Bogor (Antara Megapolitan) - Alat penangkapan ikan sintetis banyak dipilih nelayan karena berumur teknis tinggi. Namun dampaknya adalah banyaknya limbah alat penangkapan ikan yang tidak digunakan lagi di pemukiman nelayan dan alat penangkapan ikan yang rusak di daerah penangkapan ikan.
 
Sudah ada alat penangkapan ikan yang terbuat dari bahan alami yang umumnya terbuat dari serat tumbuhan, memiliki umur teknis relatif rendah dan bersifat degradable.

Namun belum ada penelitian yang menghitung kekuatan putus berbagai bahan alami tali untuk digunakan sebagai material alat penangkapan ikan.

Oleh karena itu tiga orang peneliti dari Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor (FPIK IPB) melakukan riset tentang kekuatan tali yang terbuat dari bahan alami.

Mereka adalah Diniah, Gondo Puspito dan Mokhamad Dahri Iskandar yang melakukan penelitian terhadap berbagai bahan alami tali dari serabut pandan laut, coir atau sabut kelapa, rami dan agel untuk digunakan sebagai material alat penangkapan ikan yang ramah lingkungan.

Sebelum diuji kekuatan putusnya, tim peneliti ini terlebih dahulu melakukan penguatan tali dari setiap bahan alami dengan cara merendam tali didalam larutan kitosan 1% selama 24 jam.

Hasil uji di laboratorium menunjukkan bahwa kekuatan putus tali pandan laut sebesar 115,91 kgf/cm², coir 133,09 kgf/cm² dan agel 438,97 kgf/cm².

Setelah direndam dalam kitosan 1% selama 24 jam, kekuatan putus bahan uji ada yang meningkat dan adapula yang menurun, yaitu kekuatan putus tali pandan laut 109,14 kgf/cm², coir 537,81 kgf/c²m, agel 421,27 kgf/cm² dan rami menjadi 801,18 kgf/cm².

Pemanjangan rata-rata dari tali berkisar antara 2,62 - 3,50 cm, setelah perlakuan perendaman di dalam kitosan pemanjangan berubah rata-rata menjadi 3,06 - 3,60 cm.(IR/Zul)

Pewarta: Humas IPB/Diniah dan Tim

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017