baru timnas. Namun ia menilai penggantian pelatih perlu dilakukan oleh PSSI karena tren negatif Shin Tae-yong harus dihentikan.
“Jadi saya melihat bahwa PSSI ini mengambil solusi terefektif karena selama ini dia lihat ada tiga kultur, tiga bahasa, Korea, Belanda naturalisasi, dan Indonesia, dan itu harus diakui, bukan seperti yang Jeje (penerjemah bahasa Korea, Jeong Seok-seo) omongin, Nova Arianto ngomongin bahwa tidak ada problem komunikasi. Problem lah,” tutur Towel.
“Bisa jadi itulah alasan memilih (pelatih dari) Belanda? Ini saya tidak bilang Patrick Kluivert dulu, mungkin untuk mengikis handicap, mengikis problematika itu. Yang dalam jumpa pers dibahasakan dengan sangat santun oleh Erick Thohir bahwa ada dinamika yang sangat kompleks,” ucapnya.
Meski mengakui bahwa Kluivert belum memiliki rekam jejak mumpuni sebagai pelatih, Towel juga memahami tantangan-tantangan yang dihadapi PSSI dalam merekrut pelatih asal Eropa, khususnya saat musim kompetisi reguler sedang berlangsung.
Baca juga: Ketua Umum PSSI: Pelatih baru timnas Indonesia akan dikontrak dua tahun
Dengan demikian, Towel menilai bahwa sudah tepat untuk menunjuk Kluivert sebagai pelatih utama dengan didampingi dua asisten yang cukup apik dalam urusan teknis, yakni Alex Pastoor dan Denny Landzaat.
“Berarti kiri-kanannya nanti juga akan menentukan, berarti konsep yang saya bayangkan seperti (Frank) Rijkaard di Barcelona. Jadi dia dapat Henk ten Kate yang input teknikalnya kuat. Atau seperti di Manchester City, di mana Pep Guardiola selalu didampingi sosok-sosok seperti Juanma Lillo, Enzo Maresca, termasuk Mikel Arteta,” katanya.
Gelora tampil di Piala Dunia tampaknya memang sangat terasa di dada para pecinta sepakbola di Tanah Air, bahkan barangkali ada yang sudah sampai ke kepala, yang hanya ingin merasakan bisa tampil di ajang paling bergengsi di dunia tersebut, sekaligus menjadi kehormatan negara.
Ketua Umum PSSI Erick Thohir pun punya gelora yang sama yakni mempercepat perwujudan impian bagi Timnas Indonesia untuk lolos ke Piala Dunia dari target awal tahun 2038 menjadi tahun 2026. Sebelumnya pada April 2023, Erick Thohir menyampaikan blueprint PSSI kepada FIFA, Timnas Indonesia memiliki ambisi tampil di Piala Dunia pada tahun 2038. Kini tidak lagi menanti terlalu lama. Peluang besar ada di depan mata, yakni pada 2025.
Ayo Garuda kepakkan sayapmu, terbanglah tinggi ke angkasa menggapai cakrawala dunia, dan mendarat mulus di lapangan hijau di Amerika Serikat dan Kanada pada 2025 mendatang. Semoga.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2025