Bogor (Antara Megapolitan) - Pemerintah Kota Bogor, Jawa Barat membentuk tim ekspedisi yang akan menelusuri arsip sejarah Bogor yang tersimpan di museum arsip maupun universitas yang ada di Belanda.

"Tim akan melanjutkan penelitian arsip sejarah Bogor, namanya Tim Ekspedisi Pakuan Pajajaran," kata Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto kepada wartawan di Bogor, Rabu.

Bima menyebutkan pengiriman tim ekspedisi yang terdiri dari Kepala Kantor Arsip dan beberapa orang lainnya ke Belanda merupakan tindak lanjut dari kunjungannya ke Universitas Leiden, Belanda beberapa waktu lalu.

Ia menjelaskan kunjungan ke Belanda sudah direncanakan jauh-jauh hari dengan niatan ingin mengumpulkan data-data tentang sejarah Bogor.

"Banyak perdebatan tentang hal-hal yang belum diketahui soal Pakuan Pajajaran dan sebagainya, gayung bersambut kita kedatangan perwakilan dari Perpustakaan Universitas Leiden yang menginformasikan koleksi terlengkap tentang Indonesia termasuk Bogor," kata Bima.

Dalam kunjungan perwakilan Perpustakaan Universitas Leiden, Bima menyampaikan kebutuhan Bogor untuk melengkapi hal-hal yang belum terungkap misteri tentang Bogor.

Koleksi arsip yang dimiliki Perpustakaan Universitas Leiden tentang Indonesia dan Bogor terlengkap dari Perpustakaan dan Arsip Nasional.



Ia mengatakan dari kunjungan ke Belanda terungkap pada saat kunjungan George Bush ke Bogor, Curator Insuler Southeast Asia pernah menggali data dari arsip nasional tentang kemungkinan ada terowongan dari Istana Bogor yang tersambung ke beberapa titik kota.

"Dan saya baru tahu itu, begitu banyak hal-hal terkait perencanaan kota yang bisa dibantu dengan dokumen," katanya.

Menurut Bima urgensi penelusuran arsip sejarah Bogor terkait banyak hal kebutuhan perencanaan kota yang bisa dibantu dengan dokumen dari arsip di Belanda.

"Soal terowongan itu dicari di arsip nasional tidak ada, tapi dari perbincangan warga isu itu selalu ada," kata Bima.

Menelusuri hal itu, sebelum berangkat ke Belanda, Bima membentuk tim kerja sama dengan pihak arsip dan budayawan untuk memberikan daftar belanja "shopping list" dokumen arsip apa saja yang akan diboyong dari Belanda.

"Singkat kata kami berkunjung dan melakukan MoU, jadi Bogor punya akses tak terbatas untuk menyedot berbagai data dari Belanda," kata Bima.

Hasil kunjungan ke Leiden Belanda, Bima mengaku mendapat banyak hal-hal menarik seperti foto-foto Bogor yang belum pernah dimiliki oleh Pemerintah Kota.

Kota Bogor dihadiahi foto desain awal Istana Bogor yang belum pernah terwujud yang dibikin tahun 1817.

"Jadi ini foto desain awal Istana Bogor yang belum pernah tewujud. Ada dugaan mungkin waktu itu masih penunjukkan langsung, yang menang tender bukan rancangan ini," kata Bima dengan nada bercanda.

Selain itu pihak Leiden juga menghadiahi Pemkot Bogor beberapa foto dengan resolusi tinggi seperti foto Paviliun Paledang tahun 1906, foto jembatan yang melintasi Sungai Cisadane tahun 1908, Masjid Empang tahun 1809, Mantarena tahun 1900, dan kawasan Kampus IPB Baranangsiang tahun 1940.

Bima mengatakan Pemkot Bogor membutuhkan banyak sekali data. Dari semua data di daftar belanja yang telah disusun oleh tim budayawan, Leiden menyimpan lebih dari jumlah kebutuhan tersebut.

"Jadi ini proyek jangka panjang, untuk mengungkap semua arsip sejara Bogor," katanya.

Luaran yang diharapkan dari ekspedisi penelusuran arsip sejarah Bogor lanjut Bima, yang pertama bisa mengetahui tentang sejarah Bogor. Kedua menjadi material dari Museum Bogor yang akan didirikan.

"Perpustakaan akan pindah ke gedung bekas gedung DPRD, akan ada semacam museum Bogor dan sebagainya. Secara bertahap kita akan bangun," katanya.

Bima menambahkan penelusuran arsip sejarah Bogor penting dalam konteks penguatan salah satu identitas sebagai kota heritage, sekaligus dalam proses perencanaan kota kedepannya.

"Penelurusan ini menjadi penting dalam kaitan bagaimanan nanti perencanaan kota ke depan bisa selaras dengan identitas kita sebagai kota heritage (pusaka)," kata Bima.

Pewarta: Laily Rahmawaty

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017