Depok (Antara Megapolitan) - Perum Perumnas bersama PT Kereta Api Indonesia (KAI) meresmikan dimulai pembangunan rumah susun dengan konsep Transit Oriented Development (TOD) di Stasiun Pondok Cina Kota Depok, Jawa Barat.
"Pembangunan rusun ini untuk mempercepat pembangunan program satu juta rumah dan juga mengurangi angka blocking perumahan," kata Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, usai meresmikan pembangunan rusun di Stasiun Pondok Cina Depok, Senin.
Peresmian dimulai pembangunan rusun ini dilakukan oleh Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno, Direktur Utama Perumnas Bambang Triwibowo, dan Dirut PT KAI Edi Sukmoro.
Direktur Utama Perumnas Bambang Triwibowo mengatakan peresmian proyek TOD ini adalah yang kedua, setelah sebelumnya proyek yang sama berdiri di Stasiun Tanjung Barat.
Perumnas dan PT KAI, kata dia, akan mengoptimalisasi pemanfataan lahan strategis KAI untuk pengembangan kawasan yang terintegrasi dan inklusif berbasis TOD, terutama untuk ruang-ruang vertikal yang belum dimanfaatkan.
"Kami melihat animo masyarakat luar biasa pada TOD Tanjung Barat, sehingga kami segerakan proyek TOD kedua di Depok ini," katanya.
Bambang yakin penjualan rusun akan sukese seperti rusun TOD yang pertama yang dilaksanakan di Tanjung Barat, dari 1.232 unit, pendaftarnya sudah 115 persen.
Rusun di Stasiun Pondok Cina ini akan dilengkapi dengan lahan parkir, taman bermain anak, tempat ibadah, balai warga, klinik hingga pusat perbelanjaan. Rencananya pembangunan selesai dalam kurun waktu 20 bulan atau pada 2019.
Ia mengatakan, selain untuk memberikan kemudahan kepada masyarakat guna mendapatkan hunian yang terintegrasi dengan moda transportasi massal, hal ini juga merupakan bagian dari upaya mengurangi polusi di Jabodetabek.
Menurut dia, tujuannya satu adalah mengubah lifestyle penduduk Indonesia, Jabodetabek khususnya, untuk dapat menerapkan aktivitas harian yang ramah lingkungan dan efektif, sekaligus efisien dari sisi waktu dan biaya.
Rusun ini akan dibangun empat tower TOD dengan kapasitas 3.693 unit hunian yang dibagi menjadi dua tipe, yaitu tipe hunian 32 meter persegi dan 42 meter persegi. Sekitar 25 persen dari jumlah hunian, memang diperuntukkan masyarakat berpenghasilan rendah.
Adapun luas lahan yang digunakan untuk rusun seluas 27.706 meter persegi, dengan nilai investasi Rp1.45 triliun.
Untuk tipe 32 kisaran harga sebesar Rp220 juta, sedangkan tipe 42 berada pada kisaran Rp280 juta. Sekitar 25 persen dari jumlah hunian akan diperuntukkan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Menteri BUMN Rini Soemarno menyatakan sinergi antar-BUMN adalah bentuk komitmen nyata pemerintah menyediakan hunian layak dengan harga terjangkau, khususnya untuk masyarakat menengah bawah atau MBR.
Dirut PT KAI Edi Sukmoro menjelaskan kerja sama pembangunan rusun ini dilaksanakan pemanfaatan atas lahan PT KAI memperhatikan pola kerja sama jangka panjang sesuai dengan Permen BUMN No.: PER-13/MBU/09/2014 tentang Pedoman Pendayagunaan Aset Tetap BUMN.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017
"Pembangunan rusun ini untuk mempercepat pembangunan program satu juta rumah dan juga mengurangi angka blocking perumahan," kata Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, usai meresmikan pembangunan rusun di Stasiun Pondok Cina Depok, Senin.
Peresmian dimulai pembangunan rusun ini dilakukan oleh Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno, Direktur Utama Perumnas Bambang Triwibowo, dan Dirut PT KAI Edi Sukmoro.
Direktur Utama Perumnas Bambang Triwibowo mengatakan peresmian proyek TOD ini adalah yang kedua, setelah sebelumnya proyek yang sama berdiri di Stasiun Tanjung Barat.
Perumnas dan PT KAI, kata dia, akan mengoptimalisasi pemanfataan lahan strategis KAI untuk pengembangan kawasan yang terintegrasi dan inklusif berbasis TOD, terutama untuk ruang-ruang vertikal yang belum dimanfaatkan.
"Kami melihat animo masyarakat luar biasa pada TOD Tanjung Barat, sehingga kami segerakan proyek TOD kedua di Depok ini," katanya.
Bambang yakin penjualan rusun akan sukese seperti rusun TOD yang pertama yang dilaksanakan di Tanjung Barat, dari 1.232 unit, pendaftarnya sudah 115 persen.
Rusun di Stasiun Pondok Cina ini akan dilengkapi dengan lahan parkir, taman bermain anak, tempat ibadah, balai warga, klinik hingga pusat perbelanjaan. Rencananya pembangunan selesai dalam kurun waktu 20 bulan atau pada 2019.
Ia mengatakan, selain untuk memberikan kemudahan kepada masyarakat guna mendapatkan hunian yang terintegrasi dengan moda transportasi massal, hal ini juga merupakan bagian dari upaya mengurangi polusi di Jabodetabek.
Menurut dia, tujuannya satu adalah mengubah lifestyle penduduk Indonesia, Jabodetabek khususnya, untuk dapat menerapkan aktivitas harian yang ramah lingkungan dan efektif, sekaligus efisien dari sisi waktu dan biaya.
Rusun ini akan dibangun empat tower TOD dengan kapasitas 3.693 unit hunian yang dibagi menjadi dua tipe, yaitu tipe hunian 32 meter persegi dan 42 meter persegi. Sekitar 25 persen dari jumlah hunian, memang diperuntukkan masyarakat berpenghasilan rendah.
Adapun luas lahan yang digunakan untuk rusun seluas 27.706 meter persegi, dengan nilai investasi Rp1.45 triliun.
Untuk tipe 32 kisaran harga sebesar Rp220 juta, sedangkan tipe 42 berada pada kisaran Rp280 juta. Sekitar 25 persen dari jumlah hunian akan diperuntukkan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Menteri BUMN Rini Soemarno menyatakan sinergi antar-BUMN adalah bentuk komitmen nyata pemerintah menyediakan hunian layak dengan harga terjangkau, khususnya untuk masyarakat menengah bawah atau MBR.
Dirut PT KAI Edi Sukmoro menjelaskan kerja sama pembangunan rusun ini dilaksanakan pemanfaatan atas lahan PT KAI memperhatikan pola kerja sama jangka panjang sesuai dengan Permen BUMN No.: PER-13/MBU/09/2014 tentang Pedoman Pendayagunaan Aset Tetap BUMN.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017