Bekasi, 6/11 (ANTARA) - Sebanyak 200 warga Kota Bekasi, Jawa Barat, memperoleh pelatihan kilat tenaga kerja untuk 12 keterampilan yang diselenggarakan organisasi sosial Gema Keadilan dan Dinas Tenaga Kerja, Selasa.

"Kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) di Kota Bekasi terbilang minim. Minimnya kompetensi itu pula yang kemudian membuat SDM Kota Bekasi kerap kalah bersaing saat akan memasuki dunia kerja," ujar Ketua Gema Keadilan Kota Bekasi, Ariyanto Hendrata, di Bekasi.

Menurut dia, kondisi itu mengakibatkan angka pengangguran Kota Bekasi tetap tinggi akibat SDM yang kalah bersaing dengan daerah lain meskipun berbagai perusahaan berdomisili di wilayah setempat.

Atas dasar itulah, pihaknya berinisiatif memberikan pelatihan yang digelar di Balai Rakyat dengan menggandeng pula Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Jawa Barat sebagai penyedia pelatih.

"Kami hanya sebagai fasilitator yang menjembatani Disnakertrans dengan masyarakat. Kebetulan ide kami membekali keterampilan kepada warga sejalan dengan program Disnakertrans," katanya.

Sebanyak 200 peserta berpartisipasi dalam pelatihan tersebut. Ada 12 bidang keterampilan yang dapat dipilih, mulai dari menjahit, perbaikan sepeda motor, perbaikan `handphone`, tata rias rambut, tata rias wajah, sulam tangan, tata boga, `pastry?, pengolahan hasil pangan, daur ulang limbah plastik dan kertas, serta membuat hantaran pengantin.

Ariyanto mengatakan, keterampilan yang diberikan, sengaja dipilih yang dapat dikembangkan mandiri oleh peserta setelah pelatihan. Jadi jika setelah pelatihan peserta tak memilih masuk ke dunia kerja, ia dapat mengembangkan sendiri keterampilan yang telah diterimanya tersebut untuk memulai berwirausaha.

"Tentu perlu suntikan modal untuk memulai wirausaha ini. Namun kami juga sampaikan kepada mereka beberapa akses mendapatkan pinjaman untuk modal," katanya.

Selain itu, pihaknya pun telah menjembatani peserta pelatihan dengan dunia kerja, salah satunya perusahaan yang siap menampung peserta pelatihan sulam tangan sebagai tenaga kerjanya.

Salah satu peserta pelatihan, Titi (28), mengaku amat terbantu dengan pelatihan ini. Dia mengikuti pelatihan tata boga dan mendapatkan tambahan banyak tambahan ilmu sebagai bekalnya mewujudkan cita-cita membuka restoran.

"Pelatihnya banyak memberikan tips seputar dunia boga yang saya rasa sangat berharga. Sebab tanpa tips dari ahlinya, ada saja masakan yang hasilnya kurang memuaskan setelah diolah," ujarnya.


Andi F

Pewarta:

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2012