Nairobi (Antara/Reuters/Antara Megapolitan-Bogor) - Aksi-aksi unjuk rasa di pusat kota dilarang. Ini berlaku di kota Nairobi, Kenya. Berikut berita lengkapnya.

Pihak berwajib di Kenya melarang aksi-aksi unjuk rasa di pusat kota Nairobi dan tempat-tempat lain yang mudah tersulut kekerasan sebagai usaha menjaga stabilitas menghadapi pemilihan presiden yang diulang.

Perintah tersebut yang dikeluarkan pada Kamis mencakup distrik-distrik bisnis di Nairobi, Kisumu, kota di bangian barat dan pelabuhan Mombasa. Aksi-aksi demonstrasi terjadi berkali-kali di daerah-daerah itu sejak Mahkamah Agung membatalkan pemungutan suara pada Agustus, dengan menyebut kesalahan-kesalahan prosedural yang terjadi dalam pilpres.

Oposisi utama, yang mengadakan pawai-pawai menyerukan reformasi dalam sistem pemungutan suara dan pemecatan para pejabat pemilihan presiden, mengatakan pihaknya akan turun ke jalan-jalan lagi pada Jumat, seperti yang dilakukan sejak Senin, kendati ada larangan tersebut.

Protes-protes merupakan hak dan dilindungi konstitusi, kata Dennis Onyango, juru bicara Raila Odinga, pemimpin oposisi.

Para politisi dan pegiat dari berbagai kalangan saling melemparkan ejekan dan tuduhan sejak keputusan yang dikeluarkan mahkamah, menimbulkan ketakutan-ketakutan terhadap terulangnya kembali kekerasan berbau etnis yang merenggut sekitar 1.200 jiwa setelah pemungutan suara tahun 2007.

Presiden Uhuru Kenyatta, yang kemenangannya dalam pilpres pada Agustus lalu dianulir oleh mahkamah, dijadwalkan akan maju lagi melawan Odinga pada 26 Oktober.

Tetapi pekan ini Odinga mengumumkan ia mundur dari pesta demokrasi itu akibat kegagalan untuk mereformasi komisi pemilihan presiden. Komisi itu menanggapi bahwa pemungutan suara akan tetap berlangsung dengan kertas-kertas suara berisi nama-nama kandidat seperti Odinga yang berlaga dalam pemungutan suara lalu.
    
Pertarungan politik

Sedikitnya 17 pengunjuk rasa dilarikan ke rumah sakit pada Rabu dengan luka-luka terkena peluru dan cedera-cedera lain, kata pekerja medis di Kisumu, yang menjadi benteng oposisi.

Oposisi telah menuding polisi menggunakan kekuatan berlebihan sementara pemerintah telah menuduh demonstran merusak properti milik pribadi.

Kantor berita Reuters melihat laporan mengenai kerumunan massa yang menyerang seorang personel polisi dengan batu dan tongkat dalam aksi protes di Homa Bay, kota di bagian barat dekat Kisumu. Marius Tum, perwira polisi di Homa Bay, mengatakan 14 orang telah ditahan dan didakwa karena menyerang dan ikut serta dalam perkumpulan yang ilegal.

Jubir Odinga tidak segera menanggapi permintaan mengomentari insiden tersebut.

Penerjemah: M. Anthoni.     

Pewarta:

Editor : M. Tohamaksun


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017