Bogor (Antara Megapolitan) - Kementerian Pertanian memaparkan sejumlah upaya yang dilakukan untuk melindungi petani cabai dan bawang merah dari jatuhnya harga jual petani, sekaligus membantah isu bahwa pemerintah abai terhadap nasib petani.

"Tidak benar pemerintah abai, ada kebijakan pemerintah untuk melindungi petani baik cabai maupun bawang merah, dengan harga acuan bawah sesuai dengan Permendag 27," kata Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Suwandi, usai kegiatan simposium kesembilan Green Base Fakultas Ekonomi Manajemen IPB, di Kampus Dramaga, Bogor, Jawa Barat, Sabtu.

Menurut Suwandi dengan adanya acuan bawah sesuai Permendag 27 tahun 2017, setelah itu pemerintah melakukan upaya-upaya untuk mempertahankan harga tersebut, lalu mengajak Bulog untuk membeli disaat harga jatuh.

"Itu langkah pertama," katanya.

Langkah berikutnya yang disiapkan oleh pemerintah yakni di setiap lokasi-lokSi sentra produksi yang harganya jatuh dibentuk kemitraan antara petani "chmpion" yang dibina oleh Kementan untuk dijadikan agen yang akan menangani tatat niaga produksi.

"Jadi sebagai kemitraan petani "champion" dengan pihak pedagang maupun industri," katanya.

Upaya ketiga, lanjutnya, mendorong pengolahan hasil pascpanen untuk menahan barang produksi pertanian supaya lebih lama dalam penyimpanan.

Menurutnya perlu hati-hati pula dalam melaporkan harga tersebut, karena harga bervariasi, baik jenisnya, sehingga perlu dipastikan harga cabai atau bawang merah jenis apa yang jatuh atau naik.

"Karena kalau harga cabai saat ini relatif baik, ka arah bagus," kata Suwandi.

Ia menyebutkan supaya tidak terjadi harga jatuh perlu dilakukan upaya di hulu melalui aspek pola tanam. Jadi, jangan sampai terjadi surplus berlebihan.

"Kita atur antar wilayah untuk pasokannya berapa yang harus ditanam supaya tidak terjadi kelebihan suplai, atau terjadi paceklik," katanya.

Menurutnya kebijakan yang dilakukan di hulu dengan menata pkla tanam dan menghilangkan paceklik sudah dilakukan sejak 2016. Hasilnya relatif bagus, karena disaat terjadi paceklik dilakukan penanaman cabai dan bawang merah di luar musim.

"Sekarang justru hasilnya terbalik. Dulu selama ini impor bawang merah, sekarang terbalik, kita malah ekspor," katanya.

Ekspor bawang merah telah dilakukan sebulan lalu dari Brebes ke Thailand, lalu dari Surabaya. Dan beberapa hari yang lalu Menteri Pertanian menyaksikan ekspor dari NTT ke Malaka, dan kemarin dari Enrekang.

"Jadi bagus, dari Enrekang ada 300 ton yang diekspor," katanya.

Suwandi menegaskan pemerintah dari dulu telah melakukan upaya untuk melindungi petani melalui pengaturan pola tanam. Sehingga kebutuhan dan produksi jadi seimbang. Terbukti saat lebaran tahun ini harga pasaran aman, walau ada fenomena bulanan musim terjadi untuk menjaga stabilitas harga.

"Aman yang kita maksudkan untuk konsumen ada harga acuan atas dan harga acuan bawah untuk petani. Jadi sama-sama kita lindungi," katanya.

Pewarta: Laily Rahmawaty

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017