Bogor (Antara Megapolitan-Bogor) - Kementerian Perindustrian melalui Ditjen Industri Kecil dan Menengah menggelar forum diseminasi membahas peluang kerja sama internasional bagi industri kecil dan menengah (IKM) di Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu.
"Pemerintah selalu memberikan perhatian yang cukup besar terhadap perkembangan industri kecil dan menengah, khususnya dalam memasuki pasar bebas yang sudah kita hadapi sekarang," kata Dirjen Industri Kecil dan Menengah Kemenperin Gati Wibawaningsih.
Gati menyebutkan IKM dituntut tidak hanya memiliki pengetahuan mengenai ekspor dan Hak Kekayaan Intelektual (HKI), tetapi juga penting bagi aparat pembinanya untuk membuat kebijakan yang mendukung IKM untuk dapat ikut berperan dalam rantai pasar global.
"Pasar internasional kini tidak hanya berkembang secara tradisional melalui pameran, tetapi juga secara digital melalui e-commerce," kata Gati.
Menyikapi pentingnya meningkatkan kerjasama pembinaan Industri Kecil dan Menengah (IKM) dengan instansi pemerintah maupun asosiasi IKM, Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah (Ditjen IKM) Kementerian Perindustrian menggelar Forum Diseminasi Perkembangan Kerjasama Industri Internasional terkait Industri Kecil dan Menengah.
Forum tersebut bertujuan mendesiminasikan informasi terkait kerja sama internasional yang bermanfaat bagi pengembangan IKM dan menyusun dokumen rekomendasi untuk optimalisasi manfaat kerjasama internasional bidang IKM.
Peserta forum berasal dari kementerian dan lembaga terkait kerjasama internasional, serta asosiasi bidang industri.
Forum berlangsung selama dua hari 18-19 Oktober 2017. Pada hari pertama, Rabu (18/10) agenda yang dibahas terkait isu peluang kerjasama ekonomi internasional bagi industri kecil dan menengah dengan negara mitra, bilateral, multilateral dan regional serta kerjasama teknik untuk IKM.
Pada hari kedua, Kamis (19/10) akan dibahas isu iklim usaha, investasi dan fiskal bagi IKM. Selain itu, juga akan diadakan diskusi rekomendasi kerjasama IKM dengan negara mitra yang bertujuan untuk mengidentifikasi kebutuhan kerjasama di bidang industri kecil dan menengah, mengidentifikasi peluang-peluang kerjasama yang ditawarkan oleh negara mitra dan lembaga internasional, serta menyusun rekomendasi yang dapat digunakan untuk pemanfaatan kerjasama internasional.
"Memasuki pasar bebas, Industri Kecil dan Menengah dituntut memiliki pengetahuan mengenai ekspor dan Hak Kekayaan Intelektual (HKI)," kata Gati.
Menurutnya saat ini pemerintah juga terus berupaya meningkatkan citra IKM sebagai produk lokal yang menarik untuk pasar global.
Di era globalisasi dan perdagangan bebas lanjutnya, IKM menjadi sektor industri yang terus didorong sekaligus dilindungi oleh berbagai negara melalui sejumlah peraturan dan non-tariff barrier.
"Dalam sejumlah hasil perundingan internasional, IKM diharapkan dapat berpartisipasi dalam rantai nilai global," kata Gati. (ANT/BPJ).
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017
"Pemerintah selalu memberikan perhatian yang cukup besar terhadap perkembangan industri kecil dan menengah, khususnya dalam memasuki pasar bebas yang sudah kita hadapi sekarang," kata Dirjen Industri Kecil dan Menengah Kemenperin Gati Wibawaningsih.
Gati menyebutkan IKM dituntut tidak hanya memiliki pengetahuan mengenai ekspor dan Hak Kekayaan Intelektual (HKI), tetapi juga penting bagi aparat pembinanya untuk membuat kebijakan yang mendukung IKM untuk dapat ikut berperan dalam rantai pasar global.
"Pasar internasional kini tidak hanya berkembang secara tradisional melalui pameran, tetapi juga secara digital melalui e-commerce," kata Gati.
Menyikapi pentingnya meningkatkan kerjasama pembinaan Industri Kecil dan Menengah (IKM) dengan instansi pemerintah maupun asosiasi IKM, Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah (Ditjen IKM) Kementerian Perindustrian menggelar Forum Diseminasi Perkembangan Kerjasama Industri Internasional terkait Industri Kecil dan Menengah.
Forum tersebut bertujuan mendesiminasikan informasi terkait kerja sama internasional yang bermanfaat bagi pengembangan IKM dan menyusun dokumen rekomendasi untuk optimalisasi manfaat kerjasama internasional bidang IKM.
Peserta forum berasal dari kementerian dan lembaga terkait kerjasama internasional, serta asosiasi bidang industri.
Forum berlangsung selama dua hari 18-19 Oktober 2017. Pada hari pertama, Rabu (18/10) agenda yang dibahas terkait isu peluang kerjasama ekonomi internasional bagi industri kecil dan menengah dengan negara mitra, bilateral, multilateral dan regional serta kerjasama teknik untuk IKM.
Pada hari kedua, Kamis (19/10) akan dibahas isu iklim usaha, investasi dan fiskal bagi IKM. Selain itu, juga akan diadakan diskusi rekomendasi kerjasama IKM dengan negara mitra yang bertujuan untuk mengidentifikasi kebutuhan kerjasama di bidang industri kecil dan menengah, mengidentifikasi peluang-peluang kerjasama yang ditawarkan oleh negara mitra dan lembaga internasional, serta menyusun rekomendasi yang dapat digunakan untuk pemanfaatan kerjasama internasional.
"Memasuki pasar bebas, Industri Kecil dan Menengah dituntut memiliki pengetahuan mengenai ekspor dan Hak Kekayaan Intelektual (HKI)," kata Gati.
Menurutnya saat ini pemerintah juga terus berupaya meningkatkan citra IKM sebagai produk lokal yang menarik untuk pasar global.
Di era globalisasi dan perdagangan bebas lanjutnya, IKM menjadi sektor industri yang terus didorong sekaligus dilindungi oleh berbagai negara melalui sejumlah peraturan dan non-tariff barrier.
"Dalam sejumlah hasil perundingan internasional, IKM diharapkan dapat berpartisipasi dalam rantai nilai global," kata Gati. (ANT/BPJ).
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017