Bekasi (Antara) - Pemerintah Kota Bekasi, Jawa Barat, akan melengkapi kehadiran Stasiun Bekasi Timur di Jalan Ir H Djuanda dengan fasilitas penunjang pedestrian dan benton pembatas yang aman dari permukiman penduduk.
"Stasiun baru ini tidak jauh dengan Terminal Induk Bekasi Timur. Kita akan siapkan pedestrian yang baik untuk para pejalan kaki menuju stasiun kereta api," kata Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi di Bekasi.
Hal itu disampaikannya dalam pidato sambutan acara peresmian Stasiun Bekasi Timur dan KRL Bekasi-Cikarang oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Sabtu siang.
Menurut Rahmat, stasiun yang berdiri di atas lahan seluas 2 hektare itu masih perlu penambahan sejumlah sarana dan prasarana penunjang yang nyaman dan aman bagi masyarakat.
Salah satu hal yang menjadi perhatiannya adalah area pembatas peron kereta di sisi timur stasiun yang belum steril karena belum dilengkapi dengan beton pembatas dengan pemukiman penduduk sekitar.
"Saya sudah instruksikan Dishub dan instansi terkait lain di Kota Bekasi supaya dipasang beton pembatas sehingga stasiun benar-benar steril," katanya.
Rahmat mengatakan, stasiun yang dibangun menggunakan dana bantuan Pemerintah Jepang senilai total Rp2,3 triliun itu dinilai Rahmat perlu memperluas lagi area parkirnya.
Area parkir yang tersedia saat ini baru berkapasitas tampung 100 mobil dan 300 motor, sehingga Rahmat berencana akan kembali memperluas parkiran dengan membuka lahan lain di sekitarnya agar lebih luas lagi.
"Kita akan tambah parkirannya, sebab data yang saya terima, jumlah perjalanan masyarakat Bekasi menggunakan kereta listrik berkisar 150 ribu lebih per hari. Perlu fasilitas parkiran yang memadai," katanya.
Rahmat menambahkan, stasiun baru itu diharapkan mampu menjadi solusi kemacetan di sekitar Jalan Ir H Djuanda atau tepatnya di depan stasiun eksisting yang ada di Kelurahan Margajaya, Bekasi Timur.
Pihaknya memperkirakan, jumlah perjalanan penumpang KRL di stasiun eksisting akan terbagi jumlahnya ke Stasiun Bekasi Timur, karena sebagian penumpang adalah warga Kabupaten Bekasi.
"Kalau sebelumnya mereka turun di stasiun eksisting, nanti akan terbagi dengan adanya stasiun baru di Bekasi Timur, Cibitung dan Cikarang Pusat, sehingga kepadatan lalin di Jalan Ir H Djuanda bisa terkendali," katanya.
Rahmat juga mengucapkan rasa terimakasihnya kepada Menteri Perhubungan atas inisiatif pembangunan stasiun baru itu.
"Masyarakat Kota Bekasi mengucapkan terima kasih ada penambahan stasiun baru di sini, sebab warga kami sudah 2,6 juta jiwa. Komuter ke Jakarta kalau pagi 150 ribuan orang," katanya.
Ke depan, kata dia, Pemkot Bekasi juga akan mengoperasionalkan angkutan massal Bus TTranspatriotyang menyasar Stasiun Bekasi Timur.
"Armada ini akan bantu masyarakat kita menuju stasiun," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017
"Stasiun baru ini tidak jauh dengan Terminal Induk Bekasi Timur. Kita akan siapkan pedestrian yang baik untuk para pejalan kaki menuju stasiun kereta api," kata Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi di Bekasi.
Hal itu disampaikannya dalam pidato sambutan acara peresmian Stasiun Bekasi Timur dan KRL Bekasi-Cikarang oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Sabtu siang.
Menurut Rahmat, stasiun yang berdiri di atas lahan seluas 2 hektare itu masih perlu penambahan sejumlah sarana dan prasarana penunjang yang nyaman dan aman bagi masyarakat.
Salah satu hal yang menjadi perhatiannya adalah area pembatas peron kereta di sisi timur stasiun yang belum steril karena belum dilengkapi dengan beton pembatas dengan pemukiman penduduk sekitar.
"Saya sudah instruksikan Dishub dan instansi terkait lain di Kota Bekasi supaya dipasang beton pembatas sehingga stasiun benar-benar steril," katanya.
Rahmat mengatakan, stasiun yang dibangun menggunakan dana bantuan Pemerintah Jepang senilai total Rp2,3 triliun itu dinilai Rahmat perlu memperluas lagi area parkirnya.
Area parkir yang tersedia saat ini baru berkapasitas tampung 100 mobil dan 300 motor, sehingga Rahmat berencana akan kembali memperluas parkiran dengan membuka lahan lain di sekitarnya agar lebih luas lagi.
"Kita akan tambah parkirannya, sebab data yang saya terima, jumlah perjalanan masyarakat Bekasi menggunakan kereta listrik berkisar 150 ribu lebih per hari. Perlu fasilitas parkiran yang memadai," katanya.
Rahmat menambahkan, stasiun baru itu diharapkan mampu menjadi solusi kemacetan di sekitar Jalan Ir H Djuanda atau tepatnya di depan stasiun eksisting yang ada di Kelurahan Margajaya, Bekasi Timur.
Pihaknya memperkirakan, jumlah perjalanan penumpang KRL di stasiun eksisting akan terbagi jumlahnya ke Stasiun Bekasi Timur, karena sebagian penumpang adalah warga Kabupaten Bekasi.
"Kalau sebelumnya mereka turun di stasiun eksisting, nanti akan terbagi dengan adanya stasiun baru di Bekasi Timur, Cibitung dan Cikarang Pusat, sehingga kepadatan lalin di Jalan Ir H Djuanda bisa terkendali," katanya.
Rahmat juga mengucapkan rasa terimakasihnya kepada Menteri Perhubungan atas inisiatif pembangunan stasiun baru itu.
"Masyarakat Kota Bekasi mengucapkan terima kasih ada penambahan stasiun baru di sini, sebab warga kami sudah 2,6 juta jiwa. Komuter ke Jakarta kalau pagi 150 ribuan orang," katanya.
Ke depan, kata dia, Pemkot Bekasi juga akan mengoperasionalkan angkutan massal Bus TTranspatriotyang menyasar Stasiun Bekasi Timur.
"Armada ini akan bantu masyarakat kita menuju stasiun," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017